IDPOST.CO.ID – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi merespons kritik yang dilontarkan calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, terkait kebijakan luar negeri Indonesia.
Pidato pers tahunan Menlu tersebut dianggap sebagai upaya menjawab kritik yang muncul selama debat pemilihan umum.
Muhammad Habib, Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), menyampaikan bahwa dalam pidato pers tahun ini, Menlu Retno menekankan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia tidak bersifat transaksional. Ini sebagai tanggapan terhadap kritik Anies Baswedan terkait politik luar negeri yang dinilai transaksional.
Menlu Retno memberikan bukti konkret dalam pidatonya, mencakup dukungan terhadap isu-isu global seperti Palestina, hak-hak perempuan di Afghanistan, dan kesetaraan dalam akses vaksin.
Habib menyebut bahwa pidato tersebut bertujuan untuk membuktikan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia memiliki landasan moral dan bukan semata-mata transaksional.
Selain itu, Habib juga menyampaikan bahwa Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya menjadi penonton di forum global, tetapi juga merupakan pemain utama di tingkat kawasan dan global.
Prestasi Indonesia dalam kepemimpinan ASEAN, G-20, dan pencapaian lainnya sejak 2015 dijadikan bukti bahwa Indonesia memiliki peran aktif dalam dunia internasional.
Menlu Retno Marsudi menyampaikan bahwa politik luar negeri Indonesia dijalankan secara terukur, terhitung, dan berorientasi pada tindakan serta hasil yang nyata.
Dalam pernyataan pers tahunannya, Menlu Retno menegaskan bahwa selama hampir satu dekade terakhir, Indonesia telah konsisten menjalankan politik luar negeri bebas aktif, dengan fokus pada berbagai bidang seperti ekonomi, kesehatan, perlindungan WNI, dan kedaulatan wilayah. Diplomasi Indonesia diarahkan untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia.