Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Mengapa Gerhana Bulan Total Disebut ‘Blood Moon’? Ini Penjelasan Ilmiah dan Makna di Baliknya

×

Mengapa Gerhana Bulan Total Disebut ‘Blood Moon’? Ini Penjelasan Ilmiah dan Makna di Baliknya

Sebarkan artikel ini
Mengapa Gerhana Bulan Total Disebut 'Blood Moon'? Ini Penjelasan Ilmiah dan Makna di Baliknya

IDPOST.ID – Istilah ‘Blood Moon’ atau Bulan Darah seringkali mengiringi fenomena gerhana bulan total.

Penamaan ini bukan tanpa alasan, melainkan merujuk pada perubahan warna Bulan yang menjadi kemerahan atau oranye pekat selama fase totalitas gerhana.

Fenomena visual yang memukau ini memiliki penjelasan ilmiah yang menarik, sekaligus makna simbolis dalam berbagai kebudayaan, termasuk dalam ajaran Islam.

Secara ilmiah, warna merah pada Bulan saat gerhana terjadi disebabkan oleh efek hamburan Rayleigh, sama seperti yang membuat langit terlihat biru di siang hari dan matahari terbit atau terbenam berwarna merah.

Ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan dihamburkan.

Cahaya dengan panjang gelombang pendek (biru dan hijau) akan lebih banyak tersebar, sementara cahaya dengan panjang gelombang panjang (merah dan oranye) akan menembus atmosfer dan membiaskan ke permukaan Bulan.

Inilah yang menyebabkan Bulan tampak kemerahan, seolah-olah berlumuran darah.

Dalam konteks spiritual, khususnya dalam Islam, ‘Blood Moon’ bukanlah pertanda buruk atau mistis.

Sebaliknya, fenomena ini dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT yang menunjukkan kekuasaan-Nya atas alam semesta.

Umat Muslim dianjurkan untuk merespons peristiwa ini dengan memperbanyak ibadah, doa, dan dzikir, sebagai bentuk pengakuan akan keagungan Sang Pencipta.

Dengan demikian, ‘Blood Moon’ tidak hanya menjadi tontonan astronomi yang indah, tetapi juga momen refleksi spiritual yang mendalam.