IDPOST.ID – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Sumenep menggandeng BPRS Bhakti Sumekar Perseroda menggelar seminar literasi keuangan bagi puluhan pelajar.
Kegiatan yang mengusung tema Menumbuhkan Generasi Melek Finansial Sejak Dini itu digelar di Yayasan Ponpes Al-Ittihad, Desa Lembung Timur, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Sabtu (13/9/2025).
Seminar diikuti puluhan siswa SMP dan SMA sederajat yang berasal dari 17 lembaga pendidikan di Kecamatan Lenteng.
Sebagai langkah awal untuk membiasakan menabung, seluruh peserta juga mendapat buku tabungan secara gratis.
Ketua JMSI Sumenep, Supanji, menyampaikan, literasi keuangan bukan hanya sekadar mengenal uang.
Melainkan juga kemampuan untuk mengelola, merencanakan, dan menggunakan uang secara bijak.
“Di era digital saat ini, generasi muda akrab dengan teknologi, belanja online, hingga tren investasi. Namun tanpa literasi keuangan yang baik, kemudahan itu justru bisa berdampak negatif, seperti konsumtif, terjerat utang, atau salah memilih instrumen keuangan,” ungkap Panji, sapaan akrabnya.
Ia menegaskan, JMSI memiliki komitmen untuk mendukung gerakan literasi, termasuk literasi keuangan.
“Media bukan hanya penyampai berita, tetapi juga berkomitmen menjadi agen edukasi. Dengan kolaborasi antara media, lembaga pendidikan, dan perbankan, kita bisa membangun generasi yang melek informasi sekaligus cerdas finansial,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SMK Al-Ittihad H. Moh Dahnan mewakili Ketua Yayasan Ponpes Al-Ittihad menyampaikan rasa bangganya karena kegiatan tersebut dilaksanakan di lembaganya.
“Harapan kami, ilmu yang didapat tidak berhenti di sini, tetapi bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya berbangga hati dengan kerja sama ini.
“Bagaimanapun teman-teman JMSI bukan orang baru. Mudah-mudahan ke depan ada keinginan besar untuk mendorong anak muda meraih masa depan yang cerah,” tandasnya.
Acara berlangsung interaktif dengan menghadirkan narasumber Kepala Devisi Funding BPRS Bhakti Sumekar Perseroda, Ida Sofiyati.
Para siswa terlihat antusias mengikuti materi dan berdiskusi, khususnya tentang kebiasaan menabung, cara mengatur uang saku, serta membedakan kebutuhan dan keinginan.