Warga Banyumas Desak Ujian Ulang Seleksi Perangkat Desa Karangturi Usai Dugaan Kecurangan

IDPOST.ID – Sejumlah warga Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengadukan dugaan kecurangan dalam proses Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D) yang dilakukan pada 18 Juli 2025 lalu.

Tujuh peserta ujian yang juga warga setempat menyampaikan keberatan terhadap panitia penyelenggara P3D Desa Karangturi karena adanya indikasi pelanggaran serius selama seleksi berlangsung. Mereka pun mendatangi Pusat Bantuan Hukum (PBH) Peradi SAI Purwokerto pada Senin, 28 Juli 2025, guna meminta perlindungan hukum.

Kuasa hukum dari PBH Peradi SAI Djoko Susanto, menegaskan bahwa kliennya merasa dirugikan bukan sekadar karena gagal lulus, melainkan adanya indikasi kuat pelanggaran dalam proses, mulai dari ketidaktransparanan, manipulasi nilai hingga kebocoran soal ujian.

“Ini bukan soal tidak lulus. Ini soal dugaan tindakan maladministrasi, manipulasi nilai, dan bocornya soal oleh panitia,” ujar Djoko di Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto, Senin sore.

Dugaan Kecurangan Dimulai Sejak Awal

Menurut Djoko, pelanggaran sudah tampak sejak awal, seperti adanya penandatanganan berita acara sebelum ujian dimulai. Lebih lanjut, ia menyebutkan ada soal bocor dan nilai peserta yang diduga dimark-up agar peserta tertentu bisa lolos. Di antara 20 peserta, hanya dua orang yang lulus, dan keduanya diduga mendapat nilai janggal.

“Ini aneh, mengingat formasi yang diperebutkan adalah Kasi Kesra dan Tata Usaha,” ujarnya.

Djoko juga mengkritisi rekap nilai yang ia nilai tidak objektif dan sarat konflik kepentingan. Ia mendorong agar Bupati Banyumas dan Camat Sumbang segera turun tangan.

“Kalau tuntutan ini diabaikan, kami bakal kirim somasi resmi ke panitia, kepala desa, dan aparat kecamatan,” tegas Djoko.

Tanggapan Camat Sumbang

Dalam pertemuan dengan warga Desa Karangturi, Camat Sumbang, Asep Hermawan, menyatakan akan memfasilitasi klarifikasi dugaan tersebut.

“Kami akan mengkaji informasi ini. Selama situasi masih kondusif, kami dorong proses berjalan sesuai aturan dan aspirasi warga tetap diperhatikan,” kata Asep.

Namun, Asep mengingatkan, tuduhan tersebut harus didukung bukti konkret.

“Berita soal peserta yang ‘dipastikan lolos’ sebelum ujian memang beredar, tapi validitasnya harus dicek ulang. Jika memang terjadi pelanggaran, tindakan akan diambil,” jelasnya.

Wali Kota Blitar Mas Ibin Ajak Ormas Jadi Mitra Strategis Pembangunan

IDPOST.ID – Pemerintah Kota Blitar melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mengadakan sosialisasi bertemakan “Peran Kinerja Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dalam Pembangunan Daerah” pada Selasa (29/07/2025) di Balai Kota Koesoemo Wicitro.

Acara ini diikuti oleh puluhan perwakilan ormas dari Kota Blitar maupun Kabupaten Blitar dengan dukungan narasumber dari Universitas Merdeka Malang dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, dalam sambutannya mengajak seluruh ormas untuk aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah demi mencapai Kota Blitar yang semakin maju dan terbuka.

Ia menegaskan bahwa arah pembangunan telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana jangka panjang yang mengedepankan keberagaman adat istiadat dan budaya.

“Kita sudah menyusun arah pembangunan dalam RPJMD maupun rencana jangka panjang. Tujuannya jelas, bagaimana menjadikan Kota Blitar sebagai kota yang maju, bisa mengayomi dan memfasilitasi semua pihak, termasuk dalam menerima keberagaman adat istiadat dan budaya,” tutur Syauqul.

Wali Kota juga menekankan pentingnya penyelenggaraan berbagai kegiatan dan event sebagai upaya menggerakkan perekonomian daerah sekaligus memberikan ruang partisipasi bagi masyarakat. “Semua yang kita lakukan harus bisa memberi manfaat langsung bagi warga. Karena itu kami akan pacu agar Kota Blitar bergerak lebih cepat,” ucapnya.

Selain itu, Syauqul mengajak ormas agar berperan sebagai mitra pemerintah dalam membentuk cara pandang masyarakat yang terbuka, rukun, dan saling menghargai.

Ia meyakini para pengurus ormas adalah tokoh pembimbing dalam menciptakan masyarakat yang saling menerima perbedaan dan mengedepankan semangat kebersamaan.

Tak kalah penting, Wali Kota juga menyoroti peran besar generasi muda sebagai aktor perubahan di masa depan. Kota Blitar harus memberi ruang kreatif bagi anak muda agar mampu berkontribusi membentuk wajah kota yang lebih dinamis dan progresif.

“Kita harus bergerak mengikuti zaman. Perencanaan kota harus bisa membaca potensi anak-anak muda. Dari situ, kita kembangkan Blitar sebagai kota kreatif yang siap menghadapi masa depan,” kata Syauqul.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Blitar, Toto Robandiyo, menyatakan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya mendorong ormas tidak hanya aktif secara administratif, tetapi juga memiliki program kerja yang jelas dan berdampak nyata.

“Kami ingin ormas mampu menyusun program dengan arah yang jelas, dan bisa mengukur sejauh mana manfaatnya. Jadi bukan sekadar aktif, tapi benar-benar memberi kontribusi ke masyarakat,” jelas Toto.

Ia juga menambahkan bahwa sistem pengukuran kinerja ormas akan menjadi bagian penting dalam pembinaan organisasi ini, baik di tingkat kota maupun nasional.

“Kita akan dorong internalisasi sistem ini, agar ormas tahu standar kinerja seperti apa yang bisa digunakan sebagai acuan dalam menjalankan peran mereka,” tambahnya.

Berdasarkan data Bakesbangpol, terdapat 158 ormas yang tercatat di wilayah Blitar Raya, dengan berbagai legitimasi mulai dari legalitas Kementerian Hukum dan HAM hingga Surat Keterangan Terdaftar (SKT).

Mas Ibin Tegaskan Pentingnya Penyesuaian Anggaran untuk Prioritaskan Kesejahteraan Masyarakat Blitar

IDPOST.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, menegaskan bahwa penyesuaian Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Perubahan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2025 merupakan langkah penting untuk menyesuaikan program dan kegiatan dengan arahan pemerintah pusat serta kebutuhan riil masyarakat Kota Blitar. Hal ini disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Kota Blitar, Senin (28/07/2025).

Menurut Mas Ibin, perubahan anggaran dilakukan agar arah kebijakan pembangunan daerah bisa selaras dengan dinamika nasional, sekaligus menegaskan fokus pada program-program prioritas yang berdampak langsung kepada warga.

“Sehingga kami lakukan perubahan anggaran, pergeseran baik antar kegiatan, antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tentunya juga karena asumsi pendapatan daerah dan asumsi-asumsi lain juga mengalami perubahan. Sehingga diperlukan penyesuaian perubahan anggaran,” jelas Mas Ibin.

Nilai perubahan anggaran yang diajukan dalam KUA-PPAS 2025 ini sekitar lima persen dari total APBD Kota Blitar yang mencapai Rp940 miliar. Meski relatif kecil secara persentase, Mas Ibin menekankan kualitas peruntukan anggaran lebih menjadi perhatian, dengan prioritas pada program kesejahteraan masyarakat, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan penanganan infrastruktur wilayah yang mengalami permasalahan, seperti genangan air.

Komitmen Mas Ibin ini mendapatkan perhatian dari Ketua DPRD Kota Blitar, Syahrul Alim, yang menyatakan bahwa penyesuaian anggaran ini bukan sebuah keharusan, tetapi kebutuhan penting agar visi dan misi kepala daerah dapat berjalan optimal.

“Program seperti Sekolah Rakyat serta pembenahan layanan kesehatan perlu segera dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah daerah, agar pelaksanaan ke depan lebih optimal,” kata Syahrul menanggapi.

Dengan langkah ini, Mas Ibin berharap pemerintah daerah dapat lebih gesit dan responsif dalam menghadapi perubahan situasi dan kebutuhan masyarakat. Penyesuaian anggaran yang diusung diharapkan membawa dampak positif nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Kota Blitar.

Mas Ibin Tegaskan Pentingnya Suara Anak dalam Kebijakan Kota Blitar

IDPOST.ID – Ratusan anak dari berbagai sekolah di Kota Blitar, termasuk anak berkebutuhan khusus, memenuhi ruang Balai Kota Koesoema Wicitra, Senin pagi (28/7/2025).

Ratusan siswa tersebut bukan hanya menikmati kudapan kecil, tapi juga menyampaikan aspirasi untuk mewujudkan kota yang lebih ramah dan aman bagi anak.

Acara Sarapan NASTAR, singkatan dari Saran dan Harapan Anak Kota Blitar, digagas oleh Pemerintah Kota Blitar sebagai bagian dari inisiatif mewujudkan Kota Layak Anak. Dalam forum ini, anak-anak diberikan kesempatan berbicara langsung dengan Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin.

“Kami ingin membangun kota bukan hanya untuk anak-anak, tetapi bersama mereka,” ujar Mas Ibin dalam sambutannya.

Mas Ibin menegaskan, pemerintah saat ini fokus pada empat hak utama anak: hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi. Suara anak-anak menjadi dasar dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada mereka.

Di forum tersebut, Mas Ibin menyampaikan kekhawatiran atas masih adanya isu yang membayangi dunia anak, seperti putus sekolah, bullying, dan kurangnya ruang aman untuk tumbuh berkembang.

“Kami memastikan tidak ada anak di Blitar yang putus sekolah, terutama karena alasan ekonomi,” katanya, disambut tepuk tangan peserta.

Mas Ibin juga menjelaskan pentingnya menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang nyaman dan bebas dari intimidasi. “Sekolah harus menjadi rumah kedua bagi anak-anak, tempat aman yang memungkinkan mereka berkembang, bukan tempat menakutkan.”

Pemerintah juga tengah menyiapkan tim pemantau remaja yang akan melakukan pengawasan di ruang publik dan tempat nongkrong anak muda, bukan untuk membatasi kebebasan, tetapi agar anak-anak terhindar dari kebiasaan yang merugikan seperti keluyuran malam yang mengganggu waktu belajar.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Blitar, Parminto, mengatakan Sarapan NASTAR bukan sekadar acara formal rutin. Forum ini menjadi wadah konkret bagi anak-anak untuk menyampaikan aspirasi yang nantinya menjadi rekomendasi kebijakan pembangunan kota.

“Anak-anak berbicara langsung ke pemerintah, dan gagasan mereka akan dipertimbangkan untuk pembangunan,” ujar Parminto.

DP3AP2KB juga tengah menjalankan program Sinergi Berlian, singkatan dari Aksi dan Kolaborasi Satukan Energi Bersama Lindungi Anak Kota Blitar. Program ini fokus mencegah kekerasan di lingkungan sekolah dengan melibatkan guru dan tenaga pendidik sebagai pelopor deteksi dini.

Hingga pertengahan 2025, program ini sudah menyasar delapan sekolah, termasuk SD Klampok dan SMP Yos Sudarso. “Guru-guru menjadi garda terdepan mencegah kekerasan di sekolah,” jelas Parminto.

Dalam sesi dialog, anak-anak menyampaikan berbagai keluhan dan harapan, mulai dari kondisi kamar mandi sekolah hingga kebutuhan ruang terbuka hijau dan literasi digital yang sehat. Semua aspirasi dicatat dan akan dibawa ke forum perencanaan daerah.

Kepala Sekolah SDN Sakala II dan Guru Honorer Diduga Selingkuh, Anaknya Temukan Foto, Keduanya Berciuman Mesra

SUMENEP — Masyarakat Desa Sakala, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, dikejutkan oleh kabar dugaan perselingkuhan yang menyeret nama Kepala SDN Sakala II, Edi Kurniawan, dan seorang guru honorer bernama Reka Ruspawati, yang juga merupakan istri bendahara desa.

Isu ini menjadi perhatian publik tidak hanya karena melibatkan dua sosok pendidik, tetapi juga karena adanya keterkaitan hubungan keluarga dengan Kepala Desa Sakala, Bukhari Muslim Mandar. Edi diketahui merupakan kakak iparnya, sementara Reka bekerja di bawah kepemimpinan Edi di lingkungan sekolah.

Seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya secara lengkap, menyebut bahwa rumor kedekatan keduanya telah lama mencuat, namun baru belakangan ini mendapat perhatian serius setelah muncul bukti foto pribadi yang memicu konflik internal keluarga.

“Kabar seperti ini memang sudah lama jadi bisik-bisik warga. Tapi bukti kuatnya baru terlihat saat anaknya sendiri menemukan foto ayahnya berciuman mesra di ponsel milik ayahnya,” ujarnya kepada media, Senin (28/07/2025).

Menurut informasi, foto tersebut kemudian diketahui oleh istri Edi yang langsung melaporkan peristiwa itu kepada pihak keluarga, termasuk Kepala Desa. Namun, laporan tersebut disebut belum mendapatkan tindak lanjut yang memadai.

“Sayangnya, keluhan sang istri tidak mendapat respon tegas dari Kepala Desa yang notabene adik iparnya. Mungkin karena alasan menjaga nama baik keluarga,” lanjut narasumber.

Situasi ini pun menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Sejumlah warga mulai mendesak agar persoalan tersebut diselesaikan secara adat dan tidak dibiarkan berlarut, guna menjaga marwah lembaga pendidikan dan ketertiban sosial desa.

“Kalau terbukti, harus ada tindakan sesuai aturan adat. Desa ini punya Perdes tentang norma dan etika aparatur desa. Ini bukan hanya soal pribadi, tapi menyangkut contoh buruk di lingkungan sekolah,” tegasnya.

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Kepala SDN Sakala II maupun dari Kepala Desa Sakala. Upaya konfirmasi yang dilakukan melalui aplikasi pesan dan sambungan telepon belum mendapat tanggapan.

Masyarakat berharap Pemerintah Kecamatan Sapeken maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep segera turun tangan, agar isu ini tidak berkembang menjadi konflik horizontal dan tetap diselesaikan dalam koridor hukum serta adat yang berlaku

Waspada! Dua Nomor WhatsApp Ngaku Kepala Dinas PUPR Jombang

IDPOST.ID – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang, Bayu Pancoroadi, mengimbau masyarakat dan jajaran kedinasan untuk waspada terhadap dua nomor telepon dan WhatsApp yang mengatasnamakan dirinya.

Dalam pesan yang disampaikan melalui status aplikasi WhatsApp pribadinya, Bayu Pancoroadi menegaskan bahwa dua nomor tersebut yaitu +62 853-8551-5164 dan +62 853-8551-5173 merupakan hoax dan tidak resmi.

“Bapak dan Ibu, apabila dihubungi oleh dua nomor tersebut dan mengatasnamakan saya, harap diabaikan saja,” kata Bayu dalam pernyataannya, Minggu (27/7/2025).

Imbauan ini ditujukan khususnya kepada para pegawai instansi yang mengenal Bayu Pancoroadi agar tidak mudah percaya dan selalu melakukan verifikasi apabila menerima telepon atau pesan dari nomor-nomor yang belum dikenal tersebut.

Pihak Dinas PUPR Kabupaten Jombang juga menyarankan agar masyarakat berhati-hati terhadap kemungkinan penipuan atau modus yang menggunakan identitas palsu dengan mengatasnamakan pejabat publik.

Dengan adanya upaya transparansi dan informasi resmi ini, diharapkan masyarakat lebih waspada serta tidak terjebak dalam penyebaran informasi palsu yang dapat menimbulkan kerugian.

Tiga Kiai Kondang Isi Ngaji Budaya dan Kebangsaan di Boyolali

IDPOST.ID – Sebanyak tiga kiai kondang akan mengisi acara Ngaji Budaya dan Kebangsaan yang digelar di Dukuh Manggung, Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Boyolali. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengajian rutin lapanan yang diselenggarakan oleh Masjid Agung Ash Shirathalmustaqim.

Tiga kiai yang akan memberikan tausiah adalah Mbah Hamid, pengasuh Pondok Pesantren An Najah Dawar Manggis Boyolali; Gus Yusuf, pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang; serta Mbah Minin, pengasuh Kiai Kawung Boyolali. Acara dijadwalkan berlangsung pada Senin malam, 4 Agustus 2025, mulai pukul 19.00 WIB.

Penasehat Masjid Agung Ash Shirathalmustaqim, Setiyono, menjelaskan, pengajian akan digelar secara lesehan di halaman masjid yang mampu menampung sekitar 5.000 jamaah. Untuk jamaah yang tidak tertampung, panitia menyediakan ruang tambahan di jalan pertigaan dan tanah kosong di seberang masjid.

“Untuk mengakomodasi jamaah yang tidak bisa masuk ke halaman masjid, kami menyiapkan 20 layar lebar agar mereka tetap dapat mengikuti tausiah dengan jelas,” kata Setiyono kepada wartawan, Minggu (27/7/2025).

Selain layar lebar, panitia juga menyiapkan 12 titik sound system dan fasilitas siaran langsung (live streaming) guna memperluas jangkauan acara.

Setiyono menambahkan, pelaksanaan pengajian ini melibatkan kolaborasi antara pengurus masjid, tokoh masyarakat, dan para pemuda dari tiga kampung di sekitar Dukuh Manggung.

“Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama bersama, termasuk dukungan dari para pemuda sekitar,” ujarnya.

Ia berharap pengajian lapanan ini dapat berjalan lancar dan memberi manfaat bagi jamaah.

“Semoga acara ini sukses, Masjid Agung Ash Shirathalmustaqim terus berkembang, dan jumlah jamaah bertambah, baik dari dalam maupun luar desa,” tutup Setiyono.

Kasus Dugaan Penyalahgunaan Dana BUMDesma Jatilawang Dilaporkan ke KPK

IDPOST.ID – Dugaan penyalahgunaan dana di Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Jatilawang, resmi dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Laporan disampaikan oleh kuasa hukum eks Direktur BUMDesma Jati Makmur, Djoko Susanto, SH, Kamis (24/7/2025).

Djoko menjabarkan kronologi sejak muncul indikasi penyimpangan dana yang dilakukan oleh salah satu kelompok masyarakat penerima program perguliran dana BUMDesma di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang.

Permasalahan berawal pada Agustus 2024 saat Kepala Desa Pekuncen melaporkan ke Camat adanya kejanggalan pengelolaan dana oleh kelompok yang dipimpin Fera Ambarwati. Meski demikian, kelompok tersebut kala itu masih lancar membayar angsuran dan menerima insentif pembayaran tepat waktu (IPTW).

BUMDesma kemudian menggelar rapat koordinasi pada 21 Agustus 2024 di Balai Desa Pekuncen, dihadiri sejumlah pihak termasuk Direktur BUMDesma, Venty Kristianti, Ketua Kelompok Fera Ambarwati, serta pengawas dan manajer pendanaan. Dalam forum ini, Fera menyatakan kelompoknya tidak bermasalah dan meminta pencairan dana Agustus tetap dilanjutkan.

Namun, pada September 2024, Fera minta bantuan untuk menagih anggota yang mulai menunggak. Klarifikasi terhadap anggota kelompok dilakukan pada pertengahan September 2024 dan terungkap adanya tunggakan sejak akhir September mencapai Rp475,87 juta.

Identifikasi lanjutan hingga Oktober 2024 tentang 25 kelompok dengan total 173 anggota menunjukkan total pencairan dana sebesar Rp7,55 miliar, dengan Rp2,44 miliar dipakai langsung anggota dan Rp5,1 miliar dikelola Fera sendiri.

“Menurut pengakuan adik Fera, Tri Bintari, tanggung jawab utama berada pada Fera,” tegas Djoko dalam laporan resminya.

Meski Fera mengakui temuan tersebut, dia menolak menandatangani surat pelunasan, mengklaim dana digunakan pihak lain. Upaya BUMDesma mengirim surat peringatan tidak ditanggapi.

Di sisi lain, laporan mengungkap adanya tekanan internal. Direktur BUMDesma mendapat informasi bahwa Ketua Dewan, Subagyo, meminta pencopotan Direktur. Bahkan, Camat Jatilawang menyebut adanya permintaan “uang keselamatan” terkait kasus ini dalam forum pra-MAD Januari 2025.

Identifikasi berlanjut hingga Mei 2025 dengan tambahan kerugian yang signifikan. Data terakhir menunjukkan tunggakan dari beberapa kelompok mencapai ratusan juta rupiah.

Ketegangan semakin memuncak saat pada Juni 2025 Camat Jatilawang kembali menginstruksikan pemecatan Direktur melalui MAD Khusus dan menyebut bahwa Subagyo telah “deal” dengan kejaksaan untuk menetapkan Direktur sebagai tersangka.

Dalam laporan ke KPK, Djoko juga melampirkan bukti berupa rekaman suara, dokumen identifikasi, dan surat peringatan resmi. Hingga saat ini, pihak Fera Ambarwati dan Ketua DPRD Banyumas Subagyo SPd belum memberikan klarifikasi atas tudingan tersebut.