Terseret Kasus Lingkungan Hidup K-Cunk Motor Tulungagung Bikin Netizen Ramai Bahas Istri-Istrinya

IDPOST.ID – Kasus hukum yang menimpa selebgram beristri dua yakni Suryono Hadi Pranoto atau K-Cunk Motor Tulungagung menyisakan tanda tanya besar: Apa dua istri cantiknya akan tetap setia atau justru kabur?

Netizen pun ramai-ramai berspekulasi soal nasib hubungan poligami K-Cunk Motor ini. Banyak yang meragukan kesetiaan kedua istrinya.

“Biasanya sih cinta di duit, duit abis ya ilang cintanya,” tulis akun @bayu_jawa.

“Ujian sebenarnya buat hubungan poligami mereka nih,” komentar @sri_rahayu.

Tapi ada juga yang berharap kedua istri tetap setia: “Semoga keluarganya tetap kuat hadapi cobaan ini,” doa @ahmad_fanani.

Sementara itu, keduanya masih belum keluar pernyataan soal kasus yang menimpa suami mereka. Apa mereka bakal tetap setia atau kabur? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!

Kesetiaan Dipertanyakan

Kedua istri K-Cunk Motor selama ini aktif muncul di berbagai konten medsos suaminya. Namun, kini mereka menghadapi ujian terberat: setia menemani sang suami menghadapi persidangan atau memilih meninggalkannya.

Ancaman hukuman 10 tahun penjara dan denda miliaran rupiah membuat masa depan keluarga ini suram. Bisnis yang selama ini jadi sumber penghasilan juga terancam kolaps.

Netizen pun terus memantau perkembangan kasus ini. Apakah kedua istri K-Cunk Motor akan membuktikan bahwa kesetiaan mereka tidak hanya di saat senang?

Kita nantikan bersama sikap kedua istri K-Cunk Motor dalam menghadapi badai hukum ini.

Bos K-Cunk Motor Tulungagung Terancam 10 Tahun Penjara, Bagaimana Nasib Dua Istri Cantiknya?

IDPOST.ID – Badai hukum menerpa bos otomotif sekaligus selebgram dua istri, Suryono Hadi Pranoto atau yang dikenal dengan K-Cunk Motor Tulungagung.

Ia terancam hukuman 10 tahun penjara plus denda Rp 10 miliar, gimana nasib dua istri cantiknya yang selama ini setia muncul di konten medsos?

Perkara yang masuk dalam kategori Gugatan Permohonan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Sus-LH) ini menyeret dari empat pihak: Suryono Hadi Pranoto (termohon I), UD. K-Cunk Motor (termohon II), Kepala Desa Nglampir (termohon III), dan Kepala Desa Keboireng (termohon IV).

Kedua istri K-Cunk Motor ini pasti dihadapkan pada ujian berat. Hidup mereka yang biasa serba mewah dan berkecukupan bakal berubah total kalau sang suami jadi penghuni lapas.

Bisnis otomotifnya yang jadi sumber duit bisa bangkrut, bahkan harta bendanya bisa disita!

Nah, pertanyaan besarnya sekarang: Apa kedua istri ini bakal tetap setia nemenin K-Cunk Motor hadapi kasus hukum berat ini? Atau malah memilih kabur ninggalin sang suami?

Setia di Saat Senang, Apa Bertahan di Saat Susah?

Kedua istri K-Cunk Motor selama ini selalu setia muncul di konten-konten medsos suaminya. Mulai dari promosi bisnis mobil sampai konten kehidupan poligami yang mereka banggain. Tapi, kesetiaan di saat senang itu memang terlihat mudah!

Ujian sebenarnya justru datang di saat susah seperti sekarang. Ketika sang suami terancam penjara, reputasi hancur, dan sumber penghasilan terancam putus.

Banyak netizen yang penasaran, apa kedua wanita ini bakal tetap kompak nemenin K-Cunk Motor menghadapi persidangan? Atau malah pada cabut ninggalin suami yang sedang berduka?

Ancaman Hidup Susah dan Stigma

Kalau K-Cunk Motor beneran dijebloskan ke penjara, kedua istrinya bakal hadapi hidup yang serba sulit. Gak cuma soal keuangan yang terancam, tapi juga stigma sebagai keluarga pesakitan.

Reputasi mereka yang selama ini dibangun lewat konten medsos bakal hancur berantakan. Bukan lagi jadi inspirasi, malah bisa jadi bahan gunjingan.

Dalam situasi kayak gini, kesetiaan kedua istri K-Cunk Motor benar-benar diuji. Apa mereka sanggup hadapi semua tantangan ini? Atau malah memilih menyelamatkan diri sendiri?

Owner UD K-Cunk Motor Tulungagung Digugat Pengacara Peraih Award Asia

IDPOST.ID – Perseteruan hukum antara komunitas peduli lingkungan dengan Suryono Hadi Pranoto alias Kacunk atau Owner UD K-Cunk Motor semakin memanas. Perusahaan tersebut kini harus bersiap menghadapi gugatan di Pengadilan Negeri (PN) Tulungagung.

Menariknya, di tengah panasnya persidangan yang akan berlangsung, pengacara yang membawa kasus ini untuk menggugat K-Cung Motor justru sedang naik daun.

Presiden Direktur Kantor Hukum Yustitia Indonesia (KHYI), Dwi Indro Tito Cahyono, yang menangani gugatan terhadap K-Cung Motor, baru saja meraih penghargaan bergengsi sebagai Advokat Terbaik Asia dalam ajang Award Trend Summit 2025.

Penghargaan internasional ini digelar di Hotel Trans Resort Bali, Jalan Sunset Road, Seminyak, Kota Denpasar, Sabtu (14/6/2025).

Rencananya, sidang pertama akan digelar di Ruangan Cakra PN Tulungagung, mulai pukul 10.00 WIB. Agenda sidang akan berupa pembukaan serta pemaparan materi gugatan oleh pihak penggugat, Hariyanto.

Hingga saat ini, tidak ada informasi mengenai penundaan jadwal sidang tersebut. Seluruh pihak yang bersangkutan diharapkan memenuhi panggilan persidangan.

Perkara ini tidak hanya menyoroti kesadaran hukum masyarakat akan isu lingkungan, tetapi juga menguji citra publik seorang figur yang selama ini membangun narasi kesuksesan dan harmonisasi melalui media sosial.

Perkara yang masuk dalam kategori Gugatan Permohonan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Sus-LH) ini menjadikan Hariyanto sebagai penggugat.

Sementara yang digugat terdiri dari empat pihak: Suryono Hadi Pranoto (termohon I), UD. K-Cunk Motor (termohon II), Kepala Desa Nglampir (termohon III), dan Kepala Desa Keboireng (termohon IV).

Himbauan BPBD Purworejo Soal Fenomena Blood Moon, Gerhana Bulan Total yang Akan terjadi Malam Ini

IDPOST.ID – Lebih dari 5,8 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan akan menyaksikan gerhana bulan darah atau blood moon (bulan darah) pada Minggu (7/9/2025).

Fenomena ini juga dikenal sebagai gerhana bulan total dan disebut-sebut sebagai yang terpanjang sejak 2022.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa gerhana bulan total atau blood moon akan dapat diamati masyarakat pada Minggu (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari.

Masyarakat Purworejo berkesempatan menyaksikan fenomena alam langka, yakni Gerhana Bulan Total (GBT) atau yang kerap disebut Blood Moon, pada Minggu malam (7/9/2025) hingga Senin dini hari (8/9/2025) nanti.

Peristiwa ini diperkirakan berlangsung sejak pukul 22.26 WIB hingga 04.56 WIB, dengan puncak gerhana terjadi sekitar pukul 01.11 WIB.

Sehubungan dengan itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono, menyampaikan sejumlah himbauan penting kepada masyarakat agar dapat menikmati fenomena ini dengan aman, tenang, dan penuh makna.

Wasit menegaskan, Gerhana Bulan Total berbeda dengan Gerhana Matahari. Masyarakat tidak memerlukan alat pelindung khusus untuk mengamati peristiwa ini. Bahkan, fenomena tersebut aman dilihat dengan mata telanjang.

“Bulan akan tampak berwarna kemerahan akibat hamburan cahaya di atmosfer Bumi. Warna merah ini muncul karena cahaya biru tersaring, sehingga hanya cahaya merah yang sampai ke permukaan Bulan,” jelasnya.

Selain keindahan visual, momen ini juga dinilai tepat untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap ilmu pengetahuan.

Anak-anak maupun pelajar dapat diajak mengamati langit malam, mengenal fenomena astronomi, sekaligus memahami dasar-dasar sains tentang cahaya dan atmosfer.

Terkait kekhawatiran sebagian masyarakat, BPBD menegaskan bahwa secara ilmiah, gerhana bulan tidak menimbulkan dampak geologis maupun bencana.
Tidak ada kaitan langsung antara fenomena ini dengan gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi.

“Gerhana bulan murni fenomena astronomi. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi bencana alam akibat peristiwa ini,” tegas Wasit.

Meski tidak berpotensi menimbulkan bencana besar, BPBD tetap mengingatkan adanya kemungkinan kecil kenaikan pasang air laut atau banjir rob, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa. Tarikan gravitasi Bulan ketika gerhana bisa memperkuat kondisi pasang.

“Untuk wilayah pantai Purworejo yang dekat dengan Samudera Hindia, kami tetap akan memonitor perkembangan pasang. Namun sejauh ini, peningkatannya masih dalam batas aman dan terkendali,” tambahnya.

Fenomena Bulan merah juga memiliki nilai sosial, budaya, dan keagamaan. Dalam tradisi keislaman, gerhana bulan sering menjadi momen pelaksanaan salat gerhana (khusuf), sekaligus waktu untuk refleksi spiritual.

Selain itu, warna Bulan saat gerhana juga bisa mencerminkan kualitas atmosfer Bumi. Semakin merah penampakannya, hal itu bisa menunjukkan tingkat polusi udara yang lebih tinggi akibat partikel debu dan asap yang tersebar di atmosfer.

Menutup himbauannya, Wasit mengajak masyarakat Purworejo memanfaatkan fenomena langka ini sebagai sarana edukasi dan momen kebersamaan keluarga.

“Fenomena alam seperti ini tidak hanya indah, tapi juga penuh makna. Mari kita saksikan bersama, sambil tetap menjaga keselamatan dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.

Jalan Sehat SH Terate Kanigoro, Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar dan Ribuan Warga Tumpah Ruah

IDPOST.ID – Perayaan HUT RI ke-80 yang digelar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) atau SH Terate Ranting Kanigoro, Cabang Blitar, Pusat Madiun berlangsung sangat istimewa, Minggu (7/9/2025).

Pasalnya, acara jalan sehat mereka kedatangan tamu kehormatan yang bikin suasana makin heboh yaitu mantan Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar.

Kehadiran sang tokoh nasionalis ini langsung disambut meriah oleh ribuan peserta yang memadati Padepokan SH Terate Cabang Blitar.

Nggak cuma datang sebagai tamu, Samanhudi Anwar turut aktif memeriahkan acara. Didampingi pengurus SH Terate dan Forkopimcam Kanigoro, beliau melepas peserta dan ikut jogging sehat menyusuri rute sepanjang 3,5 km!

Di sela-sela acara, Samanhudi menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya.

“Saya sangat apresiasi kegiatan positif dan penuh semangat persaudaraan seperti ini. SH Terate bukan cuma jago silat, tapi juga penggerak masyarakat yang aktif membangun negeri dari akar rumput. Ini wujud nyata revolusi mental dan pengamalan Pancasila,” tegasnya.

Kehadiran mantan Wali Kota dua periode itu seperti menyulut semangat peserta. Banyak warga yang berebutan bersalaman, foto bersama, dan ngobrol langsung, bukti kedekatannya masih melekat kuat di hati masyarakat.

Ketua Panitia, Gatot Priyono, mengaku terharu dan bangga atas kehadiran Samanhudi Anwar.

“Kehadiran Bapak Samanhudi Anwar adalah kehormatan luar biasa bagi kami seluruh keluarga besar SH Terate. Beliau sosok yang sangat kami hormati. Dukungannya memberi motivasi sangat besar untuk terus berkontribusi ke masyarakat,” ujar Gatot penuh rasa syukur.

Acara yang berlangsung lancar ini semakin meriah dengan pembagian ratusan doorprize untuk peserta. Kehadiran tokoh berpengaruh sukses mengangkat pamor acara dan mempererat silaturahmi warga.

Ribuan Warga Serbu Jalan Sehat SH Terate di Blitar, Hadiah Doorprize Bikin Seru

IDPOST.ID – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) atau SH Terate Ranting Kanigoro Cabang Blitar Pusa Madiun sukses menggemparkan dengan event jalan sehat, Minggu (7/9/2025).

Suasana jadi meriah dan penuh semangat. Ratusan bahkan mungkin ribuan peserta dari anak-anak sampai orang dewasa memadati area start acara.

Mereka pun terlihat antusias mengikuti rute sepanjang 3,5 km yang melintasi jalan utama di wilayah tersebut.

Ketua Cabang SH Terate Blitar, Kangmas Ibnu Sudibyo, angkat bicara soal tujuan event bertabur doorprize ini.

“Alhamdulillah, animo masyarakat sangat luar biasa. Ini bukti SH Terate bukan cuma jago silat, tapi juga bagian dari masyarakat yang peduli kesehatan dan kebersamaan,” cetusnya.

Kata dia, acara ini jadi cara untuk eratkan silaturahmi dan kenalkan SH Terate lebih dekat ke masyarakat.

Yang bikin para peserta makin semangat, usai jalan sehat acara nggak langsung bubar! Mereka tetap antusias nunggu acara puncak, yaitu pembagian doorprize dengan puluhan hadiah menarik yang disediakan panitia.

Kegiatan ini membuktikan SH Terate Ranting Kanigoro, di bawah Cabang Blitar (Pusat Madiun), tetap aktif berkontribusi untuk masyarakat, bukan cuma lewat bela diri tapi juga lewat nilai persaudaraan dan event-event seru dan bermanfaat.

Pengusaha Showroom Mobil dan Motor Bekas Ternama di Bandung Tulungagung Digugat Terkait Tambang Ilegal

IDPOST.ID – Komunitas pegiat lingkungan Lush Green Indonesia (LGI) secara resmi mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum (PMH) ke Pengadilan Negeri (PN) Tulungagung pada Kamis (4/9/2025).

Gugatan bernomor perkara 86/Pdt.G/2025/PN Tlg ini menyoroti praktik tambang ilegal galian C yang diduga merusak lingkungan di Kecamatan Bandung dan Besuki.

Yang mencolok dari gugatan ini adalah munculnya nama seorang pengusaha showroom mobil dan motor bekas (mokas) ternama di Kecamatan Bandung, berinisial S, sebagai tergugat I.

Pengusaha yang aktif bersosial media untuk promosi ini diduga kuat berperan sebagai penampung dan pemanfaat material tambang ilegal.

Direktur KHYI sekaligus penasihat hukum LGI, Dwi Indrotito Cahyono, membenarkan hal tersebut.

“Sudah kami daftarkan. Untuk tergugat yakni inisial S dengan bidang usahanya jual beli mobil dan motor bekas, K C, di Kecamatan Bandung,” jelas Tito.

Dalam dokumen gugatan, disebutkan bahwa S diduga melakukan pengurukan lahan untuk pembangunan fasilitas umum pribadi pendukung usahanya.

Material tanah urug yang digunakan diduga bersumber dari tambang ilegal. Atas tindakan ini, S terancam sanksi berdasarkan UU No. 2 Tahun 2025 tentang Minerba, yakni pidana penjara maksimal 10 tahun dan denda hingga Rp 10 miliar.

“Kami menduga kuat ia sebagai penampung atau pemanfaat, yang juga merupakan pelanggaran hukum,” tegas Tito.

Selain S, gugatan juga menjerat dua kepala desa, yakni dari Desa Nglampir (Kecamatan Bandung) dan Desa Keboireng (Kecamatan Besuki). Keduanya dinilai melakukan pembiaran atas aktivitas tambang ilegal di wilayahnya.

LGI mendesak pengadilan untuk segera menjadwalkan pemeriksaan setempat (descente) ke tiga lokasi yang disebutkan dalam gugatan untuk mengungkap fakta secara langsung.

Lestarikan Seni Budaya dan Angkat Potensi Wisata Desa, Warga Bagelen Purworejo Adakan Kirab Budaya

IDPOST.ID – Ribuan warga Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tumpah ruah mengikuti kirab budaya dalam rangkaian acara Gumregah Bagelen ke-3, pada Sabtu (6/9/2025).

Wilayah yang kini dikenal sebagai Bagelen telah ada sejak zaman Mataram Kuno, tanah bersejarah di Purworejo yang merupakan wilayah penting pada masa Mataram Kuno hingga era kolonial.

Nama Bagelen sendiri diperkirakan berasal dari kata “galuh” atau “galih” yang berkaitan dengan kerajaan Medanggele, tempat Raja Sanjaya memerintah.

Sebelum Purworejo menjadi pusat pemerintahan, Bagelen adalah pusat administrasi di wilayah tersebut. Setelah Perang Diponegoro, tanah Bagelen jatuh ke tangan Belanda dan kemudian dibentuk menjadi Keresidenan Bagelen. 

Kali ini ribuan warga bagelen berbondong-bondong melakukan uri-uri budaya nenek moyang terdahulu. Kegiatan tersebut berlangsung meriah dan penuh antusiasme, menjadi ajang silaturahmi sekaligus upaya menjaga serta melestarikan seni dan budaya lokal.

Kirab dimulai dari start di Petilasan Sunan Geseng, lalu melintasi jalan utama Purworejo–Yogyakarta hingga masuk ke perkampungan, sebelum akhirnya finish di Balai Desa Bagelen.

Dengan menempuh jarak sekitar 4 kilometer, rombongan kirab menampilkan berbagai atraksi budaya. Barisan pembuka dimeriahkan oleh grup drumband SMP Negeri 8 Purworejo, disusul pasukan pembawa bendera merah putih, gunungan hasil bumi, barisan estafet gunungan, perangkat desa, hingga perwakilan dari seluruh RW di Desa Bagelen.

Sesampainya di balai desa, prosesi dilanjutkan dengan jumenengan gunungan serta perebutan gunungan yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat dan diakhiri dengan pementasan seni kuda lumping.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Purworejo Yuli Hastuti, Kepala BPKPAD Purworejo Hadi Sadsila, Plt Kepala Dinporapar Purworejo Bangun Erlangga Ibrahim, Muspika Bagelen, dan sejumlah tokoh serta tamu undangan lainnya.

Ketua Panitia Gumregah Bagelen ke-3, Widianto, menuturkan bahwa kegiatan ini digagas untuk menjaga seni budaya agar tidak tergerus zaman.

Menurutnya, kesadaran masyarakat Bagelen dalam melestarikan budaya semakin tumbuh dari tahun ke tahun.

“Alhamdulillah di tahun ketiga ini semakin meriah. Harapan kami tahun 2026 bisa lebih megah dan lengkap, mulai dari pemberdayaan UMKM, kontes kambing ketahanan pangan, hingga promosi wisata lokal. Semua ini demi mengembalikan nama besar Bagelen,” ujarnya.

Ia menambahkan, Bagelen memiliki banyak potensi wisata sejarah dan religi seperti Petilasan Sunan Geseng dan Nyai Bagelen. Dengan seni budaya, nama besar Bagelen diharapkan tidak hanya dikenang masa lalu, tetapi juga diwariskan kepada generasi muda.

Plt Kepala Dinporapar Purworejo, Bangun Erlangga Ibrahim, mengapresiasi kegiatan Gumregah Bagelen karena selaras dengan visi misi Kabupaten Purworejo 2025–2029 menuju Purworejo Berseri.

“Kirab budaya ini bukan hanya tontonan, tetapi juga mencerminkan bagaimana SDM kita berdaya saing, semangat warga untuk nguri-uri kabudayan dan melestarikan warisan leluhur. Jika dikemas lebih kreatif, acara ini bisa menjadi agenda unggulan Kabupaten Purworejo, apalagi Bagelen adalah pintu gerbang masuknya wisatawan,” jelasnya. Erlangga.

Sementara itu, Camat Bagelen, Sigit Kurniawan Saputro, menegaskan dukungan penuh terhadap kegiatan positif di tingkat desa. Menurutnya, kirab budaya Bagelen bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kecamatan Bagelen.

“Hampir semua desa di Bagelen punya potensi serupa. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap bisa menjadi agenda rutin bahkan masuk dalam kalender budaya tingkat kabupaten,” katanya.

Kirab budaya hanyalah salah satu dari rangkaian acara Gumregah Bagelen ke-3. Sebelumnya, pada 31 Agustus 2025, telah digelar kontes kambing ketahanan pangan.

Puncaknya, Minggu (7/9/2025) malam, akan diadakan pengajian akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan menghadirkan KH Amat Tawabi dari NU dan KH Ahmad Husen dari Butuh.

Selain kegiatan budaya dan keagamaan, panitia juga menekankan pembangunan desa, termasuk pembangunan sumur untuk memenuhi kebutuhan air warga dan rencana pembangunan pendopo wisata religi di Petilasan Sunan Geseng.

Dari sisi seni budaya, Desa Bagelen tahun ini telah menerima bantuan seperangkat gamelan sebagai upaya melestarikan seni Jawa. Kirab budaya ini diikuti oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua dari delapan RW di Desa Bagelen.

Masing-masing RW secara swadaya menyiapkan tumpeng dan gunungan hasil bumi. Sejumlah kelompok UMKM, Pokdarwis, hingga pihak swasta juga turut berkontribusi demi suksesnya acara.

Widianto menegaskan bahwa kunci keberhasilan acara ini adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat.

“Guyub rukun dan kebersamaan adalah modal utama. Dengan kesadaran tinggi, semua program bisa terlaksana dengan baik, khususnya di bidang seni budaya, pemberdayaan masyarakat, dan pariwisata,” ucapnya.