Salat Gerhana Bulan: Ibadah Sunah yang Dianjurkan Saat Fenomena Langit

IDPOST.ID – Ketika fenomena gerhana bulan terjadi, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana atau yang dikenal dengan salat khusuf.

Salat sunah ini merupakan salah satu bentuk ibadah yang ditekankan oleh Rasulullah SAW sebagai respons terhadap tanda-tanda kebesaran Allah SWT di alam semesta.

Anjuran ini termaktub dalam berbagai hadis, yang menegaskan pentingnya memperbanyak ibadah saat gerhana.

Salat gerhana dilakukan secara berjamaah atau sendiri-sendiri, dengan tata cara yang sedikit berbeda dari salat fardu pada umumnya.

Salat ini terdiri dari dua rakaat, di mana setiap rakaatnya terdapat dua kali rukuk dan dua kali sujud.

Pelaksanaannya dimulai setelah gerhana terlihat hingga gerhana berakhir. Tujuan utama dari salat ini adalah untuk memohon ampunan, perlindungan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta sebagai bentuk pengakuan atas kekuasaan-Nya yang tak terbatas.

Selain salat, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, doa, dan sedekah selama gerhana berlangsung.

Momen gerhana bulan diharapkan dapat menjadi pengingat bagi setiap individu untuk senantiasa merenungi kebesaran Sang Pencipta dan meningkatkan ketakwaan.

Dengan melaksanakan salat gerhana, umat Muslim tidak hanya menjalankan sunah Rasulullah SAW, tetapi juga mengambil hikmah dari setiap peristiwa alam yang terjadi.

Fenomena Blood Moon Hiasi Langit Saat Gerhana Bulan: Mengapa Sebagian Besar Indonesia Tak Bisa Menyaksikan?

IDPOST.ID – Pada 7 September 2025, langit akan kembali menyuguhkan pemandangan langka berupa gerhana bulan total, yang seringkali disebut sebagai fenomena ‘Blood Moon’.

Penamaan ini merujuk pada warna merah atau oranye yang akan terpancar dari Bulan selama fase totalitas gerhana.

Warna unik ini terjadi karena cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan dihamburkan, dan hanya spektrum merah yang berhasil mencapai permukaan Bulan, menciptakan ilusi visual yang memukau.

Meskipun gerhana bulan total ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat langit, sayangnya sebagian besar wilayah Indonesia tidak akan berkesempatan untuk menyaksikannya secara langsung.

Hal ini disebabkan oleh posisi geografis Indonesia yang tidak berada dalam jalur bayangan umbra Bumi secara penuh saat gerhana mencapai puncaknya. Hanya beberapa daerah tertentu yang mungkin dapat mengamati sebagian kecil dari fenomena ini, atau bahkan tidak sama sekali.

Fenomena ‘Blood Moon’ ini terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan dalam satu garis lurus, sehingga bayangan Bumi menutupi seluruh permukaan Bulan.

Bagi umat Muslim, gerhana bulan bukan hanya sekadar peristiwa astronomi, melainkan juga momen untuk merenungkan kebesaran Allah SWT dan memperbanyak ibadah.

Meskipun tidak dapat disaksikan secara langsung di banyak tempat, esensi dari fenomena ini sebagai pengingat akan kekuasaan Tuhan tetap relevan bagi seluruh umat.

Kumpulan Doa Dianjurkan Saat Gerhana Bulan: Momen Introspeksi Diri dan Dekatkan Diri pada Ilahi

IDPOST.ID – Fenomena gerhana bulan, yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT di alam semesta, menjadi pengingat bagi umat manusia untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya.

Dalam ajaran Islam, peristiwa ini dianjurkan untuk diisi dengan berbagai ibadah, termasuk salat gerhana, dzikir, serta doa-doa khusus yang dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan.

Berikut adalah kumpulan doa yang bisa dibaca saat menyaksikan gerhana bulan, melansir dari berbagai sumber terpercaya:

1. Doa Memuji Kebesaran Allah SWT:

    Ketika menyaksikan gerhana bulan, umat Muslim dianjurkan untuk memuji kebesaran Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur dan pengakuan atas kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Doa ini menjadi manifestasi dari kekaguman terhadap ciptaan-Nya.

    “الحمد لله حمداً دائمًا طاهراً طيباً مباركاً فيه.. ملء السماوات وملء الأرض.. وملء ما بينهما.. وملء ما شئت من شيء بعد.. أحق ما قال العبد.. وكُلُنا لَكَ عبد”

    Alhamdulillah hamdan daaiman toohiron thoyyiban mubarokan fiih. Mil’ussamawati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa baina huma, wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahaqqo maa qoolal abdu, wa kunna laka abdun.

    Artinya: “Segala puji bagi Allah, pujian murni, baik, dan diberkati-Nya. Yang memenuhi langit dan bumi serta memenuhi apa yang ada di antara keduanya dan memenuhi apa pun yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang paling berhak menerima pujian, dan kami semua adalah hamba-Mu.”

    2. Doa Memohon Perlindungan:

      Doa ini dibaca untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT agar diberikan ketenangan, keimanan yang teguh, keselamatan, dan keberkahan dalam menjalani kehidupan, terutama saat menghadapi fenomena alam yang luar biasa.

      “اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ. هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ”

      Allahumma ahillahu ‘alainaa bil amni wal imaani was salaamati wal islami. Hilalu khairin wa rusydin.

      Artinya: “Wahai Tuhanku, terangkanlah bulan ini di atas kami dengan keamanan, iman, keselamatan, dan Islam. Ini adalah bulan yang membawa kebaikan dan petunjuk.”

      3. Doa dengan Bacaan Dzikir:

        Selain doa, memperbanyak dzikir juga sangat dianjurkan saat terjadi gerhana bulan. Dzikir merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT, mengingat kebesaran-Nya, dan mensucikan nama-Nya dari segala kekurangan.

        “سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ”

        Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallahu Allahu akbar.

        Artinya: “Maha Suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar.”

        4. Doa Mengharapkan Kebaikan:

          Doa ini bertujuan untuk memohon agar Allah SWT senantiasa memberikan kebaikan dan petunjuk selama peristiwa gerhana, serta menjadikan momen ini sebagai sarana untuk meraih keberkahan dan ampunan.

          “اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ. هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ”

          Allahumma ahillahu ‘alaina bil amni wal imani was salamati wal islami. Hilalu khairin wa rusydin.

          Artinya: “Wahai Tuhanku, terangkanlah bulan ini di atas kami dengan keamanan, iman, keselamatan, dan Islam. Ini adalah bulan yang membawa kebaikan dan petunjuk.”

          Dengan mengamalkan doa-doa ini, umat Muslim diharapkan dapat mengisi momen gerhana bulan dengan ibadah yang khusyuk dan introspeksi diri yang mendalam. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan perlindungan, ampunan, dan keberkahan dari Allah SWT.

          Hadis Rasulullah SAW: Gerhana Bulan Bukan Karena Kematian Seseorang, Ini Anjuran Ibadah Saat Fenomena Alam

          IDPOST.IDGerhana bulan, sebuah fenomena alam yang kerap kali memukau, memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam.

          Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa gerhana bulan bukanlah pertanda kematian atau kelahiran seseorang, melainkan salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

          Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis Bukhari yang menjadi pedoman bagi umat Muslim dalam menyikapi peristiwa langit ini.

          “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)

          Hadis ini secara gamblang mengajarkan umat Islam untuk merespons gerhana dengan memperbanyak ibadah.

          Anjuran tersebut meliputi doa, takbir, pelaksanaan salat gerhana (salat khusuf), serta bersedekah. Semua amalan ini merupakan bentuk ketakwaan dan pengakuan atas keagungan Allah SWT.

          Selain itu, momen gerhana juga menjadi kesempatan emas untuk memperbanyak amal saleh dan melakukan introspeksi diri, menjadikan peristiwa alam ini sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas spiritual.

          Gerhana Bulan Total 7 September 2025: Fenomena Langka ‘Blood Moon’ Hiasi Langit

          IDPOST.ID – Langit Indonesia akan kembali dihiasi fenomena alam yang menakjubkan pada 7 September 2025.

          Gerhana bulan total diprediksi akan terjadi, menampilkan pemandangan ‘Blood Moon’ yang memukau.

          Peristiwa ini menjadi sorotan karena posisi Bumi yang berada di antara Matahari dan Bulan dalam satu garis lurus, menyebabkan cahaya Matahari terhalang dan tidak dapat mencapai permukaan Bulan secara langsung.

          Fenomena ‘Blood Moon’ sendiri merujuk pada warna merah atau oranye yang akan tampak pada Bulan selama fase totalitas gerhana.

          Warna ini muncul akibat hamburan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi yang kemudian membiaskan cahaya merah ke permukaan Bulan.

          Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia tidak akan dapat mengamati fenomena langka ini secara langsung.

          Hanya beberapa daerah tertentu yang mungkin berkesempatan menyaksikan keindahan alam tersebut.

          Dalam ajaran Islam, gerhana bulan bukan sekadar peristiwa astronomi biasa. Lebih dari itu, fenomena ini dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

          Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat gerhana, dzikir, serta doa-doa yang berisi permohonan ampun dan perlindungan.

          Momen ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, merenungi kebesaran-Nya, dan meningkatkan ketakwaan.

          17 KPM penerima BLT DD, Ucapkan Terima Kasih Pada Pemdes Pangarengan Sampang

          IDPOST.CO.ID – Sebanyak 17 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Desa Pangarengan, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, melakukan Pencairan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) untuk bulan April-Juni di Bank Sampang Jl. KH. Wahid Hasyim.

          KPM yang melakukan proses pencairan BLT DD, didampingi langsung oleh perangkat Desa setempat, hal itu untuk memudahkan proses pencairan dalam melengkapi syarat dan ketentuan yang dibutuhkan oleh pihak Bank.

          Salah satu KPM BLT DD asal Desa Pangarengan Saudah (45) mengatakan, sangat senang dan terimakasih pada pemerintah Desa Pangarengan yang sudah memberikan bantuan untuk meringankan kebutuhan hidupnya.

          “Terimakasih pada Pemdes Pangarengan atas bantuannya, uangnya sudah saya terima sebanyak Rp.900.000. Uang ini akan saya gunakan untuk kebutuhan keluarga,” ujarnya dengan wajah yang nampak sumringah, pada Rabu (02/09/2025).

          Ditempah terpisah, Kepala Desa (Kades) Pangarengan Mochammad Aksan menyatakan, 17 KPM penerima BLT DD tersebut merupakan warga kategori miskin ekstrem dan yang tidak tercover dalam bantuan sosial lainnya.

          Menurutnya, untuk menentukan atau menetapkan KPM bantuan BLT DD ini tidak mudah karena harus melalui proses musyawarah Desa (Musdes).

          “Bahkan jika terdapat kesalahan meski 1 KPM saja dalam penerimaan BLT DD maka harus melalui Musdes perubahan penerimaan BLT DD,” Jelasnya.

          Ia menambahkan, setiap KPM menerima BLT DD sejumlah Rp.300.000 perbulan dan diterima tiga bulan sekali hingga jumlahnya sebesar Rp.900.000.

          Sedangkan kriteria KPM BLT DD yaitu, warga yang kehilangan mata pencaharian, mempunyai keluarga yang rentan sakit menahun/ kronis dan/ atau difabet, tidak menerima bantuan sosial program kepuarga harapan, rumah tangga dengan anggota rumah tangga tunggal lanjut usia, perempuan kepala keluarga dari keluarga miskin.

          RailClinic Hadir di Stasiun Kebasen, KAI Salurkan Bantuan TJSL untuk Lintas Agama, Pendidikan, dan Sosial

          IDPOST, Banyumas-PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali menghadirkan layanan kesehatan gratis melalui program RailClinic yang digelar di Stasiun Kebasen, Rabu (3/9). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-80 KAI sekaligus wujud kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat.

          Kereta Sehat ( Rail Clinic ) menyediakan berbagai layanan kesehatan; seperti poli umum, gigi, mata, laboratorium, hingga pemeriksaan kandungan dan kesehatan ibu-anak serta rangkaian kereta ini dilengkapi dengan Kereta Pustaka ( Rail Library) sebagai sarana ruang baca untuk anak.

          Masyarakat sekitar stasiun terlihat antusias memanfaatkan layanan ini yang dihadirkan langsung oleh tenaga medis profesional KAI.

          Selain pelayanan kesehatan, pada kesempatan tersebut KAI juga menyalurkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada sejumlah lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Bantuan tersebut diberikan melalui program KAI Sar’i ( Sarana Ibadah ) serta KAI EduFriend, dengan total keseluruhan bantuan yang disalurkan KAI dalam kegiatan ini mencapai Rp 228.476.250,-. dengan rincian sebagai berikut:

          Bantuan Kai Sar’i ( Sarana Ibadah) 

          a. Rehabilitasi Gereja Katolik Maria Marganingsih Rp 35.350.000,-

          b. Pengadaan Sarana Multimedia Gereja Kristen Jawa Rp 35.800.000,-

          c. Pembangunan Mushola Assulthon Rp 35.740.000,-

          d. Perbaikan Pura Mandara Giri Rp 37.302.250,-

          e. Renovasi Vihara Buddha Dipa Rp 35.284.000,-

          Bantuan KAI EduFriend

          a. Alat olahraga dan perlengkapan sekolah untuk SDN 1 Gambarsari Rp 20.000.000,-

          b. Alat bantu mobilitas kursi roda bagi penyandang disabilitas di SLB C dan C1 Yakut Purwokerto Rp 18.000.000,-

          c. Pembagian 100 kacamata baca gratis dengan rincian 50 kacamata untuk Lansia dan 50 kacamata lainnya untuk anak Sekolah Dasar + multivitamin syrup

          Selain itu, melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) KAI, turut memberikan bantuan sosial senilai Rp 11.000.000,-  berupa 2 unit kursi roda, Alat permainan edukatif untuk TK Pertiwi, 30 kacamata bagi warga.

          Vice President Daop 5 Purwokerto, Gun Gun Nugraha, menyampaikan bahwa kegiatan Rail Clinic serta penyaluran bantuan TJSL merupakan komitmen perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.

          “KAI tidak hanya berfokus pada layanan transportasi, tetapi juga ingin hadir secara nyata di tengah masyarakat melalui layanan kesehatan dan dukungan sosial. Kami berharap bantuan ini bermanfaat bagi pemeliharaan sarana ibadah lintas agama, peningkatan kualitas pendidikan, serta membantu masyarakat yang membutuhkan,” ujar Gun Gun.

          Lebih lanjut, Gun Gun berharap kegiatan ini dapat semakin mendekatkan masyarakat dengan kereta api, serta menumbuhkan kepedulian untuk bersama-sama menjaga keselamatan perjalanan kereta api dengan tidak beraktivitas di jalur rel maupun disiplin di perlintasan sebidang.

          KAI terus berkomitmen untuk menebarkan manfaat yang lebih luas, sejalan dengan semangat kolaborasi dan kepedulian sosial, demi terciptanya hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat.

          Durasi Gerhana Bulan Total 7 September 2025: Momen Langka Lebih dari 5 Jam!

          IDPOST.IDGerhana Bulan Total yang akan menyapa langit Indonesia pada 7 September 2025 bukan sekadar fenomena sesaat.

          Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peristiwa astronomi ini akan berlangsung dalam durasi yang cukup panjang, memberikan kesempatan luas bagi masyarakat untuk mengamati setiap tahapannya.

          Total durasi gerhana akan mencapai lebih dari lima jam, menjadikannya momen langka yang patut dinantikan.

          Secara keseluruhan, durasi gerhana dari fase Gerhana Penumbra mulai (P1) hingga Gerhana Penumbra berakhir (P4) adalah 5 jam 26 menit 39 detik.

          Ini berarti Bulan akan mulai memasuki bayangan penumbra Bumi pada pukul 22.26 WIB dan baru akan sepenuhnya keluar dari bayangan penumbra pada pukul 03.56 WIB keesokan harinya.

          Rentang waktu yang panjang ini memungkinkan pengamat untuk menyaksikan transisi Bulan dari terang, redup, hingga kembali terang.

          Fase yang paling menarik adalah totalitas, di mana Bulan akan sepenuhnya terbenam dalam bayangan inti (umbra) Bumi dan memancarkan warna merah khasnya.

          Durasi totalitas Gerhana Bulan Total 7 September 2025 ini akan berlangsung selama 1 jam 22 menit 6 detik, dimulai pada pukul 00.30 WIB dan berakhir pada pukul 01.53 WIB. Ini adalah jendela waktu terbaik untuk mengabadikan keindahan Bulan merah.

          Selain itu, BMKG juga merinci durasi parsialitas, yaitu lama waktu dari fase Gerhana Sebagian mulai (U1) hingga Gerhana Sebagian berakhir (U4).

          Fase ini akan berlangsung selama 3 jam 29 menit 24 detik, memberikan kesempatan bagi pengamat untuk melihat Bulan yang sebagian tertutup bayangan Bumi. Fase parsialitas dimulai pukul 23.26 WIB dan berakhir pukul 02.56 WIB.

          Durasi yang signifikan ini menegaskan bahwa Gerhana Bulan Total 7 September 2025 adalah peristiwa besar yang tidak boleh dilewatkan.

          BMKG mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan waktu yang tersedia dengan baik untuk mengamati dan mengapresiasi keajaiban alam ini.