IDPOST.ID – Sayap militer Hamas mengklaim bahwa para sandera yang mereka tahan disebar di berbagai lokasi di seluruh Kota Gaza. Klaim ini muncul sebagai respons dari perluasan operasi militer Israel yang masif.
Mereka menyebut gerakan maju pasukan Israel sebagai awal dari akhir, sebuah pernyataan yang disinyalir sebagai ancaman terselubung terhadap keselamatan para sandera jika operasi militer terus berlanjut.
Dari total 251 sandera yang diambil pada serangan 7 Oktober 2023, diperkirakan hanya 48 orang yang masih berada di Gaza. Pemerintah Israel sendiri memperkirakan hanya sekitar 20 sandera yang masih hidup.
Meski situasi genting, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak segala tekanan untuk menghentikan operasi militer. Ia bersikukuh bahwa tekanan militer adalah cara terbaik untuk memastikan pembebasan sandera.
“Strateginya adalah menekan Hamas sekuat mungkin, bisa menuju kesepakatan, bisa juga misi penyelamatan sandera,” ujar Juru Bicara Militer Israel, Nadav Shoshani, memperkuat posisi pemerintah.
Sementara konflik di Gaza memanas, ketegangan juga merambah ke front lain. Militer Israel menyebut telah memperluas operasi di Khan Younis dan Rafah, serta menyerang target Hizbullah di Lebanon selatan.
Dua warga Israel juga dilaporkan tewas dalam apa yang disebut sebagai serangan teroris di Perlintasan Allenby. (*)
