IDPOST, Banyumas-Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai oleh Asti Inayah, S.H., M.H. (Dosen Fakultas Hukum Unsoed Purwokerto) melaksanakan kegiatan penerapan IPTEKS dengan tema “Perlindungan Hak Anak: Edukasi dan Advokasi terhadap Perundungan dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Pendidikan”. Kegiatan ini berlangsung di SMP Diponegoro 1 Purwokerto, diikuti oleh 52 siswa kelas 7 dan 8.
Setiap lima siswa didampingi oleh satu mahasiswa pendamping yang menemani jalannya pre-test, post-test, serta permainan edukatif Molypoly. Para peserta dibagi menjadi 10 kelompok untuk menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif.
Acara diawali dengan seminar pemaparan materi mengenai perlindungan hak anak, tolak perundungan, dan pencegahan kekerasan seksual. Selanjutnya, sesi games dilaksanakan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan sekaligus memperkuat pemahaman siswa. Di akhir kegiatan, siswa menandatangani pakta integritas secara simbolik dengan menempelkan telapak tangan berwarna cat di atas banner, sebagai bentuk komitmen bersama untuk menolak segala bentuk perundungan dan kekerasan seksual.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan memberikan edukasi mengenai bahaya perundungan dan pelecehan seksual, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa melindungi anak hari ini berarti menjaga masa depan bangsa. Dengan membangun lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan, siswa dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga kelak menjadi generasi penerus yang berdaya saing, bermartabat, dan berkarakter kuat.
Kepala SMP Diponegoro 1 Purwokerto, Bambang Muharwo menyampaikan
“Terima kasih telah mengadakan kegiatan ini di sekolah kami. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi siswa dan lingkungan pendidikan.”
Pemateri dari Dosen Fakultas Hukum Unsoed, Asti Inayah, menekankan bahwa bullying atau perundungan bukanlah hal yang bisa dianggap sepele.
“Jangan hanya bermain, teman juga harus dirangkul, bukan dipukul. Bullying bisa meninggalkan luka mendalam, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikis, yang dapat memengaruhi masa depan anak di sekolah maupun kehidupan sehari-hari. Jika budaya saling merangkul dan menghargai ini dibangun sejak dini, maka lingkungan pendidikan akan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa untuk berkembang.”
Sementara itu, Advokat Ory Wulandari juga menegaskan pentingnya membangun kesadaran sejak dini terkait perlindungan diri dan penghargaan terhadap sesama.
“Anak-anak perlu belajar menghargai sesama dan menjaga diri. Jangan takut untuk bersuara dan melawan ketika menghadapi perundungan maupun pelecehan. Ingat bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk merasa aman, dihargai, dan berkembang sesuai potensinya. Dengan keberanian untuk berkata tidak pada perundungan dan kekerasan seksual, kita bisa bersama-sama menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, mendukung, dan bebas dari ketakutan.”
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa semakin memahami pentingnya menjaga diri, menghargai sesama, dan berani menolak segala bentuk perundungan maupun kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Mari bersama-sama wujudkan sekolah yang aman, nyaman, dan ramah anak.