IDPOST.ID – Desakan untuk mengeluarkan Nurul Sahara dari program doktoral (S3) Universitas Brawijaya (UB) kian menguat di kalangan netizen.
Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari pertimbangan etika hingga kekhawatiran akan citra dunia pendidikan Indonesia.
Berikut sejumlah alasan yang menjadi dasar tuntutan warganet:
- Etika sebagai Calon Doktor Dipertanyakan
Banyak netizen menilai sikap dan perilaku Sahara selama konflik dengan tetangganya, Imam Muslimin (Yai Mim), tidak mencerminkan keluhuran etika yang seharusnya dimiliki seorang kandidat doktor.
“Gelar akademik tertinggi seharusnya disandang oleh mereka yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara emosional dan spiritual,” tulis akun @pendidKZ
- Dugaan Penyalahgunaan Media Sosial
Netizen menilai Sahara dinilai terlalu agresif dalam menggunakan media sosial untuk menyerang pihak lain. Beberapa konten videonya dianggap telah melanggar prinsip-prinsip etika bermedia sosial.
“Cara dia menyampaikan masalah melalui TikTok dinilai tidak elegan dan cenderung mengadu-domba publik,” ungkap seorang netizen dalam kolom komentar.
- Potensi Membawa Nama Buruk bagi Almamater
Sebagai mahasiswi S3 di kampus ternama, banyak yang khawatir tindakan Sahara dapat merusak reputasi UB di mata masyarakat.
“UB adalah kampus bergengsi. Seharusnya mahasiswa S3-nya bisa menjadi teladan, bukan sumber kontroversi,” kata akun @abukan_UB.
Tinggalkan Balasan