Guru P3K di Banyumas Ngaku Sejak Cerai, Nafkah Kelima Anaknya Tak Pernah Diberi

IDPOST.ID – Seorang guru P3K asal Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Priwatiningrum (38) mengadu ke Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto pada Kamis, (2/10/2025).

Priwatiningrum meminta perlindungan hukum terkait dugaan pengabaian nafkah oleh mantan suaminya berinisial YA (39), yang bekerja di Bank BRI Majenang.

Priwatiningrum mengaku sejak resmi bercerai pada 2024, dirinya tidak lagi menerima nafkah dari YA. Bahkan, ia mengaku biaya pendidikan dan kebutuhan hidup lima anaknya kini ditanggung sendiri.

“Sejak talak di depan keluarga tahun 2023 hingga putusan pengadilan keluar 2024, saya mengurus semuanya sendiri. Mantan suami tidak memberikan nafkah, tidak mengurus persidangan, bahkan anak-anak pun sering tidak dipedulikan,” ungkap Priwatiningrum.

Ia menambahkan, beberapa kali sudah meminta bantuan langsung, bahkan anak-anak juga diminta untuk menghubungi ayahnya. Namun, menurutnya, permintaan itu sering tidak digubris.

“Anak kedua saya, setahun ini sekolah tanpa biaya dari ayahnya. Alasannya macam-macam, tapi kenyataannya tidak ada tanggung jawab,” tambahnya.

Selain soal nafkah, Priwatiningrum mengungkap pernah terjadi perselisihan terkait aset rumah tangga, termasuk mobil keluarga yang akhirnya dijual tanpa sepengetahuannya. Meski demikian, ia menegaskan tujuannya melapor ke Peradi bukan untuk menuntut harta gono-gini, melainkan semata demi hak anak-anaknya.

“Saya hanya minta hak anak-anak dipenuhi. Sudah pernah saya coba langsung ke pihak BRI untuk meminta auto debit, tapi ditolak. Janjinya mau memberi Rp1 juta per bulan, tetapi sampai sekarang tidak pernah terealisasi,” ungkapnya.

Benarkah Ormas Madas Malang Raya Netral dalam Konflik Yai Mim vs Sahara, atau Sekadar Klarifikasi Bela Diri?

IDPOST.ID – Organisasi masyarakat (Ormas) Madura Asli (Madas) Malang Raya secara tegas menyatakan diri tidak terlibat dalam konflik antara dua warga di Perumahan Joyogrand Kavling Depag.

Pernyataan ini sekaligus menepis sejumlah informasi yang beredar yang mengaitkan salah satu pihak dengan ormas tersebut.

Konflik yang melibatkan Mokhammad Imam Muslimin (Yai Mim) dan tetangganya, Nurul Sahara, ramai menjadi perbincangan. Beredar kabar bahwa suami Nurul Sahara, Mohammad Sofwan, memiliki hubungan dengan Madas Malang Raya.

Keterkaitan ini semakin mencuat ketika dalam proses pelaporan Yai Mim ke Polres Malang, Nurul Sahara didampingi oleh LBH Ansor Malang, sementara suaminya, Mohammad Shofwan, terlihat mengenakan atribut baju organisasi Madas.

Bahkan, isu ini diperluas dengan mengaitkan peran Madas sebagai bagian dari tim sukses Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.

Melalui keterangan resminya, Ketua Madas Malang Raya, Asyhadi, menegaskan bahwa perselisihan yang terjadi merupakan murni masalah personal atau persoalan domestik antar tetangga.

Ia menekankan bahwa penggunaan atribut organisasi oleh individu tidak serta-merta merepresentasikan keterlibatan kelembagaan.

“Peristiwa viral yang terjadi saat ini antara Yai Mim dan Mbak Sahara tidak ada kaitannya dengan ormas Madas Malang Raya. Itu murni urusan pribadi. Pemakaian atribut oleh perorangan adalah hak pribadi dan tidak mencerminkan sikap keorganisasian kami,” tegas Asyhadi dalam video pernyataan yang diterima media, Rabu (1/10/2025).

Ormas Madas Malang Raya: Perselisihan Yai Mim dan Sahara Murni Urusan Pribadi

IDPOST.ID – Organisasi masyarakat (Ormas) Madura Asli (Madas) Malang Raya secara tegas menyatakan diri tidak terlibat dalam konflik antara dua warga di Perumahan Joyogrand Kavling Depag.

Pernyataan ini sekaligus menepis sejumlah informasi yang beredar yang mengaitkan salah satu pihak dengan ormas tersebut.

Konflik yang melibatkan Mokhammad Imam Muslimin (Yai Mim) dan tetangganya, Nurul Sahara, ramai menjadi perbincangan.

Beredar kabar bahwa suami Nurul Sahara, Mohammad Sofwan, memiliki hubungan dengan Madas Malang Raya. Bahkan, isu ini diperluas dengan mengaitkan peran Madas sebagai bagian dari tim sukses Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.

Melalui keterangan resminya, Ketua Madas Malang Raya, Asyhadi, menegaskan bahwa perselisihan yang terjadi merupakan murni masalah personal atau persoalan domestik antar tetangga.

“Peristiwa viral yang terjadi saat ini antara Yai Mim dan Mbak Sahara tidak ada kaitannya dengan ormas Madas Malang Raya. Itu murni urusan pribadi,” tegas Asyhadi dalam video pernyataan yang diterima media, Rabu (1/10/2025).

Lebih lanjut, Asyhadi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga situasi Kota Malang tetap kondusif.

Ia mengimbau agar publik tidak mudah terpancing dan terprovokasi oleh berbagai informasi yang belum jelas kebenarannya di media sosial.

“Dengan ini kami menyatakan agar semua pihak tetap menjaga kondusivitas, keamanan, dan jangan mudah terprovokasi. Mari kita jaga persatuan dan keamanan daerah kita, kota kita, bangsa kita Indonesia. Madas Malang setong dereh (satu darah),” pungkasnya.

Bupati Purworejo: Pemerintah Wajib Hadir Pastikan Pangan Saat Bencana

IDOST.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo mendukung ketahanan pangan di wilayah rawan bencana dengan menyalurkan bantuan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Bantuan ini diperuntukkan bagi 757 kepala keluarga (KK) dari tujuh desa di Kecamatan Ngombol yang menjadi langganan banjir rob akibat pasang air laut.

Ketujuh desa tersebut adalah Keburuhan, Malang, Depokrejo, Pagak, Girirejo, Wero, dan Ngentak. Masing-masing KK menerima bantuan berupa 10 kilogram beras.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan langsung oleh Bupati Purworejo, Yuli Hastuti, SH, kepada warga terdampak di Balai Desa Pagak, Rabu (1/10/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Yuli Hastuti menyoroti fenomena banjir rob yang kian sering melanda. Dampaknya tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga merusak infrastruktur, mengancam kesehatan, dan menurunkan perekonomian masyarakat.

“Di tengah kondisi ini, pemerintah hadir untuk memberikan perhatian dan dukungan nyata. Hari ini, kami menyalurkan bantuan cadangan beras pemerintah,” ucap Yuli.

Bupati menegaskan, pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, merata, dan terjangkau, terutama saat bencana melanda. Salah satu perwujudannya adalah melalui peran CPP.

“Karena itu, Cadangan Pangan Pemerintah Daerah disalurkan untuk menjaga stabilitas sekaligus melindungi masyarakat,” terangnya.

Sengketa Tambang Ilegal K-cunk Motor di PN Tulungagung Masuk Tahap Mediasi

IDPOST.ID – Persidangan sengketa perdata lingkungan hidup di Pengadilan Negeri Tulungagung memasuki babak baru yang menentukan.

Perkara nomor 86/Pdt.G/2025/PN Tlg yang menggugat dugaan aktivitas pertambangan ilegal milik Suryono Hadi Pranoto alias Kacunk (owner K Cunk Motor) resmi masuk tahap mediasi setelah majelis hakim memutuskan proses mediasi akan berlangsung selama 30 hari ke depan.

Helmi Rizal, kuasa hukum penggugat dari Lush Green Indonesia (LGI), menjelaskan bahwa jika mediasi gagal menemukan titik temu, gugatan terhadap empat pihak tergugat, dua kepala desa, Kacunk, dan UD K Cunk Motor akan dilanjutkan dengan tuntutan berdasarkan Pasal 158 dan 161 UU Minerba.

“Namun, apabila mediasi tidak menghasilkan kesepakatan, kami tetap akan menuntut dengan pasal-pasal yang telah disiapkan,” tegas Helmi dengan suara lantang di depan pengadilan.

Pihak penggugat juga mengajukan permohonan khusus kepada PN Tulungagung untuk melakukan peninjauan lapangan (descente) di lokasi perkara.

Hal ini dimaksudkan agar putusan yang diambil tidak semata-mata berdasar pada dokumen administratif, tetapi juga mempertimbangkan fakta empiris di lapangan.

“Kami ingin putusan mencerminkan kondisi aktual di lapangan,” tambah Helmi.

Sidang mediasi ini dihadiri oleh Kacunk bersama kedua istrinya, tim pengacara, serta sejumlah simpatisan. Namun usai persidangan, Kacunk enggan memberikan keterangan kepada awak media yang telah menunggu di depan gedung pengadilan.

Sementara itu, kuasa hukum penggugat menegaskan komitmen mereka untuk terus memperjuangkan keadilan lingkungan melalui jalur hukum, baik perdata maupun pidana, apabila mediasi tidak mencapai kesepakatan yang adil.

Klarifikasi Lengkap Yai Mim Soal Konflik dengan Sahara Saat Bersama Dedi Mulyadi

IDPOST.ID – Setelah lama berdiam diri, akhirnya eks dosen UIN Malang Yai Mim buka suara memberikan klarifikasi lengkap mengenai konflik yang melibatkannya dengan tetangganya, Nurul Sahara.

Dalam penjelasan mendetail melalui media sosial istrinya, Rosida Vignesvari, dan kanal YouTube Sumargo Denny, ia membeberkan kronologi sebenarnya dari awal hingga akhir.

Menurut penuturan Yai Mim, akar konflik sebenarnya bermula dari penggunaan tanah miliknya oleh Sahara untuk kepentingan bisnis.

“Saya tidak pernah melakukan blokade jalan, apalagi pencabulan seperti yang dituduhkan. RT, RW, dan warga hanya mendengar keterangan sepihak dari Sahara. Tidak pernah ada mediasi resmi,” tegasnya dengan nada prihatin.

Ia juga mengungkapkan detail insiden yang memicu tuduhan cabul. Peristiwa itu terjadi ketika istrinya sedang menunaikan ibadah haji.

“Saat itu Sahara membawa makanan ke rumah saya dan mengunci pintu. Saya menegur agar pintu dibuka, tapi tiba-tiba situasi berubah menjadi panas,” kenang Yai Mim.

“Dia langsung bilang, ‘woi Pak Kyai cabul!’ Saya kaget banget, apalagi saat itu saya hanya mengenakan celana pendek karena hendak mencuci. Dari bawah juga terdengar suara suami Nurul Sahara, Pak Sofyan, yang memanggil anaknya Sepim dengan suara keras,” lanjutnya menjelaskan detil kejadian yang disebut-sebut sebagai pemicu konflik tersebut.

Untuk menghindari situasi yang semakin tidak terkendali, Yai Mim memilih untuk menjauh dan melakukan aktivitas lain. Keputusan ini diambilnya demi mencegah eskalasi konflik yang bisa berakibat lebih buruk.

Saat ini, perseteruan antara Yai Mim dan Sahara telah masuk ke ranah hukum. Kedua belah pihak sama-sama telah melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian, menunggu proses hukum yang akan menentukan penyelesaian terbaik bagi kasus yang telah menjadi perhatian publik ini.

Dialog Hangat Yai Mim dan Dedi Mulyadi, Pasca Konflik dengan Sahara

IDPOST.ID – Di tengah kontroversi yang menyelimutinya, mantan dosen UIN Malang Imam Muslimin atau Yai Mim justru menunjukkan kedalaman ilmu yang memukau Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Pertemuan kedua tokoh ini mengungkap dimensi lain dari Yai Mim sebagai seorang pemikir yang concern terhadap kelestarian lingkungan.

Dalam dialog hangat yang terekam di akun Instagram Dedi Mulyadi, Rabu (1/10/2025), Yai Mim memaparkan tafsir kontemporer tentang konsep musyarokah yang ia kaitkan dengan harmonisasi kehidupan manusia dan alam.

Menurutnya, istilah musyrik yang sering dimaknai negatif sebenarnya memiliki dimensi lain yang justru positif.

“Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yg musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama,” jelas Yai Mim dengan penuh semangat.

Lebih lanjut, ia memperjelas filosofinya, “Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita obong-obong, kita jaga kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen, kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, Musyarokah menuju Allah.”

Dedi Mulyadi yang dikenal dengan gaya blusukannya langsung menyambut hangat penjelasan ini. Dalam caption yang menyertai video, ia menulis dengan nada rendah hati, “Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian.”

Pernyataan Dedi ini pun langsung mendapat respons positif dari warganet. Banyak yang mengapresiasi kemampuan Yai Mim dalam memberikan penafsiran yang segar terhadap konsep keagamaan, sekaligus mengaitkannya dengan isu lingkungan yang sedang aktual.

Konflik Yai Mim vs Sahara, Eks Dosen UIN Malang Dijadwalkan Bertemu Cak Armuji

IDPOST.ID – Perseteruan lahan yang sempat viral antara eks dosen UIN Malang Muhammad Imam Muslimin (Yai Mim) dengan Nurul Sahara memasuki babak baru.

Konflik yang ramai diperbincangkan publik itu, terkuak rencana pertemuan antara Yai Mim dengan politisi senior Jawa Timur atau wakil Wali Kota Surabaya, Cak Armuji.

Dalam sebuah video, terlihat percakapan rencana pertemuan antara mantan dosen UIN Malang ini dengan Wakil Wali Kota Surabaya yang disapa Cak Armuji.

“Insyaallah akan ketemu Cak Armuji,” bunyi salah satu cuplikan percakapan yang ditampilkan dalam video viral tersebut, seperti dikutip IDPOST.ID, Rabu (2/10/2025).

Rencana pertemuan ini diduga kuat terkait dengan upaya mediasi dalam menyelesaikan sengketa lahan yang melibatkan Yai Mim dan Sahara.

Konflik yang sempat membuat rating bisnis rental mobil Sahara anjlok di Google Maps ini tampaknya akan menemui babak baru.

Cak Armuji, yang dikenal sebagai politisi berpengalaman dari PDI, diharapkan dapat menjadi penengah dalam penyelesaian kasus ini. Kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai konflik di masyarakat dinilai cocok untuk mendamaikan kedua belah pihak.