IDPOST.ID – Gelaran Festival Garam di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, kembali menuai polemik dan kritik tajam. Budayawan Sumenep, Tadjul Arifien R, menyebut festival yang diklaim mengangkat potensi lokal itu tak lebih dari seremonial mubazir yang menghambur-hamburkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Acara besar seperti ini hanya menghamburkan APBD. Padahal Mendagri Tito Karnavian sudah jelas mengingatkan agar daerah mengurangi seremonial dan lebih fokus pada efisiensi anggaran,” tegas Tadjul, Senin (22/9/2025).
Budayawan yang dikenal vokal ini menyoroti tingginya angka kemiskinan di Sumenep yang mencapai 17,78 persen, dengan lebih dari 200 ribu warga masih rawan pangan.
Menurutnya, alangkah lebih baik jika dana ratusan juta rupiah untuk festival dialokasikan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
“Lebih dari 200 ribu warga Sumenep masih rawan pangan. Angka kemiskinan mencapai 17,78 persen. Mengapa dana ratusan juta rupiah dipakai untuk acara hura-hura?” tanyanya dengan nada prihatin.
Tadjul bahkan menyindir dengan sarkasme, “Kalau begini terus, ubah saja julukan Sumenep dari Kota Keris menjadi Kota Seremonial.”
Kritik serupa sebelumnya juga disampaikan pemuda Desa Pinggirpapas, Syamsul Hadi ST, yang menuding festival tidak melibatkan partisipasi warga.
Tinggalkan Balasan