Berkah Ramadan, Tips dan Trik Mengajarkan Anak Berpuasa dengan Mudah

IDPOST.CO.ID – Bulan suci Ramadan tinggal menghitung hari. Pada bulan ini, umat Muslim akan berpuasa penuh selama sebulan.

Tidak hanya dilakukan oleh orang tua, biasanya anak-anak juga akan mulai belajar berpuasa.

Namun, pada awal-awal puasa, hal ini menjadi tantangan berat bagi anak-anak. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan anak-anak mereka tentang berpuasa.

Proses pengajaran ini membutuhkan kesabaran karena beberapa anak mungkin mengalami kesulitan.

Untuk membantu mengatasi tantangan ini, diperlukan tips dan trik bagi orang tua agar bisa mengajarkan anak-anak mereka berpuasa dengan cara yang menyenangkan.

Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan, seperti dilansir oleh Have Halal With Travel:

  1. Latih rutinitasnya

Salah satu alasan anak-anak sulit berpuasa adalah karena mereka belum terbiasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengajarkan mereka dengan rutin.

Cobalah untuk membuat aktivitas berpuasa menjadi rutin bagi anak-anak. Dengan demikian, mereka akan menjadi lebih terbiasa dan proses berpuasa akan menjadi lebih mudah.

  • Kurangi makanan manis dan asin

Makanan manis dan asin dapat menciptakan keinginan yang kuat untuk terus makan. Oleh karena itu, saat berpuasa, cobalah untuk menyajikan makanan yang tidak terlalu manis atau asin. Ini akan membantu mencegah anak-anak agar tidak tergoda untuk terus makan.

  • Beri penghargaan

Salah satu cara lain yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah memberikan penghargaan kepada anak-anak yang berpuasa dengan baik.

Cobalah untuk memberikan hadiah atau pujian yang dapat meningkatkan semangat mereka dalam berpuasa.

  • Pantau kemajuan anak

Pantau kemajuan anak-anak dalam berpuasa dengan cermat. Awalnya, mereka mungkin hanya mampu berpuasa selama beberapa jam saja.

Namun, seiring berjalannya waktu, mereka bisa bertahan lebih lama. Ini menunjukkan kemajuan yang baik bagi mereka.

  • Persiapkan buka puasa bersama

Ajaklah anak-anak untuk bersiap-siap dalam mempersiapkan menu buka puasa favorit mereka. Hal ini akan membuat mereka lebih antusias dan bersemangat untuk berpuasa.

  • Ajari anak tentang makna berpuasa

Jelaskan kepada anak-anak tentang makna dan tujuan berpuasa. Dorong mereka untuk memahami mengapa kita berpuasa dan bagaimana berpuasa dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual.

  • Beri contoh yang baik

Orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam berpuasa. Anak-anak akan meniru perilaku orang tua mereka, sehingga penting bagi orang tua untuk menjadi contoh yang baik dalam menjalankan ibadah puasa.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan proses pengajaran berpuasa kepada anak-anak akan menjadi lebih menyenangkan dan efektif.

Berkah di Perjalanan: Menyingkap Kebijaksanaan di Balik Shalat Qashar

IDPOST.CO.ID – Seseorang yang melakukan perjalanan jauh (musafir) berhak mendapatkan keringanan (rukhsah) dalam pelaksanaan shalat.

Dalam agama Islam, diizinkan bagi seorang musafir untuk meringkas shalat (qashar) yang biasanya terdiri dari empat rakaat menjadi dua rakaat, khususnya untuk shalat Zhuhur, Ashar, dan Isya’.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kesepakatan ulama menyatakan bahwa qashar tidak berlaku untuk shalat Maghrib dan Subuh.

Dalil untuk permissi qashar shalat dapat ditemukan dalam Surat An-Nisa’ ayat 101, di mana Allah SWT berfirman:

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidak ada dosa bagimu untuk mengqashar shalat.”

Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan shalat qashar antara lain:

  1. Perjalanan harus dilakukan untuk tujuan yang diperbolehkan seperti silaturahim, rekreasi, kunjungan kerja, dll.
  2. Jarak minimal perjalanan adalah 82 km (setara dengan 16 farsakh atau 2 marhalah).
  3. Shalat yang akan di-qashar adalah Dzuhur, Ashar, dan Isya’.
  4. Perjalanan masih berlangsung sampai terlaksananya shalat.
  5. Niat qashar dilakukan saat takbiratul ihram.
  6. Tidak boleh bermakmum pada orang (imam) yang tidak sedang melakukan perjalanan (musafir).

Niat untuk melaksanakan shalat qashar pada shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya’ adalah sebagai berikut:

Shalat Dzuhur:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى

“Ushallî fardhaz dzuhri rak’ataini mustaqibilal qiblati qashran lillâhi ta’âlâ.”

Shalat Ashar:
أُصَلِّيْ فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى

“Ushallî fardhal ‘ashri rak’ataini mustaqibilal qiblati qashran lillâhi ta’âlâ.”

Shalat Isya:
أُصَلِّيْ فَرْضَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَصْرًا للهِ تَعَالَى

“Ushallî fardhal ‘isya’i rak’ataini mustaqibilal qiblati qashran lillâhi ta’âlâ.”

Meraih Keberkahan Malam: Niat, Tata Cara, dan Doa Shalat Tahajud

IDPOST.CO.ID – Shalat Tahajud merupakan salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan. Dari segi bahasa, Tahajud berarti berupaya melawan atau meninggalkan tidur, sedangkan menurut istilah fiqih adalah shalat sunnah malam hari yang dilakukan setelah tidur.

Dalam pelaksanaannya, shalat Tahajud dilakukan di malam hari setelah bangun tidur. Meskipun jumlah rakaatnya tidak dibatasi, setiap dua rakaat ditutup dengan salam.

Terdapat sejumlah keutamaan bagi umat Islam yang melaksanakan shalat Tahajud. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 79:

“Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

Tata Cara, Niat, dan Doa

Shalat Tahajud dapat dilaksanakan seperti shalat-shalat sunnah lainnya, yaitu dua rakaat dengan salam. Lafal niat dan doanya adalah sebagai berikut:

Mengucapkan niat shalat Tahajud:

Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

“Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Niat dilakukan dalam hati bersamaan dengan takbîratul ihrâm, dan seterusnya sebagaimana pelaksanaan shalat pada umumnya sampai salam setelah dua rakaat.

Setelah salam atau selesai seluruh rangkaian shalat, membaca doa yang dipanjatkan Rasulullah berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim:

“Allahumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.”

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

Syekh Nawawi al-Bantani dan Kontribusinya dalam Sejarah Islam di Indonesia

IDPOST.CO.ID Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama ternama, memainkan peran kunci dalam warisan keilmuan Indonesia. Lahir pada tahun 1813 di Banten, Indonesia, Syekh Nawawi telah mencapai ketenaran di seluruh dunia Islam, terutama berkat karya-karyanya yang fenomenal.

Salah satu karyanya yang mencolok adalah “Murah Labid li Kasyfi Maa’na Quran Majid,” sebuah tafsir Alquran yang dirampungkannya pada tahun 1305 H. Berbeda dengan tafsir tematik sebelumnya, Syekh Nawawi lebih fokus pada penjelasan ayat demi ayat dan surat demi surat, mengandalkan kekuatan analisis bahasa. Untuk memperjelas makna, ia juga memasukkan hadis-hadis, asbabun nuzul, dan pandangan para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Berkat karyanya ini, Syekh Nawawi dijuluki sebagai Sayyid ‘Ulama Al-Hijaz, pemimpin ulama Hijaz. Buku ini pertama kali dicetak di Mesir, dan nama ulama asal Banten ini dihormati tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Haramain dan Timur Tengah. Bahkan orientalis Belanda, Snouck Hurgronye, mengakui keunggulannya sebagai ulama terkemuka pada zamannya.

Profil Syekh Nawawi menunjukkan bahwa ia lahir di Banten, dengan nama asli Nawawi bin Umar bin Arabi. Dari silsilah keluarganya, Syekh Nawawi merupakan keturunan Sultan Hasanuddin, putra Maulana Syarif Hidayatullah. Dari kecil, Nawawi telah dibekali ilmu agama oleh ayahnya dan belajar pada berbagai guru di Banten, Purwakarta, dan melanjutkan pendidikan agamanya di Makkah.

Setelah tiga tahun bermukim di Makkah, ia kembali ke Indonesia pada tahun 1831, namun situasi politik yang tidak kondusif membuatnya kembali ke Makkah, dan dari sinilah ia tidak pernah pulang ke Tanah Air. Meski di luar negeri, Syekh Nawawi tetap memantau perkembangan di Indonesia dan menyumbangkan pemikirannya untuk kemajuan bangsa.

Dikenal dengan pandangan khasnya, Syekh Nawawi mengharamkan kerja sama dengan penjajah, tetapi membolehkan hubungan positif dengan orang kafir non-penjajah. Pandangannya tentang perbedaan pendapat sebagai rahmat mencerminkan toleransi dan keberagaman dalam Islam.

Dalam bidang ilmu, Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada Alquran, hadis, ijmak, dan qiyas, sesuai dengan dasar-dasar syariat Imam Syafi’i. Sebagai guru besar, ia menguasai berbagai cabang ilmu agama, termasuk tafsir, tauhid, fikih, akhlak, tarikh, dan bahasa Arab.

Karya-karya tulisnya mencapai lebih dari 150 buah, dengan tema-tema seperti tafsir Alquran, hadis, tauhid, fikih, akhlak, tarikh, bahasa Arab, dan lainnya. Kitab “Tafsir al-Munir,” “Tanqih al-Qoul,” dan “Sullam al-Munajah” menjadi bukti keahliannya dalam berbagai disiplin ilmu.

Syekh Nawawi al-Bantani, dengan kontribusi ilmiahnya yang luar biasa, tetap menjadi sosok yang dihormati dan dipelajari, baik di Indonesia maupun di berbagai negara Islam lainnya.

Tingkatan Ikhlas Akhirat dan Dunia Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani

IDPOST.CO.IDIkhlas adalah bentuk ibadah yang dilakukan oleh hati, di mana nilai dari amalan fisik sangat tergantung pada tingkat ikhlas yang dimiliki oleh hati seorang mukmin.

Syekh Nawawi Al-Bantani mengkategorikan ikhlas ke dalam tiga tingkatan, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Nurudh Dholam (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nurudh Dholam, [Kediri: PPA, tt], halaman 44), sebagai berikut:

Ikhlas karena Allah

Tingkatan ikhlas ini menempati posisi yang paling tinggi dan utama. Ikhlas dalam kategori ini mencakup seorang mukmin yang beribadah dan beramal saleh semata-mata karena mencari ridha Allah, tanpa mengharapkan apapun, termasuk pahala surga atau menghindari siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, ikhlas pada tingkatan ini merupakan tingkatan tertinggi dalam ikhlas.

Ikhlas karena Akhirat

Tingkatan ikhlas kedua adalah beribadah dan beramal saleh dengan harapan memperoleh pahala, memasuki surga, dan takut terhadap siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, tingkatan ikhlas ini berada pada posisi menengah.

Ikhlas karena Dunia

Tingkatan ikhlas terakhir adalah beribadah karena mengharapkan balasan di dunia, contohnya seseorang yang melakukan ibadah, seperti membaca Surat Al-Waqi‘ah, dengan harapan mendapatkan kekayaan.

Memberikan sedekah dengan tujuan mendapatkan rezeki yang berlipat ganda, dan sebagainya. Syekh Nawawi menyatakan bahwa tingkatan ikhlas seperti ini merupakan ikhlas yang berada pada posisi paling rendah.

Doa Nabi Ibrahim: Memohon Anak yang Saleh

IDPOST.CO.ID – Bagi pasangan suami istri, terutama yang telah menjalani kehidupan rumah tangga bertahun-tahun, tentu memiliki keinginan untuk memiliki anak sebagai generasi penerus.
Dalam ajaran Islam, memiliki keturunan merupakan salah satu tujuan pernikahan, dan Islam mengajarkan pentingnya memiliki anak yang bukan hanya sebagai generasi penerus, tetapi juga anak yang berkualitas dan memiliki kepribadian yang luhur.

Dalam konteks ini, terdapat tiga doa yang dapat dipanjatkan untuk memohon dianugerahi anak yang saleh dan salehah, dua di antaranya bersumber dari Al-Qur’an. Doa-doa tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Zakariya, dan orang-orang saleh lainnya:

“رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ”
(Rabbi hab lî minas shâlihîn)

“Ya Tuhanku, anugerahilah kami keturunan yang termasuk orang-orang yang saleh.”

Kedua, doa yang selalu dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim sejak sebelum menikah:

“رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا”
(Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a’yunin waj’alnâ lil muttaqîna imâmâ)

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pandangan mata yang menyejukkan dari para istri dan anak keturunan kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Ketiga, doa yang dipanjatkan oleh para guru dan ulama untuk memohon anak keturunan yang baik:

“اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَوْلَادِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَاحْفَظْهُمْ وَلَا تَضُرَّهُمْ وَارْزُقْنَا بِرَّهُمْ”
(Allâhumma bârik lanâ fî aulâdinâ wa dzurriyyâtinâ wahfadhhum wa lâ tadlurrahum warzuqnâ birrahum)

“Ya Allah, berkahilah kami dalam anak-anak dan keturunan kami, jagalah mereka dari segala kejelekan, janganlah Engkau merugikan mereka, dan anugerahkanlah kepada kami kebaikan dari mereka.”

Doa-doa ini sangat penting untuk dipanjatkan oleh setiap orang tua agar keturunan mereka menjadi generasi penerus yang salih, berkualitas, dan memuliakan kedua orang tua di dunia dan akhirat kelak. Semoga Allah mengabulkan doa-doa tersebut.

Kunci Keberkahan: Rahasia Shalat Hajat 12 Rakaat

IDPOST.CO.ID – Apabila seorang mukmin memiliki keinginan tertentu atau sedang mencari solusi untuk permasalahan yang dihadapinya, sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat hajat sebanyak 12 rakaat, dengan salam di setiap 2 rakaat. Meski demikian, melaksanakan shalat hajat sebanyak 2 rakaat pun dianggap cukup memadai.

Cara melaksanakan shalat hajat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan shalat sunnah pada umumnya, namun terdapat perbedaan mendasar pada niat dan doanya.

Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab “Nihayatuz Zain” menyebutkan bahwa orang yang mengalami kesulitan, memiliki hajat untuk kemaslahatan agama dan dunianya, serta merasakan kesulitan, disarankan untuk melaksanakan shalat hajat.

Berikut adalah cara melaksanakan shalat hajat:

  1. Niat melaksanakan shalat hajat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatal ḫâjati rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ.

“Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”

  1. Membaca Surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek (dianjurkan untuk membaca surat Al-Ikhlas dan ayat kursi).
  2. Setelah selesai shalat, dianjurkan untuk membaca shalawat dan doa sebagaimana berikut:

سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.

“Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana,”

Setelah itu, dianjurkan juga untuk membaca doa Rasulullah saw sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha illallâhul-‘aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-‘arsyil-‘adhîmi wal-ḫamdulillâhi rabbil-‘alamîna.

“Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam,”

Selanjutnya, orang yang sedang memiliki hajat tertentu bisa melanjutkan bacaan doa Rasulullah saw riwayat Imam At-Tirmidzi sebagaimana berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allâḫumma innî as’aluka mûjibâti raḫmatika, wa ‘azâ’ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin, was-salâmata min kulli itsmin lâ tada‘ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.

“Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih,”.

Setelah doa-doa tersebut dipanjatkan, tahapan terakhir adalah memanjatkan doa dengan khusu memohon kepada Allah agar urusan atau hajat khususnya itu bisa dikabulkan

Rahasia Doa Nabi: Menjaga Keselamatan di Perjalanan

IDPOST.CO.ID – Saat menjalani perjalanan, disarankan bagi umat Islam untuk meminta kemudahan kepada Allah, mengingat adanya potensi bahaya dalam perjalanan.

Beberapa riwayat menyebutkan bahwa perjalanan dianggap sebagai setengah dari siksa, mengingat terdapat potensi bahaya seperti kecelakaan, cuaca ekstrem, ancaman binatang buas, atau tindak kejahatan seperti begal.

Doa dari seseorang yang sedang dalam perjalanan dianggap sebagai salah satu doa yang sangat diterima oleh Allah. Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga doa yang pasti dikabulkan: doa orang yang dizalimi, doa orang yang sedang dalam perjalanan, dan doa orang tua untuk anaknya” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Islam menganjurkan umatnya untuk berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam perjalanan yang akan dihadapi. Doa kemudahan perjalanan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw adalah sebagai berikut:

“Allahumma bika asta‘īnu, wa ‘alaika atawakkalu. Allahumma dzallil lī ṣu‘ūbata amrī, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarī, warzuqnī minal khairi mim mā aṭlubu, waṣrif ‘annī kulla ṣyarr, rabbiṣ-raḥlī ṣadrī wa yassir lī amrī.”

Artinya, “Ya Allah, aku memohon pertolongan kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu. Ya Allah, ringankanlah kesulitan urusanku, permudahlah kesusahan perjalananku, berilah rezeki yang lebih banyak daripada yang aku minta, dan hindarkanlah segala keburukan dariku. Wahai Tuhanku, lapangkanlah hatiku dan mudahkanlah urusanku.”

Semoga dengan mengamalkan doa ini, umat Islam selalu mendapatkan kemudahan dan keselamatan dalam setiap perjalanan yang mereka tempuh, dan sampai di tujuan dengan selamat.