Amalan Puasa Hari Pertama: Memulai Ibadah dengan Penuh Keberkahan

IDPOST.CO.IDPuasa adalah salah satu ibadah yang sangat mulia dalam Islam. Baik itu puasa wajib seperti Ramadan maupun puasa sunnah, hari pertama puasa memiliki makna istimewa.

Pada hari pertama, kita memasuki fase baru dalam beribadah, di mana niat, kesungguhan, dan persiapan batin sangat diperlukan untuk menjalani puasa dengan penuh keikhlasan.

Artikel ini akan membahas berbagai amalan yang dapat dilakukan di hari pertama puasa agar ibadah semakin bermakna dan penuh keberkahan.

Keutamaan Memulai Puasa dengan Niat yang Ikhlas

Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum memulai puasa adalah meluruskan niat. Dalam Islam, niat adalah fondasi dari setiap ibadah. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)

Di hari pertama puasa, penting bagi kita untuk memperbaiki niat agar puasa tidak hanya menjadi rutinitas menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Niat puasa wajib Ramadan diucapkan pada malam sebelum berpuasa atau sebelum waktu Subuh. Niat ini tidak harus dilafalkan secara keras, tetapi cukup di dalam hati dengan kesadaran penuh bahwa kita melaksanakan puasa karena Allah.

  1. Mengawali Hari dengan Sahur

Sahur adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan saat berpuasa. Rasulullah SAW bersabda:

“Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)

Meskipun sahur hanyalah makan di waktu dini hari, aktivitas ini mengandung banyak hikmah.

Selain memberikan energi fisik untuk menjalani puasa seharian, sahur juga menjadi momen spiritual di mana kita bangun di waktu yang penuh berkah untuk beribadah.

Sahur sebaiknya dilakukan mendekati waktu Subuh agar tubuh lebih siap menghadapi tantangan puasa.

  1. Memperbanyak Zikir dan Doa

Hari pertama puasa adalah momen yang sangat baik untuk memperbanyak zikir dan doa.

Dengan berzikir, hati menjadi lebih tenang dan pikiran lebih fokus pada ibadah. Beberapa zikir yang dianjurkan selama berpuasa adalah:

  • Membaca tahlil (Laa ilaaha illallaah).
  • Membaca tasbih (Subhanallah).
  • Membaca tahmid (Alhamdulillah).
  • Membaca takbir (Allahu Akbar).

Selain itu, berdoalah dengan penuh keyakinan, terutama di waktu-waktu mustajab seperti saat menjelang berbuka puasa. Rasulullah SAW bersabda:

“Tiga doa yang tidak akan tertolak: doa orang yang berpuasa hingga dia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.”_ (HR. Tirmidzi)

Gunakan waktu di hari pertama puasa untuk memohon ampunan, keberkahan, dan kemudahan dalam menjalani ibadah selama bulan penuh rahmat ini.

  1. Membaca Al-Qur’an

Puasa adalah momen yang tepat untuk memperbanyak membaca dan merenungi ayat-ayat Al-Qur’an.

Ramadan, misalnya, dikenal sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, sehingga membaca kitab suci ini menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan.

Di hari pertama puasa, mulailah dengan membaca Al-Qur’an secara perlahan-lahan dan konsisten.

Jika memungkinkan, cobalah untuk mengatur target khatam Al-Qur’an selama bulan Ramadan, misalnya dengan membaca satu juz setiap hari.

Jika tidak mampu, cukup membaca beberapa ayat dengan penuh penghayatan dan pemahaman. Lebih baik membaca sedikit tetapi dipahami daripada membaca banyak tanpa merenungi maknanya.

  1. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan

Hari pertama puasa adalah waktu yang tepat untuk memulai kebiasaan baik, seperti bersedekah. Sedekah tidak harus berupa uang atau harta, tetapi juga dapat berupa memberikan makanan berbuka untuk orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”_ (HR. Tirmidzi)

Selain itu, lakukan kebaikan-kebaikan kecil seperti membantu orang lain, menjaga kebersihan, atau memberikan senyuman tulus kepada orang di sekitar kita. Semua ini akan menambah pahala dan membuat puasa menjadi lebih bermakna.

  1. Menjaga Lisan dan Perbuatan

Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan yang dapat merusak pahala puasa.

Di hari pertama, kita harus mulai membiasakan diri untuk menjaga lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat, seperti berbohong, bergosip, atau berbicara kasar.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”_ (HR. Bukhari)

Selain menjaga lisan, hindari juga perbuatan-perbuatan buruk seperti marah, iri hati, atau menyakiti orang lain. Fokuslah pada hal-hal positif yang dapat meningkatkan kualitas ibadah kita.

  1. Berbuka dengan Sunnah

Saat waktu berbuka tiba, jangan lupa untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Beliau menganjurkan berbuka dengan sesuatu yang manis seperti kurma atau air putih. Rasulullah SAW bersabda:

“Manusia akan tetap berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah berbuka, jangan lupa untuk melanjutkan ibadah dengan menunaikan salat Maghrib, Isya, dan Tarawih jika itu di bulan Ramadan. Di hari pertama, ini adalah momen yang tepat untuk memulai kebiasaan baik yang akan terus dilakukan sepanjang bulan.

Hari pertama puasa adalah langkah awal menuju perjalanan spiritual yang penuh makna. Dengan melaksanakan amalan-amalan seperti sahur, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan menjaga lisan, kita dapat memaksimalkan pahala dan keberkahan di hari pertama puasa.

Jadikan hari pertama sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga setiap langkah yang kita ambil dalam menjalani puasa senantiasa diberkahi dan diridhai oleh-Nya. Aamiin.

Rahasia Sukses Pedagang, Doa Supaya Dagangan Selalu Laku

IDPOST.CO.ID – Bagi para pedagang, keinginan memiliki dagangan yang laris dan penuh berkah adalah harapan yang tak terpisahkan. Kesuksesan dalam dunia perdagangan tidak hanya bergantung pada strategi dan kerja keras, tetapi juga pada doa dan memohon bantuan kepada Allah SWT.

Dalam ajaran Islam, terdapat beragam doa yang dapat dipanjatkan untuk memohon agar dagangan menjadi laris dan diberkahi. Doa-doa ini bersumber dari Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, dan praktik-praktik saleh yang terdahulu.

Mengucapkan doa untuk kelancaran dagangan adalah bentuk dari usaha dan keyakinan kepada Allah SWT. Dengan berdoa, kita mengekspresikan rasa ketergantungan dan memohon pertolongan kepada-Nya agar dagangan kita mendapat keberkahan dan mendatangkan rezeki yang berlimpah.

Berikut beberapa doa yang dapat diamalkan oleh para pedagang untuk mendapatkan kelancaran dan keberkahan dalam dagangannya:

  1. Doa Supaya Dagangan Laris Terus:

قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللهم رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

  1. Doa Agar Usaha Lancar dan Berkah:

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

  1. Dzikir Penarik Pembeli:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Selain membaca doa, terdapat beberapa amalan lain yang dapat dilakukan untuk membantu kelancaran dagangan, di antaranya:

  • Menjalankan shalat lima waktu dengan khusyuk.
  • Bersedekah dan membantu sesama.
  • Menjaga kualitas dan harga barang dagangan.
  • Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.

Dengan menggabungkan ikhtiar dan doa, insya Allah dagangan kita akan laris dan berkah. Allah SWT Maha Pemberi Rizki dan Dia-lah yang menentukan keberhasilan hamba-Nya.

Berkah Ramadan, Strategi Memakmurkan Masjid di Tengah Kehidupan Masyarakat

IDPOST.CO.ID – Subdit Kemitraan Umat Islam, Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais), Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan Acara Tarhib Ramadan di Masjid Ar-Rohmat, Pondok Cabe, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Kegiatan tersebut melibatkan berbagai lembaga keagamaan, Organisasi Masyarakat Islam (Ormas Islam), Majelis Taklim, Penyuluh Agama Islam, qari-qariah, serta pejabat di lingkungan Kemenag se-Tangerang Selatan.

Ahmad Zayadi, perwakilan dari Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag, menjelaskan bahwa dalam bulan Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, termasuk dengan memakmurkan dan meramaikan masjid.

“Dalam ajaran Islam, memakmurkan masjid adalah ibadah yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan, terutama di bulan suci Ramadan,” ungkap Zayadi.

Dia juga menambahkan bahwa ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memakmurkan masjid, salah satunya adalah dengan memperbanyak ibadah dan menjalankan salat berjemaah.

Zayadi juga menekankan bahwa masjid memiliki peran penting sebagai tempat pelaksanaan berbagai aktivitas keagamaan seperti pendidikan, dakwah, budaya Islam, sosial, dan lainnya.

“Membangun masjid mungkin mudah dilakukan, namun memakmurkannya adalah sesuatu yang sulit. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk bersama-sama memakmurkan masjid agar keberkahannya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar,” paparnya.

Masjid Ar-Rohmat, yang terletak di Perumahan Modern Hill, Pondok Cabe, Kota Tangerang Selatan, Banten, memiliki beberapa program keagamaan seperti Kajian Rutin, Buka Puasa Bersama, Jumat Berkah, Zakat Center, Infak Center, dan Pendidikan Islam.

Tidak hanya itu, Masjid Ar-Rohmat juga aktif dalam kegiatan santunan massal bagi anak yatim yang dilakukan secara rutin dan sudah berjalan selama lima tahun.

“Kami mengundang masyarakat sekitar untuk menggunakan masjid ini untuk berbagai kegiatan keagamaan dan sosial yang bermanfaat,” kata Zayadi yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Ar-Rohmat.

Lebih lanjut, Zayadi menekankan bahwa masjid merupakan representasi dari penguatan moderasi beragama dan juga pusat pembentukan serta pembinaan akhlak dan mental spiritual bagi masyarakat di sekitarnya.

“Kami berharap para anggota DKM dapat bekerja sama dengan Pokja Majelis Taklim Nasional, melibatkan berbagai lembaga keagamaan dan Penyuluh Agama Islam agar kegiatan di masjid semakin beragam dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.

Mengenal Asal-Usul Kesalahan Manusia, Perspektif Nashaihul Ibad Syekh Nawawi bin Umar al-Banteni

IDPOST.CO.IDSyekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam Nashaihul Ibad menjelaskan asal-usul segala kesalahan yang dilakukan umat manusia di dunia.

Ada tiga induk kesalahan dan enam sumber kesalahan lainnya yang diuraikan dalam kitab tersebut.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT yang diabadikan dalam kitab Taurat, yang menjelaskan tiga induk dari segala kesalahan, yaitu sombong, hasud (dengki), dan rakus.

Dari ketiga induk ini, muncul enam sumber kesalahan lainnya, yaitu kenyang, tidur berlebihan, bersenang-senang, mencintai harta, mencintai pujian, dan mencintai jabatan.

Mengenai sikap sombong, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.

Siapa pun yang merasa agung dan menganggap orang lain rendah, maka ia termasuk dalam golongan orang yang sombong.

Mengenai hasud (dengki), Mu’awiyah radhiyallahu anhu menyatakan bahwa tidak ada kejahatan yang lebih buruk daripada dengki. Orang yang dengki dapat membunuh sebelum kecemburuan itu mencapai targetnya.

Rakus dalam menghadapi dunia juga dijelaskan sebagai salah satu sumber kesalahan.

Malik bin Dinar mengatakan bahwa jika badan sudah sakit, maka makanan, minuman, hidup, dan kesenangan tidak akan memiliki arti.

Begitu juga jika hati mencintai dunia, maka nasihat tidak akan berguna lagi.

Mencintai harta juga merupakan sumber kesalahan, seperti yang dijelaskan oleh Sayyid Abdullah Al Haddad.

Dia mengajarkan untuk mengeluarkan rasa cinta terhadap emas dan perak dari hati, sehingga dua benda tersebut hanya dipandang seperti batu dan tanah.

Selain itu, rasa senang terhadap pujian dan cinta terhadap jabatan atau kekuasaan juga merupakan sumber kesalahan.

Sayyid Abdullah Al Haddad menyarankan untuk menghilangkan kedua hal tersebut dari dalam diri secara total, sehingga tidak ada perbedaan antara dipuji atau dicela, serta tidak ada perbedaan antara mendapat perhatian atau diabaikan.

Kecintaan terhadap jabatan atau kekuasaan dianggap lebih berbahaya daripada cinta terhadap harta, karena menunjukkan indikasi kecintaan terhadap duniawi yang lebih dalam.

Padahal, keagungan sejati hanya milik Allah SWT, dan cinta terhadap harta atau jabatan hanya merupakan sifat yang bersifat duniawi belaka.

Rahasia Doa-doa Sebelum Berbuka Puasa, Memahami dan Mengamalkan Amalan Sunnah di Ramadhan

IDPOST.CO.ID – Menjelang Ramadhan, suasana kegembiraan dan persiapan mulai terasa di kalangan umat Islam di seluruh dunia.

Salah satu hal yang mulai mendapat perhatian adalah persiapan rohani, termasuk pemahaman lebih dalam mengenai doa sebelum berbuka puasa Ramadhan 2024.

Menjelang berakhirnya puasa, banyak orang mulai mencari informasi tentang bacaan-bacaan doa yang dianjurkan untuk mengakhiri puasa agar bisa mendapat keberkahan dan berkah dari puasa mereka sendiri.

Lalu, seperti apa bacaan doa menjelang berbuka puasa itu? Ulasan di bawah ini akan membahas secara detail bacaan doa sebelum berbuka puasa Ramadhan.

Doa Menjelang Buka Puasa Ramadhan

Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan selama bulan Ramadhan adalah membaca doa menjelang berbuka puasa.

Mengutip dari kitab Al-Islam karya Said Hawwa, ada dua doa sebelum berbuka puasa yang bisa diamalkan, yaitu:

  1. Doa Menjelang Buka Puasa Menurut Hadits Imam Bukhari Dan Muslim

“Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika setelah itu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.”

Artinya: Ya Allah, hanya karena-Mu aku berpuasa, hanya kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang dan Penyayang.

  1. Doa Sebelum Buka Puasa Menurut Hadits Sunan Abu Daud

“Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, Insya Allah.”

Artinya: Rasa haus telah berlalu, urat-urat menjadi lembab, dan pahala tetap ada, Insya Allah.

Waktu Doa Sebelum Buka Puasa yang Tepat

Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu ideal membaca doa menjelang berbuka puasa. Sebagian ulama berpendapat bahwa doa menjelang berbuka puasa dibaca setelah berbuka atau setelah berbuka dengan air, kurma, atau makanan lainnya.

Pendapat ini didasarkan pada kata kerja yang terdapat pada doa menjelang berbuka puasa dalam bentuk lampau (fi’il madhy).

Sementara itu, sebagian ulama berpendapat bahwa doa menjelang berbuka puasa bisa dibaca sebelum berbuka puasa, dan ada juga ulama yang tidak menetapkan waktu tertentu untuk membacanya.

Demikianlah bacaan doa menjelang berbuka puasa. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Anda.

Mandi Wajib dan Puasa Ramadan, Keseimbangan Antara Kesucian dan Ketaatan

IDPOST.CO.ID – Melaksanakan puasa Ramadan 2024 membutuhkan keadaan suci, seperti tidak dalam keadaan haid. Namun, bagaimana jika seseorang belum mandi wajib tapi tetap puasa? Apakah puasanya sah?

Mandi wajib, atau mandi besar, merupakan cara bagi umat Islam untuk membersihkan diri dari hadas besar, seperti hubungan suami istri, haid, nifas, atau melahirkan.

Mandi wajib diwajibkan bagi seseorang yang dalam keadaan junub. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 43.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi”. (QS. An Nisa: 43).

Berdasarkan bunyi surat An Nisa tersebut, maka mandi besar diwajibkan kepada seseorang yang dalam keadaan junub. Keadaan junub itu seperti yang dijelaskan dalam Surat An Nisa tersebut ialah seseorang yang mabuk.

Sedangkan bagi seseorang yang akan melaksanakan puasa tetapi baru saja berhubungan suami istri di malam hari dan tidak sempat melaksanakan mandi wajib, puasanya tetap sah. Kondisi ini sering menjadi pertanyaan bagi umat Islam, bagaimana kalau belum mandi wajib tapi puasa, apakah sah?

Dijelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 187 bahwa dihalalkan bagi umat Islam bercampur dengan suami istri di bulan puasa. Bunyi firman Allah Swt yang membicarakan hal tersebut adalah sebagai berikut.

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ

Akhilla lakum lailatasyiyaamirrofsu illanisaaaikum hunnalibaas lakumwa antum libass lahunna

Artinya: Dihalalkan bagi kalian pada malam hari puasa bercampur dengan istri-istri kalian; mereka itu adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al Baqarah: 187)

Meskipun demikian, kamu harus segera mandi wajib keesokan harinya agar tubuh bersih dari hadasr besar. Tindakan ini berdasarkan hadist yang berbunyi:

عَنْ عَائِشَةَ وَأُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ اَلنَّبِيَّ كَانَ يُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ جِمَاعٍ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

Ngannga issata waummisalamatarodhiya allahunganhumaa anna annabiyaa kaanayusbikhu juubamminjimaa ngisumma yaghtasilu wayassyummu

Artinya: Dari Aisyah dan Ummi Salamah radhiyallahuanhuma bahwa Nabi SAW memasuki waktu shubuh dalam keadaan berjanabah karena jima’, kemudian beliau mandi dan berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim)

Syarat sah melaksanakan puasa ramadhan

Dalam melaksanakan puasa ramadhan, ada beberapa syarat sah yang jika terpenuhi semuanya kita akan memperoleh pahala.

Syarat sah melaksanakan puasa Ramadan meliputi:

  1. Beragama Islam
  2. Sudah balight atau cukup umur untuk menjalankan ibadah puasa. Anak-anak kecil belum diwajibkan untuk melaksanakan puasa. Akan tetapi, diperbolehkan untuk melatih anak-anak berpuasa saat usianya sudah tujuh tahun.
  3. Syarat sah puasa berikutnya ialah berakal. Oleh karenanya, seseorang yang gila tidak diwajibkan untuk berpuasa.
  4. Jasmaninya harus sehat, sesuai dengan firman Allah Swt surah Al Baqarah ayat 185 berikut,

وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ

Wamankaa namadhoo aungalaa safar fangiddatumminnyaaminkhorra

Artinya: “…Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain…”

  1. Ia dalam keadaan mampu. Jika dalam keadaan sakit, atau usianya tidak memungkinkan puasa, serta tidak sedang dalam perjalanan yang menyulitkannya puasa. Hal ini sesuai firman Allah Swt dalam surah Al Baqarah ayat 184 berikut.

وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ

Wangalladdi nayyuthiikhunahu fidyaatun thongaammumiskiin

Artinya: “…Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin…”

  1. Bagi wanita yang mengalami haid atau nifas, tidak diwajibkan puasa ramadhan tetapi di kemudian hari mengganti puasa tersebut.

Bacaan niat puasa ramadhan

Syarat wajib agar puasa sah adalah melafalkan niat puasa ramadhan. Adapun niat puasa ramadhan arab, latin, dan artinya adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta’âla.

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta’ala.”

Ketika sudah melaksanakan puasa ramadhan dalam sehari penuh, saat berbuka puasa didahului dengan membaca doa buka puasa sebagai berikut.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya: “Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

Tata cara puasa ramadhan

Dalam keadan mampu, seorang muslim melaksanakan puasa ramadhan dengan tata cara sebagai berikut.

  1. Melafalkan niat di malam hari atau ketika akan melaksanakan sahur dan sebelum memasuki waktu subuh.
  2. Makan sahur diutamakan untuk dilakukan sebelum menjelang waktu masuk subuh atau sebelum imsak.
  3. Melaksanakan puasa sejak subuh sampai matahari tenggelam, menjaga dan menahan diri dari segala macam hal yang dapat membatalkan puasa.
  4. Saat waktu berbuka puasa sudah tiba, segera berbuka puasa dengan melafalkan doa berbuka terlebih dahulu.

Demikian itu penjelasan belum mandi wajib tapi puasa. Semoga bermanfaat.

Amalan yang Dianjurkan Menyambut Bulan Suci Ramadan

IDPOST.CO.ID – Kurang dari dua minggu lagi, kita akan memasuki bulan Ramadan, bulan suci yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia.

Selain sebagai waktu beribadah yang penuh berkah, bulan Ramadan juga menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meraih pahala besar dari Allah SWT.

Sebelum memasuki bulan Ramadan, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan.

Berikut beberapa amalan yang dianjurkan dalam menyambut bulan suci Ramadan:

  • Membaca Doa Sambut Ramadan

Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca doa sambut Ramadan, yang memohon keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban serta meminta agar kita bisa mencapai bulan Ramadan. Doa ini dapat membantu kita mempersiapkan diri secara spiritual untuk menyambut Ramadan.

  • Doa Melihat Hilal

Sebelum Ramadan dimulai, umat Muslim akan menunggu penampakan hilal sebagai tanda masuknya bulan Ramadan. Melihat hilal juga menjadi kesempatan untuk berdoa dan memohon keberkahan dari Allah SWT.

  • Mengucapkan Selamat Ramadan

Ucapan selamat Ramadan kepada sesama Muslim merupakan amalan yang dianjurkan. Dengan mengucapkan selamat Ramadan, kita dapat mempererat tali silaturahmi dan menyebarkan kebaikan di antara sesama umat Muslim.

  • Meneguhkan Niat

Penting untuk meneguhkan niat dalam menyambut Ramadan. Selain meneguhkan niat untuk menjalankan ibadah puasa, kita juga perlu meniatkan diri untuk beribadah kepada Allah SWT dengan sepenuh hati selama bulan Ramadan.

  • Meningkatkan Pengetahuan tentang Ramadan

Sebelum Ramadan dimulai, kita perlu meningkatkan pengetahuan tentang bulan suci ini. Hal ini meliputi syarat-syarat puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, rukun-rukun puasa, dan hal-hal lain yang perlu diketahui untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik.

  • Siapkan Fisik dan Psikis

Ramadan akan membawa banyak perubahan fisik dan psikis bagi umat Islam. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menyambut bulan Ramadan dengan baik.

  • Mempersiapkan Perekonomian

Persiapan perekonomian juga penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk beramal dan bersedekah agar mendapatkan pahala dari Allah SWT selama bulan Ramadan.

Dengan melakukan berbagai amalan yang dianjurkan tersebut, diharapkan kita dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut bulan Ramadan dan meraih keberkahan serta pahala yang besar dari Allah SWT.

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Munggahan dalam Budaya Ramadan

IDPOST.CO.ID – Selain ibadah malam Nisfu Syaban, masyarakat Indonesia memiliki tradisi munggahan untuk menyambut Ramadan.

Tradisi munggahan merupakan sebuah ritual yang dilakukan sebagai persiapan menghadapi bulan suci Ramadan.

Berikut ini adalah beberapa hal terkait tradisi munggahan:

  1. Asal Usul dan Makna: Tradisi munggahan berasal dari kata “munggah” yang artinya naik atau meningkat. Secara umum, tradisi ini mengisyaratkan perubahan ke arah yang lebih baik dari bulan Syaban menuju Ramadan, untuk meningkatkan kualitas iman saat berpuasa.
  2. Ziarah ke Makam Leluhur atau Orangtua: Salah satu kegiatan munggahan adalah ziarah ke makam leluhur atau orangtua, di mana masyarakat mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Selain itu, berkunjung ke rumah orangtua di kampung halaman juga sering dilakukan sebelum memulai ibadah puasa.
  3. Makan Bersama Tetangga: Tradisi munggahan juga melibatkan kegiatan makan bersama dan saling berbagi makanan dengan tetangga. Momen ini memungkinkan tetangga saling menukar lauk yang dimiliki, menciptakan rasa kebersamaan dan gotong royong.
  4. Memberi Makanan kepada yang Membutuhkan: Meskipun seringkali terjadi kelebihan makanan akibat tradisi bertukar makanan, namun penting untuk mengingatkan agar makanan yang tersisa tidak terbuang percuma. Sebaiknya, makanan tersebut diberikan kepada orang yang membutuhkan.
  5. Memberikan Perbekalan Ramadan kepada Orangtua: Salah satu aspek penting dari tradisi munggahan adalah memberikan perbekalan Ramadan kepada orangtua, sebagai bentuk penghormatan dan kesiapan menghadapi bulan puasa.
  6. Tradisi Sidekah: Tradisi sidekah merupakan pengumpulan para lelaki untuk melakukan tahlilan dan berdoa bersama. Ritual ini dilakukan dengan harapan agar bulan Ramadan dapat dilalui dengan baik, sambil menjalin silaturahmi antar warga.

Tradisi munggahan menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia dalam mempersiapkan diri secara spiritual dan sosial menjelang Ramadan.