Peristiwa

Pengamat Politik, Kualitas Bupati dan Wakil Bupati Blitar Terlihat dari Debat, Bukan Malah Pasif

×

Pengamat Politik, Kualitas Bupati dan Wakil Bupati Blitar Terlihat dari Debat, Bukan Malah Pasif

Sebarkan artikel ini
Pengamat Politik, Kualitas Bupati dan Wakil Bupati Blitar Terlihat dari Debat, Bukan Malah Pasif

BLITAR – Pengamat politik sekaligus dosen sosiologi Universitas Islam Blitar (Unisba), Novi Catur Muspita mengatakan kalau debat publik perdana ini memberikan gambaran awal mengenai kualitas dan kapasitas masing-masing pasangan calon.

Menurut Novi Catur Muspita, pasangan Rini-Ghoni menunjukkan keunggulan dalam penguasaan materi, terutama dalam hal penggunaan data untuk mendukung program-program mereka.

Hal ini, menurutnya, menjadi poin krusial yang harus dipertimbangkan oleh masyarakat Blitar dalam memilih pemimpin yang tepat untuk lima tahun ke depan.

“Pilkada bukan hanya soal popularitas, tetapi juga soal kompetensi dan kemampuan calon untuk memahami kebutuhan daerah. Dari debat ini, terlihat bahwa pasangan Rini-Ghoni lebih siap dan matang,” ucapnya Novi.

Pasifnya Beky dalam Debat

Sementara itu, calon wakil bupati nomor urut 1, Beky Herdihansah, mendapat sorotan karena dinilai kurang aktif selama debat berlangsung.

Dalam beberapa sesi tanya jawab, Beky terlihat lebih banyak diam, bahkan sempat meninggalkan forum dengan alasan tertentu.

Penampilannya yang pasif ini mengundang spekulasi terkait penguasaan materi oleh calon wakil dari pasangan Rijanto tersebut.

Namun, Raihan Tsany, juru bicara tim pasangan Rijanto-Beky, menjelaskan bahwa sikap diam Beky bukan berarti ia tidak menguasai materi debat.

“Beky lebih memilih untuk membiarkan Rijanto yang menjawab karena semua pertanyaan sudah diwakili oleh cabup kami. Beky adalah sosok yang lebih fokus pada tindakan nyata daripada retorika,” jelas Raihan.

Meski demikian, pengamat politik Novi Catur Muspita menilai bahwa peran aktif dari seorang calon wakil bupati sangat diperlukan dalam debat seperti ini.

“Debat adalah momen di mana para calon pemimpin daerah menunjukkan kompetensinya. Sikap pasif dapat dianggap sebagai kekurangan dalam hal penguasaan materi. Masyarakat Blitar tentu menginginkan pemimpin yang tanggap dan cerdas dalam merespons berbagai isu,” ujarnya.