Politik

Demokrat Sebut Yenny Wahid Tak Pas Jadi Cawapres Anies Baswedan

×

Demokrat Sebut Yenny Wahid Tak Pas Jadi Cawapres Anies Baswedan

Sebarkan artikel ini
Partai Demokrat sebut Yenny Wahid tidak pas menjadi calon wakil presiden (cawapres) dampingi Anies Baswedan.
Partai Demokrat sebut Yenny Wahid tidak pas menjadi calon wakil presiden (cawapres) dampingi Anies Baswedan.

IDPOST.CO.ID – Partai Demokrat sebut Yenny Wahid tidak pas menjadi calon wakil presiden (cawapres) dampingi Anies Baswedan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon.

Jansen menyebut kalau Yenny Wahid tidak pas berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Meski lanjutnya, ia merupakan salah satu putri Gus Dur merupakan figur yang kompeten di bidangnya.

“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dgn segala atribusi yg melekat dalam diri beliau,” katanya.

“Namun utk posisi Wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok,” lanjut Jansen.

Menurutnya, Yenny bisa saja menjadi seorang cawapres tetapi melalui koalisi lainnya, bukan KPP.

“Mungkin cocoknya di koalisi yang lain,” kata Jansen di akun Twitternya.

Jansen menyebut kriteria cawapres yang bakal dipilih oleh Anies dan KPP. Salah satunya adalah sosok yang merepresentasikan perubahan.

“Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yg ingin kami ubah,” ujarnya.

“Dan idealnya Cawapres perubahan ini memang yg selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu,” ungkapnya.

Politikus Demokrat itu meyakini ketepatan dalam memilih cawapres untuk Anies akan memperkuat posisi KPP. Itu menguat bukan hanya pada internal koalisi tetapi juga di mata rakyat.

“Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Dimana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya,” ujar Jansen.

Lebih lanjut Jansen mengatakan sulit untuk memilih figur yang masih bagian dari rezim pemerintahan saat ini lantaran akan menjadi pertanyaan: di mana perubahannya.

“Tentu mereka akan bingung jika koalisi yg katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh “status quo” atau bagian dari rezim ini,” pungkas Wasekjen Demokrat.