Sahara Pakai Outfit Mini Bareng Agil, Yai Mim: Dia Marah, Tapi Jangan Berpikiran Jelek

IDPOST.ID – Konflik antara Imam Muslimin alias Yai Mim dengan tetangganya, Nurul Sahara, kembali memunculkan cerita baru yang mengejutkan.

Dalam sebuah podcast, Yai Mim mengungkapkan momen ketika ia melihat Sahara keluar rumah dengan penampilan yang tak biasa.

“Saya lihat mbak Sahara keluar dengan pakaian minim, bersamaan dengan Agil (sopir) dari satu rumah di saat pak Sofyan (suami Sahara) lagi tidak pulang,” ujar Yai Mim dalam podcast bersama Denny Sumargo yang kini ramai diperbincangkan.

Meski mengungkapkan fakta tersebut, Yai Mim secara khusus meminta masyarakat tidak berprasangka buruk. Dengan nada bijak, mantan dosen UIN Malang ini mengingatkan agar publik tidak terjebak dalam pikiran negatif.

“Jangan pikiran macam-macam, loh ya. Dosa. Jadi jangan mikir jelek kepada orang lain. Saya enggak curiga apapun. Hanya dia bersama-sama marah, mbak Sahara marah, Agil marah,” tegasnya.

Menurut penuturan Yai Mim, kehadiran Sahara dan Agil dalam keadaan tersebut langsung diikuti dengan kemarahan yang ditujukan padanya. Ia menggambarkan bagaimana kedua orang itu datang dengan emosi yang meluap.

“Hanya dia bersama-sama marah. Mbak Sahara marah, Agil marah tujuh kali,” jelas Yai Mim, menggambarkan intensitas kemarahan yang ditunjukkan oleh Sahara dan sopirnya tersebut.

Mahasiswi S3 Kok Jadi Sumber Kontroversi, Berikut 6 Alasan Netizen Tolak Sahara di UB

IDPOST.ID – Desakan untuk mengeluarkan Nurul Sahara dari program doktoral (S3) Universitas Brawijaya (UB) kian menguat di kalangan netizen.

Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari pertimbangan etika hingga kekhawatiran akan citra dunia pendidikan Indonesia.

Berikut sejumlah alasan yang menjadi dasar tuntutan warganet:

  1. Etika sebagai Calon Doktor Dipertanyakan

Banyak netizen menilai sikap dan perilaku Sahara selama konflik dengan tetangganya, Imam Muslimin (Yai Mim), tidak mencerminkan keluhuran etika yang seharusnya dimiliki seorang kandidat doktor.

“Gelar akademik tertinggi seharusnya disandang oleh mereka yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara emosional dan spiritual,” tulis akun @pendidKZ

  1. Dugaan Penyalahgunaan Media Sosial

Netizen menilai Sahara dinilai terlalu agresif dalam menggunakan media sosial untuk menyerang pihak lain. Beberapa konten videonya dianggap telah melanggar prinsip-prinsip etika bermedia sosial.

“Cara dia menyampaikan masalah melalui TikTok dinilai tidak elegan dan cenderung mengadu-domba publik,” ungkap seorang netizen dalam kolom komentar.

  1. Potensi Membawa Nama Buruk bagi Almamater

Sebagai mahasiswi S3 di kampus ternama, banyak yang khawatir tindakan Sahara dapat merusak reputasi UB di mata masyarakat.

“UB adalah kampus bergengsi. Seharusnya mahasiswa S3-nya bisa menjadi teladan, bukan sumber kontroversi,” kata akun @abukan_UB.

Konflik dengan Eks Dosen UIN Malang Yai Mim, Warganet Minta UB Keluarkan Sahara dari Program S3

IDPOST.ID – Gelombang protes terhadap Nurul Sahara, mahasiswi S3 Universitas Brawijaya (UB), semakin meluas di platform TikTok.

Banyak netizen meminta UB untuk mengambil tindakan tegas dan mendesak untuk mengeluarkan Sahara mahasiswa S3 karena tidak beretika.

Diberbagai kolom komentar banyak yang mengecam perilaku Sahara dalam konfliknya dengan tetangga, Imam Muslimin (Yai Mim).

Para kreator konten membuat video edit dengan berbagai sudut pandang, mulai dari analisis etika hingga parodi.

“Mahasiswa S3 kok mentalnya kayak gini? UB harus tegas!” tulis seorang kreator TikTok dalam videonya yang telah mendapat 500 ribu like.

Selai itu, mereka membandingkan antara prestasi akademik dan integritas moral sebagai syarat kelulusan program doktoral.

“S3 bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tapi juga kematangan moral. Pantaskah seseorang yang terlibat konflik seperti ini menyandang gelar doktor?” tanya akun @edukasidaily.

Di sisi lain, dukungan untuk Yai Mim justru semakin menguat. Banyak video yang menunjukkan momen-momen Yai Mim tetap bersikap sabar meski terus diprovokasi.

Viral Video Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Pura-pura Stroke: Agar Sahara Cs Senang

IDPOST.ID – Konflik antara eks dosen UIN Malang Imam Muslimin alias Yai Mim dengan tetangganya, Nurul Sahara, kembali memicu perbincangan setelah beredar video yang menunjukkan aksi Yai Mim yang disebut-sebut “pura-pura stroke”.

Video yang pertama kali diunggah akun TikTok @sahara_vibesssss pada pertengahan September 2025 itu menunjukkan momen Yai Mim terbaring dan berguling-guling di lantai saat berinteraksi dengan aparat.

Dalam video tersebut, terdengar narasi yang menuduh Yai Mim berpura-pura mengalami stroke saat dimintai klarifikasi.

Adegan ini langsung memicu beragam reaksi warganet, mulai yang menyayangkan hingga yang menudingnya sebagai akting.

Buka Suara di Podcast Denny Sumargo

Menanggapi viralnya video tersebut, Yai Mim akhirnya angkat bicara dalam podcast Denny Sumargo. Potongan wawancara yang diunggah akun TikTok @funtasy.playground ini mengungkap penjelasan mengejutkan dari mantan dosen UIN Malang tersebut.

“Bukan stroke, tapi berpura-pura stroke,” tegas Yai Mim menjawab pertanyaan langsung Denny Sumargo.

Alasan di Balik Aksi “Pura-pura Stroke”

Yai Mim menjelaskan bahwa tindakannya tersebut merupakan strategi psikologis yang disengaja. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mengacaukan konsentrasi pihak yang dianggap mengancam dirinya.

“Jika Anda pernah membaca buku psikologi, ketika Anda diancam oleh seseorang, untuk memecah konsentrasi orang itu, maka kita melakukan sesuatu yang diinginkan oleh orang tersebut,” papar Yai Mim.

Yai Mim dan Istri Dapat Tiket Umroh Gratis, Usai Viral Diusir Tetangga karena Sahara

IDPOST.ID – Kabar bahagia datang untuk Imam Muslimin alias Yai Mim dan istrinya, Rosyida Vignesvari. Pasangan yang viral karena perseteruan dengan tetangganya, Nurul Sahara, itu mendapat tawaran umroh gratis dari seorang pemilik travel.

Tawaran tersebut disampaikan langsung oleh owner travel umroh MHU, H. Alfitrah Piama, melalui unggahan di akun TikTok @ownertravelmhu pada Minggu (29/9/2025).

“InsyaAllah saya akan mengumrohkan Yai Mim dan istrinya,” ujar Alfitrah dalam video yang telah beredar.

Alasan Pemberian Umroh Gratis

Alfitrah mengungkapkan tiga alasan utama di balik keputusannya memberikan hadiah umroh gratis kepada keluarga Yai Mim.

Pertama, karena keteladanan Yai Mim dalam menyikapi konflik. “Beliau itu sabar sekali dalam menghadapi perlakuan tetangganya. Ini bisa menjadi teladan dalam bersikap,” ujarnya.

Kedua, sebagai bentuk keprihatinan atas nasib yang menimpa Yai Mim. “Akibat fitnah yang dibuat tetangganya, beliau sampai dinonaktifkan dari kampus tempatnya mengabdi. Bahkan yang lebih parah, beliau diusir dari rumahnya sendiri,” tutur Alfitrah.

Ketiga, karena penghormatannya terhadap kalangan ulama. “Beliau itu kan Yai, ulama, doktor Bahasa Arab. Saya ini pecinta ulama, tidak terima seorang yai diperlakukan seperti itu,” tegasnya.

Perlintasan Tanpa Palang Pintu Telan Korban, Warga Purworejo Terserempet KA Prameks

IDPOST.ID – Sebuah kecelakaan maut kembali merenggut nyawa di perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

Korban tewas dalam insiden tragis yang terjadi di Perlintasan 624 Tegal Kuning, Km 486+1/2, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Selasa (30/9/2025) pagi.

Korban identified sebagai Pawit Trisnawati (43), warga Dukuh Ngemplak RT 2/RW 4, Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo.

Perempuan paruh baya itu meninggal dunia setelah terserempet Kereta Api Pramexs 501 relasi Yogyakarta-Kutoarjo sekitar pukul 06.30 WIB.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan keterangan Kapolsek Banyuurip Iptu Muslim, kejadian pertama kali dilaporkan oleh warga yang melihat ada orang terserempet kereta.

“Dari keterangan sementara, korban melaju dari arah utara menuju selatan. Sementara KA Prameks 501 dari arah timur ke barat. Diduga korban tidak waspada saat melintas karena di lokasi memang tidak terdapat palang pintu,” jelas Iptu Muslim kepada IDPOST.ID.

Langkah Aparat Kepolisian

Tim dari Polsek Banyuurip langsung bergerak cepat menuju lokasi usai mendapat laporan. Mereka berkoordinasi dengan Tim Inafis Polres Purworejo dan PMI setempat.

“Setibanya di TKP, kami lakukan pengamanan, olah TKP, dan mengumpulkan keterangan saksi,” imbuh Kapolsek.

Proses identifikasi korban dilakukan melalui pemindaian sidik jari oleh Tim Inafis. Korban mengalami luka parah di bagian kepala dan sejumlah anggota tubuh lainnya yang mengakibatkan kematian di tempat kejadian.

Profil Lengkap Nurul Sahara: Riwayat Pendidikan, Karier, hingga Kontroversinya

IDPOST.ID – Nama Nurul Sahara terus menjadi perbincangan publik seiring viralnya konfliknya dengan tetangganya, Imam Muslimin (Yai Mim), dosen UIN Malang.

Meski awalnya mendapat simpati, sorotan kini beralih pada pertanyaan tentang etika perempuan yang sedang menempuh pendidikan doktoral ini.

Jejak Pendidikan dan Karier

Berdasarkan informasi yang beredar, berikut profil lengkap Nurul Sahara:

  • Nama Lengkap: Nurul Sahara
  • Agama: Islam
  • Pendidikan:
  • S2 Magister Administrasi Publik – Universitas Brawijaya (UB)
  • S3 Program Doktor – Universitas Brawijaya (UB) (masih berjalan)
  • Riwayat Pekerjaan:
  • Asisten Peneliti di CV Aksara Bumi Intelekta (sejak Maret 2024)
  • Pemilik usaha rental mobil
  • Mantan asisten dosen paruh waktu di Universitas Islam Malang (2017-2020)

Bakat dan Prestasi

Menurut informasi dari beberapa sumber, Sahara dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan aktif. Ia pernah terlibat dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan selama menempuh pendidikan. Namun, dalam konflik terkini, justru sisi emosionalnya yang banyak disorot.

Konflik yang Mengubah Narasi

Awal mula perseteruan bermula dari keluhan Sahara terhadap tetangga barunya, Yai Mim. Melalui media sosial, ia menuduh Yai Mim melakukan berbagai tindakan merugikan, termasuk dugaan pelecehan seksual, pencemaran nama baik, hingga perusakan mobil rental miliknya.

Namun, situasi berbalik ketika video yang menunjukkan sikap keras dan kata-kata kasar dari pihak Sahara mulai beredar. Rekaman inilah yang memicu perubahan opini publik.

Tanggapan Netizen: Dari Simpati ke Kritik

“Sedih melihat orang berpendidikan tinggi menyelesaikan masalah dengan cara seperti ini,” tulis seorang netizen di platform X. “S3 seharusnya mencerminkan kedewasaan berpikir, bukan emosi.”

Netizen lain berkomentar, “Pendidikan tinggi seharusnya menghasilkan pribadi yang bijak, bukan sekadar pintar secara akademis. Kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua.”

Refleksi Publik tentang Pendidikan dan Karakter

Kasus Sahara vs Yai Mim telah memicu diskusi mendalam tentang korelasi antara pendidikan tinggi dan pembangunan karakter. Banyak yang mempertanyakan apakah institusi pendidikan telah memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan etika dan moral.

Seorang pengamat pendidikan di Malang yang tidak ingin disebutkan nama menyatakan, “Ini menjadi pengingat bahwa gelar akademik tidak otomatis menjamin kematangan emosional dan etika dalam bersosialisasi.”

Sementara itu, publik masih menunggu penyelesaian kasus ini melalui jalur hukum yang semestinya. Kedua belah pihak diharapkan dapat menyelesaikan perselisihan ini dengan cara yang lebih elegan dan beradab.

Kisah Nurul Sahara menjadi cermin bagi banyak orang tentang pentingnya keseimbangan antara kecerdasan akademik dan kecerdasan emosional dalam kehidupan bermasyarakat.

Viral Penipuan WhatsApp, Sekda Banyumas Jadi Sasaran, Warga Purwokerto Tertipu Rp10 Juta

IDPOST.ID – Kasus penipuan dengan modus mencatut nama pejabat daerah kembali terjadi di Banyumas. Kali ini, nama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie digunakan pelaku untuk mengelabui korban.

Seorang warga Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, bernama Agus, menjadi korban penipuan tersebut. Ia mengalami kerugian hingga Rp10 juta setelah mempercayai komunikasi melalui aplikasi WhatsApp yang mengaku sebagai Sekda Banyumas.

Dalam tangkapan layar yang diterima redaksi, pelaku mengawali percakapan dengan memperkenalkan diri sebagai “Bapak Dr. Agus Nur Hadie, Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas”. Pesan itu kemudian disertai dengan panggilan telepon suara melalui WhatsApp.

Karena yakin dengan identitas palsu tersebut, korban akhirnya terjerat dan menyerahkan uang hingga Rp10 juta.

Menanggapi hal ini, Sekda Banyumas, Dr. Agus Nur Hadie, melalui pesan singkat kepada wartawan, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada.

“Intinya himbauan supaya lebih hati-hati,” tegasnya.

Sementara itu, kuasa hukum korban, Djoko Susanto, meminta pelaku memiliki itikad baik dengan segera mengembalikan uang korban.

“Kepada pelaku, saya atas nama korban, agar dikembalikan uangnya sebelum kita tempuh jalur hukum,” ungkap Djoko, Minggu 29 September 2025.