Berprestasi, Dua Prajurit Kodim Purworejo Nikmati Hadiah Umrah

IDPOST.ID – Komandan Kodim (Dandim) 0708 Purworejo, Letkol Inf Imam Purwoko, membuat terobosan dengan memberikan penghargaan istimewa berupa umrah gratis kepada prajuritnya yang berprestasi.

Pihaknya mengatakan kalau pemberian umrah ini merupakan realisasi dari komitmennya sejak awal menjabat.

“Sejak awal menjabat sebagai Dandim di Purworejo, saya sudah menyampaikan akan memberikan hadiah umrah bagi prajurit yang berprestasi. Sampai saat ini sudah ada dua anggota yang saya berangkatkan,” ucap Letkol Inf Imam Purwoko.

Dua Prajurit Sudah Diberangkatkan

Kedua prajurit yang telah merasakan penghargaan umrah tersebut berasal dari Koramil Pituruh dan anggota Makodim. Mereka dinilai layak berdasarkan sejumlah kriteria ketat, termasuk kedisiplinan, integritas, pengabdian, serta keaktifan dalam kegiatan keagamaan di kantor, masyarakat, dan keluarga.

Sistem Seleksi Terbuka dan Melibatkan Pihak Lain

Ke depan, Dandim menegaskan bahwa sistem penilaian akan lebih terbuka dan melibatkan berbagai pihak. Masing-masing dari 16 Koramil diminta mengajukan satu anggota terbaiknya untuk bertugas sebagai penceramah dan motivator di sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK se-Kabupaten Purworejo.

Dari total 17 prajurit (16 Koramil + 1 perwakilan Makodim) yang terlibat, nantinya akan dipilih tiga terbaik melalui penilaian bersama antara Kodim, Kementerian Agama Kabupaten Purworejo, dan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Purworejo.

“Dari tiga anggota terbaik tersebut, nanti satu yang telah terpilih, akan diberangkatkan umrah. Penilaiannya harus real, ada bukti nyata, dan dinilai bersama-sama,” tegasnya.

Dinas ESDM Serayu Selatan, Perizinan Tambang di Purworejo Kini Lebih Sederhana

IDPOST.ID – Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Serayu Selatan paparkan langkah-langkah pengurusan perizinan usaha pertambangan di Kabupaten Purworejo yang telah disederhanakan namun tetap berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.

Proses ini dijelaskan langsung oleh Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Selatan, Panut Priyanto, didampingi Kepala Seksi Geologi, Mineral dan Batubara, Marlin Evalia, saat ditemui di kantornya pada Senin (22/9/2025) siang.

“Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020. Untuk perizinan, mengacu pada Perpres Nomor 55 Tahun 2022,” ujar Panut membuka penjelasannya.

Syarat Penting: Kesesuaian Tata Ruang

Panut menekankan bahwa salah satu syarat penting dalam proses perizinan adalah adanya kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo, yang diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup).

“Prosesnya diawali dengan pengajuan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Setelah memperoleh WIUP, pelaku usaha dapat mengajukan Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk tahap eksplorasi,” jelas Panut.

DPRD Banyumas Dukung Evaluasi Perbup Hak Keuangan Anggota Dewan

IDPOST.ID – Gabungan Fraksi di DPRD Banyumas yang terdiri dari Fraksi PKB, Gerindra, PKS, Golkar, dan Amanat Demokrat, menyampaikan pernyataan sikap terkait aspirasi masyarakat mengenai hak keuangan pimpinan dan anggota DPRD yang tertuang dalam Perbup No. 9 Tahun 2024, Senin (22/9/2025).

Dalam pernyataan yang disampaikan hari ini, Gabungan Fraksi menyatakan dukungan penuh terhadap evaluasi Perbup tersebut. Langkah ini diambil sebagai wujud keberpihakan DPRD kepada masyarakat Banyumas.

“Kami mendukung evaluasi Perbup Nomor 9 Tahun 2024 yang mengatur tunjangan perumahan dan transportasi bagi pimpinan serta anggota DPRD. Ini adalah wujud nyata keberpihakan kami pada masyarakat,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Selain itu, Gabungan Fraksi juga menegaskan keterbukaan terhadap aspirasi publik dan ketaatan pada aturan perundangan yang berlaku. Mereka berjanji akan mengedepankan empati dalam setiap sikap dan pengambilan kebijakan.

Komitmen untuk meningkatkan kinerja dan pengawasan kebijakan publik juga menjadi poin penting dalam pernyataan tersebut.

Gabungan Fraksi bertekad untuk menjalankan fungsi utama DPRD, yaitu legislasi, anggaran, dan pengawasan, dengan memastikan semua kebijakan berpihak pada kepentingan publik dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan menjalankan fungsi utama DPRD. Memastikan semua kebijakan berpihak pada kepentingan publik dan berorientasi kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya

Tidak hanya itu, Gabungan Fraksi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan terhadap kinerja eksekutif dan legislatif.

Respons Viral Tot Tot Wok Wok, Polri Hentikan Sementara Penggunaan Strobo

IDPOST.ID – Ramai gerakan “stop tot tot wok wok” yang viral di media sosial mendapat respons tegas dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

Merespons keluhan masyarakat yang merasa terganggu, penggunaan sirine dan lampu rotator (strobo) pada kendaraan pengawalan untuk pejabat maupun sipil resmi dibekukan sementara.

Penghentian sementara ini berlaku hingga proses evaluasi menyeluruh terhadap aturan dan implementasinya selesai dilakukan.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, usai menghadiri acara syukuran Hari Lalu Lintas (Harlantas) Bhayangkara ke-70 di PTIK, Jakarta, Senin (22/9/2025).

“Manakala ini aspirasi dari masyarakat, untuk sementara pengawalan yang menggunakan sirene, strobo ini kami bekukan, sambil nanti kita evaluasi, yang terbaik seperti apa,” tegas Agus.

Pembekuan ini disinyalir merupakan bentuk respons cepat Polri setelah beredar luas video yang memperlihatkan pengendara lain memilih untuk tidak memberi jalan kepada iring-iringan pengawalan yang menggunakan sirine, mencerminkan rasa kejenuhan publik.

Sikap Terbuka dan Akan Gandeng Pakar

Agus menunjukkan sikap terbuka dan apresiatif terhadap kritik serta masukan dari masyarakat. Ia mengaku, pihaknya justru bersyukur bisa mendengar langsung keluhan warganet.

“Korlantas Polri mengaturkan apresiasi dan terima kasih, kepada masyarakat, kami bisa mendengar keluhan masyarakat dan segera kita tindaklanjuti,” ujarnya.

Gerakan Gemar Minum Susu dan Telur Dikuti Ribuan Pelajar di Boyolali

IDPOST.ID – Tak kurang dari seribu pelajar dari tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, antusias mengikuti Gerakan Gemar Minum Susu dan Telur yang digelar Senin (22/9/2025) pagi di kompleks perkantoran Pemkab setempat.

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Tani Nasional, Hari Pangan Sedunia, Bulan Bakti Peternakan, dan Hari Ikan Nasional.

Dalam acara tersebut, para siswa bersama-sama menikmati susu sapi murni, nasi, ikan lele goreng, sayur, dan telur rebus menu bergizi yang menampilkan produk unggulan daerah.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menegaskan kegiatan ini merupakan wujud harmonisasi program pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong budaya minum susu serta konsumsi ikan dan telur.

“Gerakan ini menjadi bagian dari upaya menyiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045. Kami berharap kebiasaan konsumsi bergizi sejak dini dapat mendukung tumbuh kembang anak dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan,” ujar Lusia.

Ketua Pinsar Boyolali, Krishandrika Immanuel Rahardjo, menambahkan bahwa telur adalah sumber protein hewani paling terjangkau saat ini.

Warga dan Budayawan Sumenep Protes Festival Garam, Dituding Hanya Proyek Seremonial Belaka

IDPOST.ID – Gelaran Festival Garam di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Sumenep terus menuai protes dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari budayawan, warga setempat juga menyatakan kekecewaannya atas penyelenggaraan festival yang dinilai hanya sebagai proyek seremonial belaka.

Pemuda Desa Pinggirpapas, Syamsul Hadi ST, dengan tegas menyatakan bahwa festival tersebut tidak lahir dari musyawarah warga.

“Ini pesta pora yang mengatasnamakan kearifan lokal. Kami warga tidak pernah dilibatkan,” ujarnya dengan nada kecewa, Senin (22/9/2025).

Budayawan Tadjul Arifien R menambahkan, festival yang digelar tanpa kajian budaya mendalam hanya memperkuat citra pemerintah yang lebih senang dengan pesta seremonial.

“Jangan jadikan sejarah sekadar hiasan seremonial. Narasi Arya Wiraraja saja sering dibelokkan,” kritiknya.

Polemik semakin memanas dengan munculnya dugaan keterlibatan PT Garam dalam penginisiasi acara. Namun, Humas PT Garam, Miftahul Arifien, membantah keras keterlibatan tersebut.

“Itu murni acara Dinas Pariwisata. PT Garam tidak ada hubungannya. Bahkan saya sendiri tidak hadir karena ada acara lain,” tegasnya.

Kritik Pedas Festival Garam, Budayawn: Hanya Hamburkan APBD Sumenep

IDPOST.ID – Gelaran Festival Garam di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, kembali menuai polemik dan kritik tajam. Budayawan Sumenep, Tadjul Arifien R, menyebut festival yang diklaim mengangkat potensi lokal itu tak lebih dari seremonial mubazir yang menghambur-hamburkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Acara besar seperti ini hanya menghamburkan APBD. Padahal Mendagri Tito Karnavian sudah jelas mengingatkan agar daerah mengurangi seremonial dan lebih fokus pada efisiensi anggaran,” tegas Tadjul, Senin (22/9/2025).

Budayawan yang dikenal vokal ini menyoroti tingginya angka kemiskinan di Sumenep yang mencapai 17,78 persen, dengan lebih dari 200 ribu warga masih rawan pangan.

Menurutnya, alangkah lebih baik jika dana ratusan juta rupiah untuk festival dialokasikan untuk mengatasi masalah kemiskinan.

“Lebih dari 200 ribu warga Sumenep masih rawan pangan. Angka kemiskinan mencapai 17,78 persen. Mengapa dana ratusan juta rupiah dipakai untuk acara hura-hura?” tanyanya dengan nada prihatin.

Tadjul bahkan menyindir dengan sarkasme, “Kalau begini terus, ubah saja julukan Sumenep dari Kota Keris menjadi Kota Seremonial.”

Kritik serupa sebelumnya juga disampaikan pemuda Desa Pinggirpapas, Syamsul Hadi ST, yang menuding festival tidak melibatkan partisipasi warga.

Budayawan Sumenep Apresiasi MEC, Sebut Strategi Kebudayaan yang Edukatif dan Milenial

IDPOST.ID – Budayawan Sumenep, Ibnu Hajar, memberikan apresiasi mendalam terhadap penyelenggaraan Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025.

Menurutnya, karnaval tahunan yang digelar di Kabupaten Sumenep ini bukan sekadar pertunjukan kemeriahan, tetapi telah menjadi ruang edukasi dan strategi kebudayaan yang efektif.

Dalam keterangannya, Ibnu Hajar menegaskan bahwa MEC memiliki kekhasan yang membedakannya dengan karnaval lain di Jawa Timur.

“Saya melihat MEC bukan hanya sekadar pesta budaya. Di balik tampilan yang hedonis, ada pesan filosofi mendalam yang mengajarkan kita pada perenungan, pelestarian, dan penyelamatan nilai-nilai budaya warisan nenek moyang,” ujar Ibnu Hajar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa panitia berhasil meramu substansi kebudayaan dengan cara yang mendidik. Mulai dari penggunaan bahan-bahan lokal seperti tarebung (tempurung kelapa) dan rakara (janur) dalam kostum, hingga pengolahan tema-tema budaya yang berkembang dari tahun ke tahun.

“MEC justru menunjukkan bahwa budaya bisa dikemas dengan cara modern tanpa kehilangan makna aslinya. Ada ciri khas personal yang membedakan MEC dengan karnaval di kota lain. Inilah identitas Sumenep yang harus terus dijaga,” tegasnya.

Ibnu Hajar menilai MEC telah hadir sebagai strategi kebudayaan yang tepat untuk memperkenalkan simbol, nilai, dan filosofi kebudayaan kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.