Rutan Banyumas Hadiri Pelantikan Pejabat Manajerial di Bapas Nusakambangan

IDPOST.ID – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Banyumas menghadiri kegiatan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Pejabat Manajerial di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Nusakambangan pada Jumat (26/09/2025).

Kehadiran Rutan Banyumas dipimpin langsung oleh Kepala Subseksi Pengelolaan, Sigit Purwanto.

Acara yang berlangsung dengan khidmat ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan prosesi pengucapan sumpah/janji jabatan serta penandatanganan berita acara.

Pada kesempatan tersebut, Agung Kartika, yang sebelumnya sebagai Pengelola Kepegawaian Rutan Kelas IIB Banyumas, resmi dilantik menjadi Kepala Subseksi Bimbingan Klien Dewasa di Bapas Kelas II Nusakambangan.

Mewakili jajaran Rutan Banyumas, Sigit Purwanto menyampaikan ucapan selamat dan harapan terbaik kepada pejabat yang dilantik.

“Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Agung atas jabatan barunya. Semoga dapat mengemban amanah ini dengan baik dan penuh tanggung jawab di Bapas Kelas II Nusakambangan,” ujarnya.

Disisi lain, Agung juga turut menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada Rutan Banyumas yang hadir memberi dukungan.

“Saya berterima kasih atas kehadiran rekan-rekan dari Rutan Kelas IIB Banyumas di hari bersejarah ini. Jabatan baru ini adalah sebuah amanah, dan saya bersyukur atas berkah yang diberikan Tuhan sehingga dapat dipercaya untuk mengemban tanggung jawab di Bapas Kelas II Nusakambangan,” ungkapnya penuh haru.

LPSK dan Komisi XIII DPR RI Dorong Penguatan Perlindungan Saksi dan Korban di Banyumas

IDPOST.ID – Upaya memperkuat sistem perlindungan bagi saksi dan korban tindak pidana kembali digaungkan di Kabupaten Banyumas.

Kali ini Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bersama Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi PKS H Yanuar Arif Wibowo menggelar sosialisasi dan diskusi publik yang melibatkan aparat penegak hukum, akademisi, organisasi masyarakat, mahasiswa, serta kelompok kepemudaan, Sabtu (27/9/2025).

Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap hak-hak saksi dan korban serta mekanisme permohonan perlindungan. Ia mengungkapkan, sepanjang Januari hingga September 2025, hanya terdapat 10 permohonan dari Banyumas, enam di antaranya terkait tindak pidana pencucian uang.

“Jumlah ini memang kecil, tetapi bukan berarti risiko tindak pidana rendah. Bisa jadi masyarakat belum memahami sepenuhnya fungsi dan peran LPSK,” ujarnya.

Wakil Ketua LPSK lainnya, Sri Suparyati, menyoroti pentingnya perlindungan menyeluruh. Menurutnya, LPSK tidak hanya melindungi dari ancaman fisik dan intimidasi, tetapi juga memperjuangkan hak restitusi dan kompensasi bagi korban.

“Mulai 2025, LPSK membuka kantor perwakilan di Jawa Tengah. Kehadiran kantor ini diharapkan mempercepat akses layanan dan mempermudah pendampingan korban di daerah,” jelasnya.

Secara nasional, LPSK menerima 11.148 permohonan perlindungan sepanjang 2025. Jawa Tengah menyumbang 836 laporan, menjadikannya provinsi dengan jumlah permohonan terbanyak keempat di Indonesia.

Anggota Komisi XIII DPR RI, Yanuar Arif Wibowo, menegaskan bahwa perlindungan saksi dan korban merupakan pilar penting dalam penegakan hukum yang efektif dan adil.

“Jika saksi takut bersuara, kasus bisa gagal diungkap. Korban pun berhak mendapatkan pemulihan agar dapat menata kembali kehidupannya,” katanya.

PMII Blitar Raya Desak Polres Kediri Bebaskan Dua Aktivis yang Ditahan, Ini 4 Tuntutannya

IDPOST.ID – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Blitar Raya menyatakan sikap tegas menolak penahanan terhadap para aktivis yang ditangkap sebagai buntut kerusuhan akhir Agustus lalu.

Dalam pernyataan sikap yang diterima idpost.id, PC PMII Blitar Raya mengecam kebijakan pemerintah yang dinilai sewenang-wenang dan tidak berpihak kepada masyarakat sipil.

“Yang dilatarbelakangi dari berbagai kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang dan tidak berpihak kepada masyarakat sipil,” ucap M Rizki Fadilla Mandataris Ketua PC PMII Blitar.

Organisasi mahasiswa itu juga menyoroti represifitas aparat terhadap masyarakat sipil, terutama dalam kasus Affan Kurniawan, ojol yang dilindas kendaraan rantis Brimob.

Menurut Rizki, kasus tersebut menambah deretan pelanggaran HAM dan kekerasan aparat terhadap masyarakat sipil.

“Orasi-orasi yang disampaikan para aktivis sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap isu-isu sosial yang merugikan masyarakat justru dipahami sebagai pelanggaran hukum,” tulis pernyataan itu.

PC PMII Blitar Raya kemudian menyampaikan empat poin tuntutan:

  1. Mendesak Polres Kediri segera mengabulkan penangguhan penahanan terhadap Saiful Amin (Sam Oemar) dan Shelfin Bima secepatnya.
  2. Mengecam tindakan penjemputan paksa oleh aparat dan tindak represif, yang jelas-jelas melanggar HAM dan ancaman bagi demokrasi dan konstitusi.
  3. Mengajak seluruh lapisan masyarakat, mahasiswa terlebih kader-kader PMII untuk menyerukan solidaritas dalam mengawal kasus ini hingga tuntas.
  4. Mendesak kepada aparat penegak hukum untuk memastikan proses hukum dilaksanakan secara transparan, objektif dan akuntabel.

Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh M. Rizki Fadilla dan Alex Cahyono selaku Mandataris Pengurus Cabang PMII Blitar Raya.

“Demikian pernyataan sikap PC PMII Blitar Raya ini kami sampaikan. Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thariq. Wassalamualaikum Wr Wb,” tutup pernyataan yang dikeluarkan pada 27 September 2025 atau 5 Rabiul Akhir 1447 H tersebut.

Netizen Siap Gelar Syukuran Jika Sahara si Pemilik Rental Malang Dipenjara

IDPOST.ID – Konflik antara pemilik akun TikTok @sahara_vibesssss (Sahara) dengan seorang Kyai dosen UIN Malang Yai Mim terus menjadi soroton publik.

Yang mengejutkan, warganet ramai-ramai akan menyiapkan “syukuran virtual” andai kata Sahara benar-benar mendekam di penjara.

Euforia ini membanjiri kolom komentar di berbagai video terkait kasus tersebut. Ungkapan “SAHARA DIPENJARA, NETIZEN SYUKURAAAAAN 😍😍😍” yang ditulis oleh seorang pengguna bernama tiodarmawan, misalnya, telah mendapat ribuan like dan menjadi semacam seruan bersama bagi sebagian netizen.

“Syukuran ini bentuk apresiasi kami kepada pak Kyai Mim dan bu Rosyida yang sudah bersabar menghadapi segala fitnah. Kalau memang hukum di negeri ini berpihak pada kebenaran, kami yakin itu akan terjadi,” tulis seorang netizen yang mengaku sebagai warga Malang.

Banyak netizen yang merasa bahwa tindakan Sahara di media sosial dinilai telah melampaui batas. Mereka menuding Sahara sebagai provokator yang memutar balikkan fakta, melakukan penghasutan, dan pencemaran nama baik secara masif.

“Kami capek lihat dramanya. Dari awal masalahnya sederhana, sewa mobil tapi enggak punya tempat parkir yang layak, akhirnya ganggu hak orang lain. Tapi malah dibalik seolah-olah dia yang korban,” komentar akun driver_maps yang juga banyak disukai.

Selain itu, isu bahwa tanah yang dipersengketakan adalah tanah wakaf yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum, semakin memantik amarah publik.

Bagi mereka, kasus ini bukan lagi tentang siapa yang menang, tetapi tentang menegaskan bahwa “kebenaran harus ditegakkan”.

“Ditunggu mbak sahara… pake rompi orange nya,” tulis akun the crocodile, disusul oleh komentar-komentar lain yang bernada serupa.

NU Loano Purworejo Bangun Gedung Rp4 Miliar, Warga Longmarch ke Magelang sebagai Syukur

IDPOST.ID – Di tengah maraknya pemberitaan seputar isu korupsi di berbagai kalangan, sebuah kisah inspiratif justru lahir dari warga Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Loano, Purworejo, Jawa Tengah.

Dengan semangat gotong royong, mereka berhasil mengumpulkan dana hingga miliaran rupiah untuk membeli tanah dan membangun gedung MWC NU.

Perjuangan dimulai sejak 2019, dengan warga secara konsisten berinfaq setiap Selasa hingga akhirnya terkumpul dana sekitar Rp4 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membeli tanah dan membangun gedung yang kini telah resmi berdiri.

Yang membuat kisah ini semakin mengharukan adalah nadzar yang diucapkan Bendahara MWC NU Loano, Heri. Ia bersama tiga rekannya berjanji akan berjalan kaki ke Makam KH Nur Muhammad Ngadiwongso di Magelang sejauh 20 kilometer jika pembangunan gedung berhasil diselesaikan.

“Awalnya yang nadzar adalah bendahara, tapi semua warga NU ikut membersamai, total sekitar 1.200 orang,” ujar Kyai Hasyim, Ketua Panitia.

Momen longmarch pun berlangsung meriah, diikuti jamaah lintas generasi, mulai dari IPNU, Fatayat, hingga Muslimat. Tak hanya menjadi bentuk syukur, acara ini juga diharapkan dapat merekatkan ukhuwah warga NU.

Heri mengungkapkan, nadzar tersebut lahir karena rasa haru atas kebersamaan dan kegigihan warga dalam berinfaq. “Saya gak nyangka nadzar saya ini banyak yang ikut menemani jalan kaki,” ujarnya.

Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Diundang ke Podcast Denny Sumargo, Siap Bongkar Tabir Perseteruan dengan Sahara

IDPOST.ID – Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau Yai diundang Podcast Denny Sumargo atau Densu.

Usai viralnya perseteruan dengan Nurul Sahara dan diamnya pihak berwenang, Yai Mim akhirnya mendapatkan panggung untuk menyampaikan versinya secara lengkap.

Undangan ini dinilai sebagai momentum penting bagi Yai Mim untuk membuka semua tabir perseteruan yang telah merenggut jabatannya sebagai dosen dan membuatnya terusir dari rumah sendiri.

Channel YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo yang memiliki ratusan ribu subscriber dipastikan akan menyedot perhatian besar.

“Benar saya di undang podcast,” kata Yai Mim saat dihubungi idpost.id

Undangan Podcast justru datang di tengah semakin derasnya kritik kepada Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang dinilai lamban merespons kasus ini.

Warganet berharap podcast ini bisa menjadi alternatif penyelesaian ketika pemerintah setempat dianggap tutup mata.

“Kalau pemimpinnya tidak bertindak, ya media seperti Densu yang harus mengambil peran. Setidaknya masyarakat bisa mendengar langsung dari sumbernya,” komentar akun @Tejo di TikTok.

Sebelumnya Wakil Wali Kota Surabaya Cak Armuji yang dikenal karena kedekatannya dengan masyarakat melalui media sosial secara langsung menanggapi dan menawarkan bantuan hukum kepada pihak Yai Mim.

Sikap cepat tanggap ini menuai pujian warganet dari berbagai daerah, termasuk warga Malang yang kecewa dengan pemimpinnya sendiri.

“Pak serius lebih gercep tanggapan cak armuji nih😳,” tulis seorang warganet di akun TikTok Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang disukai oleh lebih dari 500 pengguna lainnya.

Sebaliknya, Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, justru terlihat menghindar. Akun TikTok resminya @pakmbois.malang tetap aktif memamerkan kegiatan rutin dan penghargaan, tetapi mengabaikan lebih dari 2.600 komentar warganet yang meminta perhatiannya terhadap kasus ini.

Kekecewaan warga Malang semakin menjadi-jadi ketika membandingkan ketanggapan kedua pemimpin tersebut. Banyak komponen masyarakat merasa bahwa pemimpin dari kota lain justru lebih peduli daripada pemimpin mereka sendiri.

“Kalah sama cak armuji😁😁,” tulis akun @misbah_hudin, yang mewakili kekecewaan ratusan warganet lainnya.

Akun @Literasi bahkan menulis komentar yang disukai 868 orang: “TOLONG JELASKAN FUNGSI SOSIAL MEDIA WALIKOTA JIKA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN ASPIRASI!”

Viral Kasus Yai Mim vs Sahara, Respons Cak Armuji Berbeda dengan Bungkamnya Wali Kota Malang

IDPOST.ID – Viralnya kasus perseteruan Yai Mim dan Nurul Sahara tak hanya menyoroti konflik horizontal warga, tetapi juga menguji responsivitas pemimpin daerah.

Yang mencolok, perbandingan tajam justru datang dari luar Kota Malang yaitu dari Wakil Wali Kota Surabaya, Cak Armuji, yang langsung mengambil sikap proaktif.

Semenjak kasus ini mencuat ke permukaan, Cak Armuji dikenal karena kedekatannya dengan masyarakat melalui media sosial secara langsung menanggapi dan menawarkan bantuan hukum kepada pihak Yai Mim.

Sikap cepat tanggap ini menuai pujian warganet dari berbagai daerah, termasuk warga Malang yang kecewa dengan pemimpinnya sendiri.

“Pak serius lebih gercep tanggapan cak armuji nih😳,” tulis seorang warganet di akun TikTok Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang disukai oleh lebih dari 500 pengguna lainnya.

Sebaliknya, Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, justru terlihat menghindar. Akun TikTok resminya @pakmbois.malang tetap aktif memamerkan kegiatan rutin dan penghargaan, tetapi mengabaikan lebih dari 2.600 komentar warganet yang meminta perhatiannya terhadap kasus ini.

Kekecewaan warga Malang semakin menjadi-jadi ketika membandingkan ketanggapan kedua pemimpin tersebut. Banyak komponen masyarakat merasa bahwa pemimpin dari kota lain justru lebih peduli daripada pemimpin mereka sendiri.

“Kalah sama cak armuji😁😁,” tulis akun @misbah_hudin, yang mewakili kekecewaan ratusan warganet lainnya.

Akun @Literasi bahkan menulis komentar yang disukai 868 orang: “TOLONG JELASKAN FUNGSI SOSIAL MEDIA WALIKOTA JIKA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN ASPIRASI!”

Diam Seribu Bahasa, Wali Kota Malang Dituduh Netizen Takut MADAS soal Kasus Yai Mim

IDPOST.ID – Kekecewaan publik terhadap Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, semakin memuncak menyusul sikap diamnya dalam menanggapi kasus perseteruan Yai Mim dan Nurul Sahara yang melibatkan Ormas MADAS.

Ironisnya, akun TikTok resmi Waki Kota Malang @pakmbois.malang justru aktif memamerkan berbagai pencapaian dan kegiatan rutin, namun tutup mata terhadap ribuan komentar warganet yang meminta perhatian serius terhadap kasus tersebut.

Ketidak puasan publik terlihat jelas di kolom komentar unggahan terbaru Wali Kota Wahyu Hidayat tentang penghargaan Indonesia Halal Award. Ribuan warganet membanjiri komentar dengan pertanyaan pedas dan sindiran tajam.

“Pak serius lebih gercep tanggapan cak armuji nih😳,” tulis akun @rizaazz, yang disukai lebih dari 500 pengguna lain. Komentar ini merujuk pada respons cepat Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang kerap disapa Cak Armuji, terhadap berbagai masalah warga.

Komentar lain seperti dari akun @Literasi menuai 868 like dengan seruan, “TOLONG JELASKAN FUNGSI SOSIAL MEDIA WALIKOTA JIKA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN ASPIRASI!”

Kekecewaan warganet semakin menjadi dengan munculnya komentar-komentar satire. “SAYEMBARA DICARI WALIKOTA MALANG, YANG TERLALU LALAI MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI WALIKOTA🙏,” tulis akun @Norman.

Bahkan, ada yang mempertanyakan eksistensi kepemimpinan di Kota Malang. “kirain malang tanpa pemerintah,” sindir akun @anomali.

Yang paling menohok, akun @MAYLOOKS SHOP menulis, “ini pak wali lagi sibuk nyari penghargaan, warganya lagi teraniaya.. beritanya udah viral sampe Indonesia timur dan barat.. tp pak wali masih sibuk ngurusi pialanya.”

Tudingan “Takut Ormas MADAS” Kian Menguat

Spekulasi mengenai adanya ketakutan menghadapi Ormas MADAS yang diketuai suami Nurul Sahara semakin santer. “Sekelas walkouts takut sama MADAS,” tulis akun @Ken-tang.

Akun @𝐄𝐝.𝐈𝐝 ☑️ bahkan menantang, “wargane diinjak² kok meneng ae to bos².. wedi kro Madas? iki malang udu meduro.”

Dengan lebih dari 2.600 komentar di satu unggahan saja, desakan untuk Wali Kota Wahyu Hidayat turun tangan dan menjadi pemersatu semakin tidak terbendung.

Publik menunggu langkah nyata, bukan sekadar pencitraan, dari pemimpin yang kerap menyematkan tagar #mboisberkelas ini.