Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Calon Ketum PMII Blitar, Riski Fadila, Usung Visi PMII sebagai Laboratorium Intelektual Profesional

×

Calon Ketum PMII Blitar, Riski Fadila, Usung Visi PMII sebagai Laboratorium Intelektual Profesional

Sebarkan artikel ini
Calon Ketum PMII Blitar, Riski Fadila, Usung Visi PMII sebagai Laboratorium Intelektual Profesional

IDPOST.ID – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) didorong untuk bertransformasi menjadi laboratorium gerakan yang melahirkan intelektual profesional sekaligus menjadi basis transformasi sosial.

Gagasan ini diusung oleh calon Ketua Umum PMII Cabang Blitar, Riski Fadila, dalam visi besar perjuangannya.

Menurut Riski, PMII tidak boleh berhenti sebagai organisasi kaderisasi biasa. Ia harus menjadi ruang yang mencetak insan-insan berdaya pikir kritis, inovatif, responsif, dan mampu memberi solusi atas persoalan masyarakat.

“Visi kami adalah menjadikan PMII sebagai laboratorium intelektual profesional. Ini adalah jawaban atas tuntutan zaman yang memerlukan generasi adaptif, namun tetap berakar pada nilai keislaman dan kebangsaan,” ujar Riski Fadila, Kamis 4 September 2024.

Konsep intelektual profesional yang dimaksudkannya melampaui sekadar prestasi akademik. Ia menekankan pada keberanian untuk mengolah gagasan menjadi tindakan nyata.

“Intelektual profesional bukan hanya soal pintar berteori. Lebih dari itu, ia harus terampil dalam praktik sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Profesionalitas ini dibangun di atas standar etika, disiplin, dan kapasitas keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Riski menekankan pentingnya pengelolaan ruang kaderisasi dengan metode yang visioner. Metode ini harus mampu menyatukan teori dengan praksis, membentuk kader yang cakap berorganisasi, berwawasan luas, dan memiliki orientasi pengabdian sosial yang kuat.

Selain itu, ia berkomitmen untuk mendorong gerakan yang progresif dan berdampak. Gerakan mahasiswa, dalam pandangannya, harus keluar dari rutinitas dan berani menyentuh persoalan konkret yang dihadapi masyarakat.

“Progresif artinya berani melampaui batas-batas lama dengan menawarkan terobosan baru. Berdampak artinya memastikan setiap langkah organisasi memberikan manfaat nyata, baik bagi anggota, masyarakat, maupun bangsa,” tegas Riski.

Visi besar ini, lanjutnya, harus ditopang oleh penguatan soliditas internal dan tata kelola kelembagaan yang sehat. Soliditas diperlukan untuk membangun ikatan emosional dan ideologis yang sama di antara kader.

Sementara, tata kelola kelembagaan yang transparan dan akuntabel menjadi pondasi agar seluruh agenda perjuangan dapat berjalan efektif dan sesuai dengan cita-cita PMII.

“Tanpa manajemen organisasi yang rapi dan terstruktur, gagasan sebesar apa pun hanya akan menjadi wacana. Kami ingin membangun PMII yang solid dan well-managed,” imbuhnya.

Riski meyakini bahwa visi menjadikan PMII sebagai ‘kawah candradimuka’ bagi calon pemimpin bangsa bukanlah jargon kosong.

Melalui kaderisasi intelektual profesional, PMII diyakininya mampu melahirkan pemimpin yang piawai dalam gagasan dan teguh dalam tindakan, serta menjadi motor penggerak transformasi sosial menuju peradaban yang ideal.

“Pada akhirnya, PMII harus menjadi rumah besar bagi setiap kader yang ingin tumbuh, berproses, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.