Gubernur Khofifah: Bansos dan Zakat Produktif Perkuat Sosial Ekonomi Masyarakat Jatim

IDPOST.ID – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program bantuan.

Dalam acara penyaluran bantuan sosial (bansos) dan zakat produktif senilai Rp5,7 miliar di Pendopo Kabupaten Blitar pada Selasa (26/8/2025), Khofifah menyampaikan bahwa bantuan ini adalah upaya berkelanjutan untuk memperkuat sosial dan ekonomi warga.

“Alhamdulillah bansos dan zakat produktif terus kita salurkan. Semoga dapat menjadi penguatan sosial ekonomi masyarakat Blitar,” ujar Gubernur Khofifah.

Pernyataan ini menggarisbawahi tujuan utama dari inisiatif pemerintah, yaitu menciptakan kemandirian dan kesejahteraan bagi masyarakat rentan di Jawa Timur.

Khofifah menjelaskan bahwa penyaluran bantuan ini bukan hanya sekadar pemberian, melainkan investasi jangka panjang untuk mendorong kemandirian.

Bantuan yang digulirkan sangat beragam, mencakup Program Keluarga Harapan (PKH) Plus, Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD), bantuan permakanan, alat bantu disabilitas, serta bantuan KIP Eks PPKS Jawara.

Selain itu, ada pula Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi buruh pabrik rokok, tali asih untuk pilar-pilar sosial, dukungan untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), dan zakat produktif yang ditujukan khusus bagi pedagang ultra mikro.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi dan semangat kemanusiaan sebagai kunci utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.

“Bisa mempercepat pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian serta kewirausahaan yang didukung oleh pilar-pilar sosial di Jawa Timur,” katanya, menyoroti peran aktif berbagai pihak dalam mencapai tujuan mulia ini.

Bupati Blitar, Rijanto, menyambut baik inisiatif ini, menyebutnya sebagai program yang sangat strategis.

“Tentu upaya gubernur targetnya mengentaskan kemiskinan dan mengatasi kemiskinan ekstrem di Jatim,” ujar Rijanto, seraya menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Blitar siap mendukung penuh program provinsi melalui gerakan Catur Dharma yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan ekonomi lokal.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap sektor informal, Gubernur Khofifah juga secara simbolis menyerahkan sembako dan bendera kepada 68 tukang becak di sekitar lokasi acara, menunjukkan perhatian pemerintah terhadap seluruh lapisan masyarakat.

Khofifah Salurkan Bansos dan Zakat Produktif Rp5,7 Miliar di Blitar, Perkuat Ekonomi Masyarakat

IDPOST.ID – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan sosial dan ekonomi masyarakat.

Pada Selasa (26/8/2025), Khofifah menyalurkan bantuan sosial (bansos) dan zakat produktif senilai total Rp5,7 miliar kepada masyarakat rentan di Kabupaten Blitar.

Penyaluran bantuan ini dipusatkan di Pendopo Kabupaten Blitar, menjadi simbol upaya berkelanjutan pemerintah provinsi dalam meningkatkan kesejahteraan warganya.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan bagian dari program pemerintah provinsi yang terus digulirkan.

“Alhamdulillah bansos dan zakat produktif terus kita salurkan. Semoga dapat menjadi penguatan sosial ekonomi masyarakat Blitar,” ujar Khofifah, menyoroti dampak positif yang diharapkan dari bantuan tersebut.

Bantuan senilai Rp5,7 miliar ini mencakup berbagai program yang menyasar langsung kebutuhan masyarakat. Di antaranya adalah Program Keluarga Harapan (PKH) Plus, Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD), bantuan permakanan, serta penyediaan alat bantu disabilitas.

Selain itu, terdapat pula bantuan KIP Eks PPKS Jawara, Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi buruh pabrik rokok, tali asih untuk pilar-pilar sosial, dukungan bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), dan zakat produktif yang secara khusus ditujukan bagi pedagang ultra mikro.

Khofifah menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat dalam upaya pengentasan kemiskinan.

“Bisa mempercepat pengentasan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian serta kewirausahaan yang didukung oleh pilar-pilar sosial di Jawa Timur,” tambahnya, menggarisbawahi peran kolaborasi dalam mencapai tujuan tersebut.

Bupati Blitar, Rijanto, menyambut baik inisiatif Gubernur Khofifah. Ia menilai program ini sangat strategis dalam mendukung visi pemerintah daerah.

“Tentu upaya gubernur targetnya mengentaskan kemiskinan dan mengatasi kemiskinan ekstrem di Jatim,” kata Rijanto.

Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Blitar berkomitmen penuh untuk mendukung program provinsi melalui gerakan Catur Dharma, yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan ekonomi lokal.

Sebagai bentuk perhatian lebih, Gubernur Khofifah juga menyerahkan sembako dan bendera kepada 68 tukang becak yang berada di sekitar Pendopo Kabupaten Blitar.

Aksi ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap sektor informal yang juga menjadi bagian penting dari roda perekonomian masyarakat.

Dari BEN Carnival ke Keroncong Nasional: Blitar Bangun Kota Lewat Budaya

IDPOST.ID – Kota Blitar terus mengukuhkan diri sebagai destinasi budaya dan event nasional. Setelah sukses besar dengan Blitar Ethnic National (BEN) Carnival 2025 yang berhasil menarik perhatian ratusan ribu pengunjung, kini Blitar bersiap menjadi tuan rumah Festival Keroncong Nasional.

Perhelatan ini bukan sekadar ajang musik, melainkan visi besar untuk menjadikan kebudayaan sebagai instrumen pembangunan kota.

Festival Keroncong Nasional akan digelar pada 13 September 2025 di Alun-alun Blitar, menandai puncak dari rangkaian “Keroncong Suara Nusa” yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan di berbagai daerah.

Syaifullah Agam, Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, menekankan bahwa festival ini adalah bagian dari strategi kebudayaan.

“Keroncong adalah pilar penting dalam khazanah musik Indonesia. Acara ini memastikan keroncong tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan dinikmati generasi muda,” ujarnya.

Syaifullah menambahkan, keroncong memiliki nilai abadi dan relevansi zaman. Pemilihan Blitar sebagai lokasi puncak acara juga strategis.

“Blitar adalah tempat dimakamkannya Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kota ini menyimpan energi sejarah sekaligus potensi budaya yang luar biasa,” katanya, menyoroti potensi Blitar sebagai pusat kebudayaan.

Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin atau Mas Ibin, melihat BEN Carnival sebagai bukti nyata kemampuan Blitar.

“BEN Carnival kemarin sangat sukses dan meriah. Banyak masyarakat yang menyebutnya sebagai gelaran budaya dengan kelas premium, karena menampilkan akar budaya nusantara tanpa kebisingan berlebihan,” ungkap Mas Ibin.

Keberhasilan karnaval tersebut tidak hanya membangkitkan semangat nasionalisme, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Lebih dari 600 pedagang terlibat, jauh melampaui jumlah pedagang saat Car Free Day.

“Tinggal dikalikan saja omzet tiap pedagang. Perputaran ekonomi sangat besar,” kata Mas Ibin, menegaskan dampak positif event budaya terhadap perekonomian masyarakat.

Dengan optimisme yang sama, Mas Ibin membawa semangat ini ke Festival Keroncong Nasional.

“Kami ingin Blitar dikenal sebagai kota event. Sebuah kota yang menghadirkan acara untuk menghibur, mengedukasi, dan tentu saja menggerakkan ekonomi rakyat,” tuturnya.

Festival ini rencananya akan dihadiri Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dan dimeriahkan artis nasional. Alun-alun Blitar telah disiapkan sebagai pusat pertunjukan, dengan dukungan penuh untuk UMKM, perhotelan, dan sektor parkir yang diharapkan meraup keuntungan.

Bagi pemerintah pusat, keroncong adalah warisan yang harus dijaga. “Kebudayaan adalah jiwa kita, pondasi yang menyatukan keberagaman dari Sabang sampai Merauke. Melalui festival ini, kita menegaskan kepada dunia bahwa identitas bangsa Indonesia tumbuh dari persatuan,” pungkas Syaifullah Agam.

Sejak awal tahun, Blitar semakin aktif sebagai kota event, dari karnaval hingga konser musik. Mas Ibin menyebut, strategi ini sejalan dengan harapan masyarakat agar Blitar menjadi kota masa depan yang kreatif.

“Keramaian itu membawa berkah bagi UMKM, pengusaha hotel, jasa parkir, hingga sektor informal lainnya. Dengan semakin banyak event nasional yang digelar di Blitar, perputaran ekonomi akan terus bergerak,” kata Mas Ibin.

Blitar Siap Jadi Tuan Rumah Festival Keroncong Nasional, Momentum Kebangkitan Musik Tradis

IDPOST.ID – Kota Blitar kembali menjadi sorotan nasional. Setelah sukses besar dengan Blitar Ethnic National (BEN) Carnival 2025, kini kota ini bersiap menjadi tuan rumah Festival Keroncong Nasional.

Acara yang dijadwalkan pada 13 September 2025 di Alun-alun Blitar ini bukan sekadar perhelatan musik biasa, melainkan sebuah upaya strategis Kementerian Kebudayaan untuk membangkitkan kembali gairah musik keroncong di Indonesia.

Festival Keroncong Nasional merupakan puncak dari rangkaian “Keroncong Suara Nusa” yang telah bergulir di berbagai daerah.

Syaifullah Agam, Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, menegaskan pentingnya acara ini sebagai strategi kebudayaan.

“Keroncong adalah pilar penting dalam khazanah musik Indonesia. Acara ini memastikan keroncong tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan dinikmati generasi muda,” ujar Syaifullah.

Menurut Syaifullah, musik keroncong memiliki nilai universal yang tak lekang oleh waktu. Pemilihan Blitar sebagai lokasi puncak acara juga memiliki makna mendalam.

“Blitar adalah tempat dimakamkannya Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kota ini menyimpan energi sejarah sekaligus potensi budaya yang luar biasa,” tambahnya, menggarisbawahi peran Blitar sebagai simpul kebudayaan nasional.

Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin atau Mas Ibin, menyambut baik kepercayaan ini. Ia optimistis Festival Keroncong Nasional akan sesukses BEN Carnival yang baru saja usai.

“BEN Carnival kemarin sangat sukses dan meriah. Banyak masyarakat yang menyebutnya sebagai gelaran budaya dengan kelas premium, karena menampilkan akar budaya nusantara tanpa kebisingan berlebihan,” kata Mas Ibin.

Keberhasilan BEN Carnival, lanjut Mas Ibin, tidak hanya membangkitkan semangat kebangsaan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

Lebih dari 600 pedagang lokal terlibat, jauh melampaui partisipasi saat Car Free Day.

“Tinggal dikalikan saja omzet tiap pedagang. Perputaran ekonomi sangat besar,” jelasnya, menunjukkan bagaimana event budaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan.

Mas Ibin berharap Festival Keroncong Nasional juga akan memberikan dampak serupa. “Kami ingin Blitar dikenal sebagai kota event.

Sebuah kota yang menghadirkan acara untuk menghibur, mengedukasi, dan tentu saja menggerakkan ekonomi rakyat,” tegasnya.

Sukses BEN Carnival, Blitar Siap Gelar Festival Keroncong Nasional

IDPOST.ID – Euforia di Kota Blitar belum mereda. Setelah sukses besar dengan Blitar Ethnic National (BEN) Carnival 2025 yang memukau ratusan ribu pasang mata, Pemerintah Kota Blitar kini bersiap menyambut hajatan akbar berikutnya yaitu Festival Keroncong Nasional.

Acara musik tradisi ini digadang-gadang menjadi momentum kebangkitan keroncong di Tanah Air, sekaligus menegaskan posisi Blitar sebagai simpul kebudayaan nasional.

Festival Keroncong Nasional dijadwalkan berlangsung pada 13 September 2025 di Alun-alun Blitar. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian “Keroncong Suara Nusa” yang telah digelar di berbagai daerah di Indonesia.

Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah strategi kebudayaan untuk melestarikan dan mengembangkan musik keroncong.

“Keroncong adalah pilar penting dalam khazanah musik Indonesia. Acara ini memastikan keroncong tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan dinikmati generasi muda,” ujar Syaifullah.

Ia menambahkan, musik keroncong memiliki nilai abadi yang tetap relevan dengan perkembangan zaman. Pemilihan Blitar sebagai lokasi puncak acara juga bukan tanpa alasan.

“Blitar adalah tempat dimakamkannya Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kota ini menyimpan energi sejarah sekaligus potensi budaya yang luar biasa,” jelasnya.

Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin atau yang akrab disapa Mas Ibin, melihat keberhasilan BEN Carnival sebagai fondasi kuat.

Menurutnya, karnaval yang baru saja usai itu membuktikan kemampuan Blitar dalam menyelenggarakan acara budaya berskala nasional.

“BEN Carnival kemarin sangat sukses dan meriah. Banyak masyarakat yang menyebutnya sebagai gelaran budaya dengan kelas premium, karena menampilkan akar budaya nusantara tanpa kebisingan berlebihan,” kata Mas Ibin.

Keberhasilan BEN Carnival tak hanya membangkitkan semangat nasionalisme, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal. Lebih dari 600 pedagang turut meramaikan acara, jauh melampaui jumlah pedagang saat Car Free Day mingguan.

“Tinggal dikalikan saja omzet tiap pedagang. Perputaran ekonomi sangat besar,” ungkap Mas Ibin, menunjukkan dampak positif event budaya terhadap perekonomian masyarakat.

Optimisme serupa kini dibawa Mas Ibin untuk Festival Keroncong Nasional. Ia menegaskan, hajatan ini bukan sekadar pesta musik, melainkan cara membangun kota melalui budaya.

“Kami ingin Blitar dikenal sebagai kota event. Sebuah kota yang menghadirkan acara untuk menghibur, mengedukasi, dan tentu saja menggerakkan ekonomi rakyat,” tuturnya.

Festival Keroncong Nasional rencananya akan dihadiri langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, serta dimeriahkan oleh sejumlah artis nasional.

Pemerintah kota telah menyiapkan Alun-alun Blitar sebagai pusat pertunjukan, lengkap dengan dukungan bagi UMKM, perhotelan, hingga sektor parkir yang diproyeksikan akan meraup keuntungan besar.

Bagi pemerintah pusat, keroncong adalah warisan musik yang tak boleh pudar ditelan modernitas. Oleh karena itu, Festival Keroncong Suara Nusa dirancang untuk memberikan panggung strategis bagi musik tradisi dalam ekosistem nasional.

“Kebudayaan adalah jiwa kita, pondasi yang menyatukan keberagaman dari Sabang sampai Merauke. Melalui festival ini, kita menegaskan kepada dunia bahwa identitas bangsa Indonesia tumbuh dari persatuan,” pungkas Syaifullah Agam.

Geliat Blitar sebagai kota event semakin terasa sejak awal tahun. Dari karnaval budaya, festival kuliner, hingga konser musik, pemerintah kota berupaya menjadikan setiap momentum sebagai instrumen pembangunan. Mas Ibin menyebut, strategi ini sejalan dengan harapan masyarakat yang ingin Blitar tampil berbeda: bukan hanya sebagai kota sejarah, tetapi juga kota masa depan yang hidup dari kreativitas.

“Keramaian itu membawa berkah bagi UMKM, pengusaha hotel, jasa parkir, hingga sektor informal lainnya. Dengan semakin banyak event nasional yang digelar di Blitar, perputaran ekonomi akan terus bergerak,” kata Mas Ibin.

Senyum Lega Warga Blitar: Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Jaga Ketahanan Pangan

IDPOST.ID – Harapan akan harga pangan yang terjangkau kini tercermin dari wajah-wajah warga Kota Blitar yang pulang membawa belanjaan dari pasar murah dengan senyum lega.

Pasar murah di Blitar bukan sekadar transaksi ekonomi, melainkan bukti nyata kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam menjaga daya beli serta meneguhkan ketahanan pangan.

Antusiasme warga yang memadati area pasar murah sejak pagi menunjukkan betapa pentingnya inisiatif semacam ini bagi mereka.

Dengan harga komoditas yang lebih rendah dari pasar reguler, masyarakat dapat menghemat pengeluaran dan memenuhi kebutuhan pokok tanpa terbebani.

Selain itu, keterlibatan UMKM lokal dalam pasar murah juga memberikan dampak positif.

Produk-produk mereka mendapat ruang untuk diperkenalkan dan diserap pasar, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Ini menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara produsen, pedagang, dan konsumen.

Keberhasilan pasar murah ini menjadi contoh bagaimana sinergi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota, didukung partisipasi aktif masyarakat, dapat menciptakan solusi nyata terhadap tantangan ekonomi.

Dengan menjaga stabilitas harga pangan dan memberdayakan ekonomi lokal, pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk selalu hadir bagi rakyatnya.

Pemerintah Hadir: Sinergi Provinsi dan Kota Kendalikan Inflasi Pangan di Blitar

IDPOST.ID – Pesan utama dari kegiatan pasar murah yang digelar di Blitar sangat jelas yaitu pemerintah hadir untuk masyarakat.

Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu, langkah konkret menjaga harga pangan tetap terjangkau memberi rasa aman bagi masyarakat.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota dalam upaya ini.

“Distribusi pangan harus sampai ke masyarakat dengan harga wajar. Inflasi bisa dikendalikan jika pasokan aman,” kata Khofifah.

Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus berupaya menstabilkan harga kebutuhan pokok, terutama beras sebagai komoditas utama konsumsi rumah tangga.

Melalui pasar murah dan intervensi harga seperti pendistribusian beras SPHP, pemerintah berupaya memastikan bahwa masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga yang tidak wajar.

Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencegah gejolak ekonomi di tingkat lokal.

Sinergi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, hingga kota, menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga stabilitas harga pangan.

Koordinasi yang baik antara Bapanas, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota memastikan bahwa kebijakan dan program dapat berjalan efektif hingga ke tingkat akar rumput.

Dukungan UMKM Lokal di Pasar Murah Blitar, Wujud Pemberdayaan Ekonomi

IDPOST.ID – Selain menyediakan sembako murah, pasar murah di Blitar juga menjadi wadah bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

Warga yang berbelanja di pasar murah ini juga menerima kupon untuk berbelanja produk UMKM lokal, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam pemberdayaan ekonomi.

Beberapa kelompok wanita tani (KWT) turut menghadirkan sayuran organik, cabai, dan bahan pangan sehat lainnya.

Produk-produk mereka diapresiasi langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

“Biasanya mereka yang hadir adalah pelaku UMKM setempat. Jadi kita sekaligus membeli produk mereka, secukupnya, sebagai bentuk dukungan,” kata Khofifah.

Bagi pemerintah daerah, pasar murah bukan hanya soal menekan inflasi, tetapi juga strategi pemberdayaan ekonomi lokal.

Dengan melibatkan UMKM, rantai distribusi pangan menjadi lebih dekat dengan masyarakat.

Produk sayuran organik dari petani lokal bisa langsung terserap pasar, tanpa harus menunggu jalur distribusi panjang.

Pasar murah tidak hanya berfungsi sebagai bantuan jangka pendek, tetapi juga menjadi ruang interaksi yang mempertemukan produsen, pedagang, dan konsumen dalam satu ekosistem.

Ini adalah langkah konkret dalam membangun ketahanan pangan dari hulu ke hilir, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM.