Geger di Blitar! Pajak Bumi dan Bangunan Warga Melonjak Hingga 300 Persen

BLITARHARIINI.COM – Warga Kabupaten Blitar dibuat kalang kabut oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tiba-tiba tanpa diawali sosialisasi. Banyak yang baru tahu saat tagihan datang, dengan kenaikan mencapai 300% di beberapa wilayah.

Salah satunya arga Tawangsari ang ggaku shock saat melihat nominal tagihan PBB tahun ini. Seperti dialami Slamet, warga Kelurahan Tawangsari yang biasanya membayar Rp10.000-Rp13.000 kini harus merogoh kocek Rp55.723.

“Tiba-tiba melonjak gila-gilaan. Kalau naik 10-20% masih bisa dimaklumi, tapi ini sampai 300% lebih. Rasanya seperti ditipu,” ujarnya dengan nada kesal.

Banyak warga menuding pemerintah daerah melakukan kenaikan secara diam-diam. “Tidak ada pemberitahuan, tidak ada penjelasan. Tiba-tiba saja tagihan datang dengan jumlah yang tidak masuk akal,” protes salah seorang warga.

Mereka menuntut transparansi dan kejelasan mekanisme kenaikan pajak, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit pasca pandemi.

Roni Arif Satriawan, Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan Pajak Daerah, menjelaskan bahwa kenaikan hanya terjadi di desa-desa yang memperbarui data melalui SISMIOP atau update NJOP.

“Ada 3 desa pemutakhiran SISMIOP, 13 desa update NJOP, dan 12 desa pendataan bangunan,” ujarnya.

Roni menjelaskan, lonjakan PBB terjadi karena adanya pemutakhiran data di sistem SISMIOP. Pembaruan ini menyebabkan NJOP melambung, sehingga berdampak pada kenaikan PBB di wilayah tertentu.

“Total kenaikan PBB dari 2024 ke 2025 hanya 1,4 persen secara keseluruhan. Tapi di beberapa desa, karena ada pembaruan data, kenaikannya signifikan,” ungkapnya.

Warga Blitar Kaget, Pajak Bumi dan Bangunan Tiba-Tiba Naik Drastis!

IDPOST.ID – Warga Kabupaten Blitar digegerkan oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang terjadi secara tiba-tiba.

Banyak yang mengeluh karena tagihan mereka melonjak hingga 300 persen tanpa pemberitahuan sebelumnya, sementara pemerintah daerah menyatakan bahwa kenaikan ini hanya bersifat sebagian (parsial).

Sejumlah warga mengaku kaget saat menerima tagihan PBB yang jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Salah seorang warga Kelurahan Tawangsari mengungkapkan, biasanya ia hanya membayar Rp10.000–Rp13.000, namun tahun ini tagihannya melonjak menjadi Rp55.723.

“Ini benar-benar tidak masuk akal. Tiba-tiba naik berkali-kali lipat tanpa ada penjelasan. Rasanya seperti dikerjai diam-diam,” ujarnya kesal.

Warga lainnya juga mengeluhkan tidak adanya sosialisasi dari pemerintah setempat sebelum kenaikan ini diberlakukan. Mereka menuntut transparansi, terutama di tengah kesulitan ekonomi yang masih dirasakan masyarakat.

“Kalau memang mau naik, beri tahu dulu. Jangan sampai rakyat kaget dengan beban baru yang datang mendadak,” protes seorang warga.

Sementara, Roni Arif Satriawan dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Blitar menjelaskan bahwa kenaikan PBB terjadi karena pemutakhiran data melalui sistem SISMIOP dan penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di beberapa wilayah.

“Secara keseluruhan, kenaikan PBB di Blitar hanya sekitar 1,4%. Kenaikan yang signifikan hanya terjadi di beberapa lokasi tertentu,” jelasnya.

Warga Blitar berharap pemerintah segera memberikan penjelasan resmi dan solusi konkret, termasuk pengajuan keberatan bagi yang merasa tagihannya tidak wajar.

“Kami butuh kepastian. Jangan sampai ini jadi beban baru yang memberatkan,” tandas seorang warga.

Sementara itu, DPRD Kabupaten Blitar diharapkan turun tangan untuk mengawal kebijakan ini dan memastikan tidak ada warga yang dirugikan.

Pajak Bumi dan Bangunan di Blitar Melonjak 300 Persen, Warga: Kami Dikerjai Diam-diam!

IDPOST.ID – Warga Kabupaten Blitar heboh akibat kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mencapai 300% secara tiba-tiba.

Banyak yang merasa dikerjai diam-diam karena tidak ada sosialisasi sebelumnya, sementara pemerintah daerah mengklaim kenaikan ini hanya bersifat parsial.

Seorang warga Kelurahan Tawangsari mengeluh, dari biasanya Rp10.000-Rp13.000, tagihannya melonjak jadi Rp55.723.

“Ini tidak wajar! Tiba-tiba naik ratusan persen, kami seperti dikerjai diam-diam,” protesnya.

Ia menuntut sosialisasi jelas sebelum kebijakan diterapkan, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

“Jangan sampai pajak jadi beban tambahan yang datang mendadak,” tegasnya.

Sementara Roni Arif Satriawan dari Bapenda Blitar menjelaskan, kenaikan terjadi karena pemutakhiran data melalui SISMIOP dan pembaruan NJOP di beberapa desa.

“Total kenaikan PBB se-Kabupaten Blitar hanya 1,4%. Kenaikan ini bersifat parsial dan tidak merata,” klaimnya.

Pajak Bumi dan Bangunan di Blitar Tiba-tiba Naik, Warga Merasa Dikerjai Diam-diam

IDPOST.ID – Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Blitar memicu protes warga. Beberapa mengaku tagihan mereka naik hingga 300 persen tanpa sosialisasi, sementara pemerintah daerah menyatakan kenaikan hanya bersifat parsial.

“Biasanya bayar Rp10.000-Rp13.000, tiba-tiba jadi Rp55.000. Ini tidak wajar,” ujar seorang warga Kelurahan Tawangsari.

Selain itu ia menilai kenaikan pajak secara tiba-tiba membuat dirinya kaget.

“Di sini, kami seperti dikerjai diam-diam,” tambahnya.

Ia menuntut ada sosialisasi yang jelas sebelum kebijakan diterapkan, terutama di tengah kesulitan ekonomi.

“Jangan sampai pajak jadi beban tambahan yang tiba-tiba,” desaknya.

Roni Arif Satriawan dari Bapenda Blitar menjelaskan, kenaikan terjadi karena pemutakhiran data melalui SISMIOP dan update NJOP di sejumlah desa.

“Total kenaikan hanya 1,4 persen secara keseluruhan,” klaimnya.

Bapenda juga menyatakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2025 hanya bersifat parsial dan tidak merata.

“Kenaikanya hanya parsial,” ujarnya.

Antusias, Warga Lereng Merapi Boyolali Arak Bendera 150 Meter Sambut HUT ke-80 RI

Boyolali, Idpost.Id– Puluhan warga lereng Gunung Merapi di Boyolali, Jawa Tengah, punya cara unik dalam menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka mengarak bendera Merah Putih sepanjang 150 meter berkeliling kampung, lalu memasangnya di lingkungan masjid dan di atas masjid.

Kegiatan ini berlangsung di Dusun Manggung, Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Jumat (15/8). Warga secara gotong royong mengarak bendera raksasa tersebut, meski harus menghadapi angin kencang khas lereng Merapi dan melewati jalan berliku.

Sebelum diarak, bendera itu dijahit terlebih dahulu di rumah salah satu warga. Proses penjahitan dimulai sejak awal Agustus dan baru rampung dua hari menjelang peringatan 17 Agustus.

“Senang sekali bisa ikut bersama warga lain mengarak dan memasang bendera Merah Putih sepanjang 150 meter. Meski ada tantangan, seperti angin kencang dan panjangnya bendera, tapi kami bangga karena kekompakan ini menjadi cara kami memaknai kemerdekaan,” ungkap Ambar Setyorini, salah satu warga.

Ketua RT 04 Dusun Manggung, Sumardi Kridoharsono, menuturkan bahwa bendera tersebut terbagi menjadi empat potongan. Panjang 17 meter, 8 meter, dan 45 meter melambangkan tanggal, bulan, dan tahun kemerdekaan Indonesia. Sementara potongan 80 meter menjadi simbol usia ke-80 Republik Indonesia.

“Potongan bendera sepanjang 80 meter dipasang di atas Masjid Sirathal Mustaqim. Masjid ini bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan Alquran bagi penyandang tuna netra,” jelasnya.

Menurut Sumardi, kegiatan ini tidak hanya untuk memeriahkan HUT RI, melainkan juga wujud nyata persatuan warga. Ia berharap nilai-nilai Pancasila benar-benar dijalankan dalam kehidupan sehari-hari sehingga keadilan bisa dirasakan seluruh masyarakat hingga pelosok negeri.| Lar

 

Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80, sebanyak 1500 pohon Tabebuya ditanam di Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga

IDPOST, Purbalingga-Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80, sebanyak 1500 pohon Tabebuya ditanam di Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, pada Jumat, 8 Agustus 2025.

Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara Perhimpunan Advokat Indonesia Suara Advokat Indonesia (Peradi SAI) Ketua Dewan Kehormatan De Juniver Girsang melalui Peradi SAI Purwokerto, pemerintah daerah, TKPSDA Serayu Bogowonto serta sejumlah pegiat lingkungan dari kawasan Serayu.

Kegiatan tersebut disambut antusias oleh masyarakat dan jajaran pemerintah setempat.

Hadir dalam kegiatan ini antara lain perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga, Camat Kutasari, Koramil 04 Kutasari Kodim 0702 Purbalingga, Polsek Kutasari, Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Serayu Bogowonto, Forum Relawan Lintas Organisasi (Fortasi) serta pihak swasta dari sektor pertambangan yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.

Ketua Peradi SAI Purwokerto, H. Djoko Susanto, SH, menyebut kegiatan ini sebagai “Kado kemerdekaan” dari para advokat untuk Kabupaten Purbalingga.

Menurutnya, advokat tak hanya berperan dalam bidang hukum, tetapi juga harus turut menjaga kelestarian lingkungan.

“Di momen 8 Agustus 2025 ini, kami ingin berkontribusi nyata. Penanaman 1500 pohon ini adalah bentuk apresiasi kami kepada masyarakat Karangreja,” ujar Djoko ditemui di lokasi kegiatan penanaman 1500 pohon Tabebuya.

Dinas LH Purbalingga menyampaikan apresiasi atas kerjasama semua pihak dalam penanaman pohon Tabebuya di Desa Karangreja untuk konservasi lingkungan di Purbalinggs.

“Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi ini. Penanaman pohon Tabebuya di area tangkapan air sangat mendukung upaya konservasi lingkungan di Purbalingga. Jenis pohon ini memang membutuhkan banyak air, sehingga sangat cocok ditanam di daerah ini,” ujar Jompong Juhartono, perwakilan dari DLH Purbalingga.

Senada dengan itu, Camat Kutasari, Cahyono, mengapresiasi program penghijauan ini.

Menurutnya, penanaman pohon tidak boleh hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi harus berkelanjutan agar dapat memberikan dampak nyata terhadap pelestarian alam dan pasokan air bersih.

“Kami berharap, pohon-pohon ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain. Kepada warga, kami berpesan agar bersama-sama menjaga dan merawat pohon yang sudah ditanam,” kata Cahyono.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Serayu Bogowonto.

Wakil Ketua Divisi Pencegahan Daya Rusak Air, Eddy Wahono, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Sungai Punggawa merupakan salah satu 99 penyumbang suplesi air ke Sungai Klawing yang debit airnya menurun drastis saat kemarau dan rentan banjir saat hujan.

“Kita perlu mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap konservasi. Kerusakan mata air di Kutasari sudah sangat mengkhawatirkan. Penanaman pohon ini adalah langkah awal yang baik,” tegas Eddy.

Dukungan juga datang dari dunia usaha.

CV Aneka Sedimen Nusantara (ASN) yang bergerak di bidang pertambangan, turut menyumbang 500 bibit pohon.

Kepala Plan CV ASN, Ahmad, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjadi penambang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

“Kebanyakan penambang tidak memperhatikan dampak terhadap resapan air. Kami hadir untuk menunjukkan bahwa penambang juga bisa peduli. Ini adalah aksi nyata kami,” ungkap Ahmad.

Penanaman pohon Tabebuya ini diharapkan menjadi inspirasi untuk konservasi berkelanjutan dan menjadi langkah konkret dalam menjaga sumberdaya air, memperbaiki daerah tangkapan air, serta memulihkan ekosistem di wilayah Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah

TIM SAR GABUNGAN MELAKUKAN PENCARIAN SATU ORANG YANG HILANG DI PANTAI SUWUK KEBUMEN

IDPOST, Kebumen-Kantor SAR Cilacap kembali menerima informasi kondisi membahayakan manusia satu orang diduga hilang di Pantai Suwuk Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.

“Menerima informasi tersebut pada pukul 16.44 WIB kami langsung memberangkat Tim Rescue dari USS Kebumen menuju kelokasi kejadian dan langsung di susul Tim Rescue Kantor SAR Cilacap untuk melakulan pencarian terhadap survivor di Pantai Suwuk” ujar M.Abdullah selaku Kepala Kantor SAR Cilacap.

Diketahui kronologi kejadian pada hari selasa (12/08/2025) pukul 22.00.WIB survivor pergi dari rumah menggunakan sepeda motor berpamitan ingin pergi ke Pantai Suwuk dan hingga saat ini belum kembali kerumah. Keluarga dan masyarakat sekitar sudah melakukan pencarian sejak hari rabu (13/08/2025) hingga saat ini ditemukan hanya sepeda motor survivor terpakir di Pantai Suwuk. Selanjutnya di laporkan ke Kantor SAR Cilacap untuk melakukan pencarian.

Survivor An. Budiono (35Th/L) diketahui warga RT.03 RW.01 Desa Harjodowo Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.

Saat ini SRU-1 sedang melakukan pencarian darat kearah Timur dan Barat sejauh 2 KM SRU-2 melakukan penyisiran diatas permukaan air diperairan Logending, SRU-3 melakukan pemantauan udara di peraiaran Pantai Suwuk. Hingga saat ini Tim SAR Gabungan masih belum berhasil menemukan survivor di lanjutkan pemantauan dan Operasi SAR akan di lanjutkan esok hari.

Wali Kota Blitar Mas Ibin dan Forkopimda Saksikan Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo

IDPOST.ID – Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menghadiri penyiaran langsung Pidato Kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (15/8/2025). Acara diselenggarakan di Graha Paripurna DPRD Kota Blitar.

Dalam pidato kenegaraan pertamanya, Presiden Prabowo menekankan tiga fokus utama pembangunan nasional: pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan optimalisasi sumber daya alam. Presiden menegaskan komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan yang berpihak pada rakyat.

Usai menyimak pidato, Wali Kota yang akrab disapa Mas Ibin menyatakan akan mengimplementasikan arahan presiden di tingkat daerah. “Pembangunan di Blitar harus benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat dan melibatkan partisipasi aktif warga,” ujarnya.

Menurut Mas Ibin, pesan presiden sejalan dengan visi pembangunan Kota Blitar yang mengedepankan pendekatan bottom-up. Ia menekankan pentingnya memastikan manfaat pembangunan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim menyatakan kebijakan presiden selaras dengan program prioritas daerah. “Program Rastrada yang kami jalankan sejalan dengan fokus presiden pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelas Syahrul.

Dengan luas wilayah yang relatif kecil, Syahrul meyakini Blitar memiliki peluang untuk menjadi contoh implementasi kebijakan nasional di tingkat lokal. “Kami optimis dapat berkontribusi pada pencapaian target nasional,” tambahnya.