IDPOST.CO.ID – Dengan kehadiran Kim Jong Un, Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea Utara berhasil meluncurkan rudal balistik hipersonik jarak menengah Hwasong-16B dalam peluncuran pertamanya.
Vektor baru ini menampilkan kendaraan hipersonik yang baru-baru ini dikembangkan, menandai kemajuan signifikan negara Asia tersebut dalam teknologi ini.
Media resmi Korea Utara, Rodong Sinmun, menyoroti pernyataan Kim Jong Un yang menyatakan bahwa Hwasong-16B merupakan senjata serangan strategis yang kuat lainnya, yang menunjukkan bahwa semua jenis rudal, mulai dari tingkat taktis hingga strategis, dapat diubah menjadi berbahan bakar padat dengan kemampuan senjata nuklir dan hulu ledak yang dapat bermanuver.
Selama uji coba terbaru, Korea Utara merinci bahwa rudal balistik hipersonik Hwasong-16B baru ini berhasil mencapai jarak 1.000 kilometer, mencapai ketinggian maksimum 101,1 kilometer sebelum menurun, dan terbang pada ketinggian 44,9 mil (sekitar 72,3 kilometer).
Hwasong-16B menekankan tiga prinsip yang diinginkan Korea Utara untuk vektor balistiknya menyerang musuh-musuhnya dengan cepat, akurat, dan kuat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Korea Utara berhasil memajukan pengembangan mesin bahan bakar padat, yang menawarkan fleksibilitas lebih besar dibandingkan dengan propelan bahan bakar cair.
Rudal balistik baru ini menggunakan kendaraan transporter-erector-launcher (TEL) tujuh poros, mirip dengan yang digunakan beberapa bulan lalu.
Salah satu kekhasan TEL ini adalah kompartemen yang menampung kendaraan hipersonik (HGV). Saat ini, Korea Utara belum memberikan rincian mengenai HGV.
Uji coba Hwasong-16B diikuti oleh beberapa negara di kawasan. Dalam kasus Jepang, Kementerian Pertahanannya mengklarifikasi bahwa rudal hipersonik Korea Utara yang baru hanya mampu terbang sekitar 650 kilometer.
Sementara itu, perkiraan yang dibuat oleh Korea Selatan menyimpulkan bahwa proyektil tersebut hampir tidak melebihi 600 km.
Dengan masih berlangsungnya pengembangan kendaraan luncur hipersonik dan kendaraan bermanuver, Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea Utara diperkirakan akan terus melakukan uji peluncuran, meskipun ada tekanan dan peringatan dari tetangga regional dan, terutama, Amerika Serikat.