IDPOST.ID – Anggota Komisi II DPR RI, Romy Soekarno, melemparkan gagasan besar bahwa Kabupaten Blitar memiliki potensi untuk menjadi laboratorium hidup (living laboratory) demokrasi digital nasional. Gagasan ini disampaikannya dalam kegiatan Penguatan Kelembagaan Bawaslu Kabupaten Blitar, Jumat (26/9/2025).

Romy menekankan, untuk mewujudkannya, tiga hal utama harus diperkuat: pendidikan pemilih, ekosistem pengawasan yang transparan, dan inovasi teknologi.

“Blitar bisa jadi prototipe demokrasi masa depan,” tegas Romy di hadapan peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk influencer dan komunitas difabel.

Yang paling mengejutkan, politisi tersebut mengusulkan penerapan sistem e-voting berbasis blockchain dalam pemilu mendatang. Menurutnya, teknologi ini dapat menjamin setiap suara terhitung dengan jujur dan hampir mustahil dimanipulasi.

“Dengan begitu, kita bisa memangkas praktik politik uang yang masih menjadi momok,” tambahnya.

Gagasan ini mendapat sambutan positif dari Bawaslu Kabupaten Blitar. Ketua Bawaslu setempat, Nur Ida Fitria, menegaskan bahwa literasi demokrasi adalah kunci untuk memperkuat pengawasan dan kepercayaan publik.

“Tugas Bawaslu jauh lebih luas. Kami hadir bukan hanya mengawasi, tetapi juga mendidik publik agar demokrasi tumbuh sehat,” jelas Nur Ida.

Wacana Blitar sebagai kawah candradimuka demokrasi digital ini dinilai sangat ambisius. Jika terwujud, Blitar tidak hanya akan menjadi contoh bagi daerah lain, tetapi juga menjawab tantangan krisis legitimasi yang mengancam masa depan pemilu Indonesia.