Agus juga menegaskan bahwa aktivitas dapur yang masif ini justru mengganggu kenyamanan warga, serta berharap MBG Trowulan bisa jaga kualitas makanan yang akan dibagikan pada ribuan murid sekolah yang ada di Kecamatan Trowulan.
“Sampah bau busuk pastinya banyak bakteri, semoga bakteri yang dibawah serangga tidak sampai ke makanan yang akan dibagikan tetap higienis, aman untuk dikonsumsi,” lanjutnya.
Seperti diketahui dengan produksi hampir empat ribu porsi per hari, ketiadaan sistem pengelolaan dan pembuangan limbah yang memadai menjadi masalah kritis.
Tumpukan sampah organik dan limbah cair yang tidak segera diangkut inilah yang kemudian membusuk dan menimbulkan bau menyengat di permukiman warga.
Warga mendesak agar pengelola program dan pemerintah daerah segera turun tangan. Mereka menuntut solusi sistemik, tidak hanya sekadar mengedarkan makanan, tetapi juga bertanggung jawab mengelola dampak lingkungan dari operasional dapur berskala besar ini.
Tinggalkan Balasan