IDPOST.ID – Seorang ulama dan pemerhati budaya, Yai MIM, mengaku diusir dari lokasi lomba patrol di Kampung Ndesan, Kota Malang, pada Sabtu (23/8/2025).
Pria yang memiliki nama asli Imam Muslimin (59) ini menduga pengusiran tersebut terjadi karena penampilannya yang mengenakan jubah dan sorban, yang merupakan identitas keulamaannya.
Yai MIM, yang juga mengklaim sebagai keturunan ke-6 Sunan Ampel dan Sunan Bonang, menyatakan kekecewaannya atas insiden tersebut.
Ia datang ke lokasi lomba dengan niat baik, yaitu untuk membagikan dana sebesar Rp 1 juta kepada setiap peserta lomba.
Niat mulia ini disampaikan langsung oleh istrinya, Inez (Rosida Vignesvari), yang selalu mendampingi Yai MIM.
“Sudah saya jelaskan bahwa saya mencintai kegiatan lomba seperti ini dan saya warga Karangbesuki, namun petugas keamanan lomba tetap saja tidak mau mendengar,” kata Yai MIM, yang berdomisili di RT 07/RW 05, Kelurahan Karangbesuki.
Menurut Yai MIM, pakaian yang ia kenakan adalah bagian dari tradisi dan budaya yang seharusnya dihargai, bukan menjadi alasan untuk diskriminasi.
“Saya hadir dengan pakaian yang merupakan identitas dan tradisi keulamaan, justru diduga menjadi alasan saya tidak diterima di lokasi lomba di Kampung Ndesan tersebut,” ujarnya.
Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya dan identitas di tengah masyarakat.