Akar Masalah: Bendung Rusak, Sumber Air Dibelokkan
Masalah utama ternyata terletak pada bendung utama DI Kragilan yang sudah rusak selama 8 tahun. Akibatnya, pasokan air terpaksa dialihkan ke Bendung Loning yang kapasitasnya lebih kecil.
“Awalnya Loning dan Kragilan dua daerah irigasi terpisah. Karena bendung Kragilan rusak, air dialihkan ke Loning yang kapasitasnya hanya untuk 1.100 hektar, padahal kebutuhan mencapai 1.390 hektar. Otomatis suplai air tidak mencukupi,” terang Ngadnan.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya tenaga operasional. Hanya ada satu mantri pengairan yang harus mengatur distribusi air untuk dua daerah irigasi sekaligus.
Harapan di Masa Depan: Bendungan Bener
Sebagai solusi jangka panjang, Ngadnan menaruh harapan pada Pembangunan Bendung Bener yang disebut-sebut sebagai salah satu bendungan terbesar di Asia.
“Kalau Bendungan Bener sudah selesai, kami berharap bisa menambah suplai air untuk memenuhi kebutuhan pertanian, termasuk untuk DI Kragilan. Sementara ini, kabupaten hanya bisa membantu pelayanan lapangan,” pungkasnya.
