Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Himbauan BPBD Purworejo Soal Fenomena Blood Moon, Gerhana Bulan Total yang Akan terjadi Malam Ini

×

Himbauan BPBD Purworejo Soal Fenomena Blood Moon, Gerhana Bulan Total yang Akan terjadi Malam Ini

Sebarkan artikel ini
Himbauan BPBD Purworejo Soal Fenomena Blood Moon, Gerhana Bulan Total yang Akan terjadi Malam Ini

IDPOST.ID – Lebih dari 5,8 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan akan menyaksikan gerhana bulan darah atau blood moon (bulan darah) pada Minggu (7/9/2025).

Fenomena ini juga dikenal sebagai gerhana bulan total dan disebut-sebut sebagai yang terpanjang sejak 2022.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa gerhana bulan total atau blood moon akan dapat diamati masyarakat pada Minggu (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari.

Masyarakat Purworejo berkesempatan menyaksikan fenomena alam langka, yakni Gerhana Bulan Total (GBT) atau yang kerap disebut Blood Moon, pada Minggu malam (7/9/2025) hingga Senin dini hari (8/9/2025) nanti.

Peristiwa ini diperkirakan berlangsung sejak pukul 22.26 WIB hingga 04.56 WIB, dengan puncak gerhana terjadi sekitar pukul 01.11 WIB.

Sehubungan dengan itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono, menyampaikan sejumlah himbauan penting kepada masyarakat agar dapat menikmati fenomena ini dengan aman, tenang, dan penuh makna.

Wasit menegaskan, Gerhana Bulan Total berbeda dengan Gerhana Matahari. Masyarakat tidak memerlukan alat pelindung khusus untuk mengamati peristiwa ini. Bahkan, fenomena tersebut aman dilihat dengan mata telanjang.

“Bulan akan tampak berwarna kemerahan akibat hamburan cahaya di atmosfer Bumi. Warna merah ini muncul karena cahaya biru tersaring, sehingga hanya cahaya merah yang sampai ke permukaan Bulan,” jelasnya.

Selain keindahan visual, momen ini juga dinilai tepat untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap ilmu pengetahuan.

Anak-anak maupun pelajar dapat diajak mengamati langit malam, mengenal fenomena astronomi, sekaligus memahami dasar-dasar sains tentang cahaya dan atmosfer.

Terkait kekhawatiran sebagian masyarakat, BPBD menegaskan bahwa secara ilmiah, gerhana bulan tidak menimbulkan dampak geologis maupun bencana.
Tidak ada kaitan langsung antara fenomena ini dengan gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi.

“Gerhana bulan murni fenomena astronomi. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi bencana alam akibat peristiwa ini,” tegas Wasit.

Meski tidak berpotensi menimbulkan bencana besar, BPBD tetap mengingatkan adanya kemungkinan kecil kenaikan pasang air laut atau banjir rob, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa. Tarikan gravitasi Bulan ketika gerhana bisa memperkuat kondisi pasang.

“Untuk wilayah pantai Purworejo yang dekat dengan Samudera Hindia, kami tetap akan memonitor perkembangan pasang. Namun sejauh ini, peningkatannya masih dalam batas aman dan terkendali,” tambahnya.

Fenomena Bulan merah juga memiliki nilai sosial, budaya, dan keagamaan. Dalam tradisi keislaman, gerhana bulan sering menjadi momen pelaksanaan salat gerhana (khusuf), sekaligus waktu untuk refleksi spiritual.

Selain itu, warna Bulan saat gerhana juga bisa mencerminkan kualitas atmosfer Bumi. Semakin merah penampakannya, hal itu bisa menunjukkan tingkat polusi udara yang lebih tinggi akibat partikel debu dan asap yang tersebar di atmosfer.

Menutup himbauannya, Wasit mengajak masyarakat Purworejo memanfaatkan fenomena langka ini sebagai sarana edukasi dan momen kebersamaan keluarga.

“Fenomena alam seperti ini tidak hanya indah, tapi juga penuh makna. Mari kita saksikan bersama, sambil tetap menjaga keselamatan dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.