Panorama Memukau Puncak Timur Gunung Pegat Blitar: Surga Tersembunyi di Blitar

IDPOST.ID – Wisata Lengkeh Gunung Pegat di Blitar tak hanya menawarkan kisah mitos yang menarik, tetapi juga menyuguhkan keindahan alam yang luar biasa, terutama dari puncak timur Gunung Pegat.

Titik tertinggi ini menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung yang mendambakan panorama alam yang menawan dan menenangkan jiwa.

Dari puncak timur Gunung Pegat, mata akan dimanjakan dengan pemandangan yang benar-benar tiada duanya.

Hamparan persawahan hijau membentang luas, tertata rapi dalam petak-petak yang membentuk mozaik alami.

Pemandangan ini menciptakan kontras yang indah dengan birunya langit, memberikan kesan kedamaian dan kesegaran yang sulit ditemukan di tengah hiruk pikuk perkotaan.

Selain itu, ekor Gunung Pegat sebelah barat juga tampak jelas dari puncak ini, melengkapi keindahan lanskap yang disajikan.

Kombinasi antara hijaunya sawah, megahnya gunung, dan luasnya cakrawala menjadikan setiap sudut pandang dari puncak timur Gunung Pegat layak diabadikan dalam kamera.

Tak heran jika puncak ini juga menjadi lokasi favorit bagi para pecinta paralayang. Sensasi melayang di udara sambil menikmati keindahan panorama Blitar dari ketinggian tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Bagi mereka yang mencari ketenangan, puncak ini juga menjadi tempat ideal untuk sekadar duduk bersantai, menghirup udara segar, dan menikmati keagungan alam.

Keindahan panorama dari puncak timur Gunung Pegat ini membuktikan bahwa Wisata Lengkeh bukan sekadar destinasi biasa.

Ia adalah surga tersembunyi yang menawarkan pengalaman visual dan spiritual yang mendalam, mengajak setiap pengunjung untuk lebih dekat dengan alam dan merasakan kedamaian yang hakiki.

Wisata Lengkeh Gunung Pegat Blitar: Destinasi Baru dengan Pesona Alam dan Sejarah

IDPOST.IDKabupaten Blitar kini memiliki magnet wisata baru yang menarik perhatian, yakni Wisata Lengkeh Gunung Pegat. Berlokasi strategis di Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Blitar, destinasi ini menawarkan perpaduan keindahan alam yang memukau dan jejak sejarah yang masih menyimpan misteri.

Wisata Lengkeh, yang secara administratif berada di wilayah Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, telah dibuka untuk umum dan menjadi primadona baru bagi para pelancong.

Nama “Lengkeh” sendiri merujuk pada lembah di antara Gunung Pegat timur dan Gunung Pegat barat, sebuah sebutan yang lazim digunakan oleh warga setempat.

Daya tarik utama dari Wisata Lengkeh ini adalah puncak timur Gunung Pegat. Dari ketinggian, pengunjung akan disuguhi panorama yang tiada duanya.

Hamparan persawahan hijau membentang rapi, berpetak-petak mengelilingi gunung, menciptakan pemandangan yang asri dan menenangkan mata.

Selain itu, ekor Gunung Pegat sebelah barat juga tampak jelas, menambah keindahan lanskap yang disajikan.

Tak hanya keindahan alam, Wisata Lengkeh juga memiliki daya tarik lain yang tak kalah menarik.

Kawasan ini dikenal sebagai tandem paralayang, seringkali menjadi lokasi lepas landas favorit bagi para pecinta olahraga paralayang Blitar.

Hal ini tentu menambah nilai eksotis bagi destinasi ini, menjadikannya pilihan menarik bagi wisatawan yang mencari petualangan atau sekadar menikmati keindahan alam dari ketinggian.

Dengan segala pesona yang ditawarkan, Wisata Lengkeh Gunung Pegat siap menjadi salah satu destinasi unggulan di Blitar, menawarkan pengalaman liburan yang berbeda dan tak terlupakan bagi setiap pengunjung.

Duduk Bersama Petani Jagung, Kapolres Blitar Siap Jembatani Aspirasi soal Distribusi dan Harga

IDPOST.ID – Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman memfasilitasi audiensi antara perwakilan petani jagung dari empat kabupaten di Jawa Timur dengan pihak perusahaan di Aula Gajah Mada Mapolres Blitar, Rabu (27/8/2025).

Pertemuan tersebut bertujuan untuk membuka ruang dialog dan mendengarkan secara langsung aspirasi para petani terkait tantangan distribusi dan stabilitas harga jagung.

Para petani yang hadir berasal dari Kabupaten Nganjuk, Kediri, Ponorogo, dan Blitar, serta turut dihadiri perwakilan dari CV. Lang Buana.

“Kami membuka ruang dialog ini agar aspirasi bapak-ibu petani bisa tersampaikan dengan baik,” ujar Arif dalam keterangannya, Rabu.

Arif menegaskan, Polres Blitar siap menjadi wadah diskusi sekaligus jembatan komunikasi antara petani dengan pihak-pihak terkait.

Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk dukungan kepolisian terhadap upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas distribusi hasil pertanian, khususnya jagung.

“Polres Blitar siap mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas distribusi hasil pertanian, khususnya jagung, sehingga tidak merugikan petani,” tegasnya.

Dalam sesi dialog, perwakilan petani dari keempat daerah menyampaikan sejumlah keluhan.

Beberapa isu utama yang diangkat meliputi harga jual yang sering anjlok saat panen raya, tingginya biaya distribusi, hingga mekanisme perizinan yang dinilai masih rumit.

Para petani berharap pemerintah dapat memberikan perlindungan harga dan merumuskan kebijakan yang lebih berpihak untuk menjaga kesejahteraan mereka.

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Blitar menyatakan bahwa seluruh hasil pembahasan akan segera dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya.

“Hasil pertemuan ini akan kami tindak lanjuti secara nyata di lapangan melalui koordinasi dengan pihak terkait,” pungkasnya.

Audiensi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat antara aparat kepolisian, pemerintah, dan petani untuk menjaga stabilitas harga jagung sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai pilar ketahanan pangan nasional.

Misteri Kematian FAF di Pantai Peh Pulo Blitar: Polisi Selidiki Penyebab dan Identitas Korban

IDPOST.ID – Penemuan mayat seorang pria bernama FAF (31) di Pantai Peh Pulo, Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, pada Rabu (27/8/2025) pagi, membuka tabir misteri yang kini tengah diselidiki pihak kepolisian.

Korban yang merupakan seorang pedagang ini sebelumnya dilaporkan hilang sejak Sabtu (23/8/2025), dan ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Empat hari pencarian yang melibatkan keluarga, warga, Polsek Panggungrejo, Koramil Panggungrejo, hingga BPBD Kabupaten Blitar, akhirnya berakhir dengan ditemukannya FAF dalam keadaan tak bernyawa.

Pencarian difokuskan di sekitar area hilangnya korban, yakni perkebunan tebu Mbetis yang berdekatan dengan spot memancing, namun jejak FAF tak kunjung ditemukan.

Mayat FAF ditemukan oleh Waji (25) dalam kondisi mengambang di perairan pantai, sekitar 5 kilometer dari lokasi terakhir ia terlihat.

Kondisi mayat yang sudah tidak utuh dan rusak parah akibat pembusukan menjadi tantangan tersendiri bagi tim identifikasi.

Alat identifikasi sidik jari, MAMBHIS, tidak dapat digunakan karena kerusakan pada kulit jari korban.

Namun, ciri-ciri khusus berupa tato di dada, tangan, dan kaki kiri korban menjadi petunjuk penting bagi petugas.

Ciri-ciri ini diharapkan dapat mempercepat proses identifikasi definitif dan memastikan bahwa mayat tersebut adalah FAF.

Kasihumas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi menyatakan bahwa pihaknya masih terus mendalami kasus ini.

“Kami telah membawa jenazah ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk dilakukan visum dan autopsi. Ini penting untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban dan melengkapi proses penyelidikan,” ujarnya.

Kasus ini menyoroti pentingnya kehati-hatian saat beraktivitas di area pantai atau spot memancing yang berdekatan dengan tebing.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melaporkan segera jika menemukan hal-hal mencurigakan di sekitar perairan.

Penemuan Mayat di Pantai Blitar Gegerkan Warga, Identitas Terkuak dari Tato

IDPOST.ID – Penemuan mayat seorang pria di Pantai Peh Pulo, Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, pada Rabu (27/8/2025) pagi, menyisakan misteri dan keprihatinan.

Kondisi mayat yang ditemukan sangat mengenaskan, tidak utuh dan rusak parah akibat proses pembusukan yang telah berlangsung selama beberapa hari.

Mayat yang belakangan diketahui bernama FAF (31) ini ditemukan mengambang di perairan pantai, sekitar 5 kilometer dari lokasi terakhir ia terlihat sebelum dinyatakan hilang.

Menurut keterangan saksi dan petugas, tubuh korban menunjukkan tanda-tanda pembusukan lanjut, yang membuat identifikasi visual menjadi sangat sulit.

“Kondisi mayat sudah tidak utuh, banyak bagian yang rusak karena pembusukan,” terang Kasihumas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi.

“Ini menyulitkan kami dalam proses identifikasi awal di lapangan,” tambahnya.

Meski demikian, terdapat ciri-ciri khusus yang ditemukan pada tubuh korban, yaitu tato di bagian dada, tangan, dan kaki kiri.

Tato-tato ini menjadi petunjuk penting bagi tim identifikasi untuk mengungkap identitas korban, mengingat upaya identifikasi melalui sidik jari tidak berhasil.

Kulit jari korban yang rusak parah menghambat deteksi sidik jari menggunakan alat MAMBHIS.

Lokasi penemuan mayat di Pantai Peh Pulo berjarak sekitar 5 kilometer dari titik hilangnya korban.

Sebelumnya, FAF dilaporkan hilang di area perkebunan tebu Mbetis, yang merupakan spot memancing, sekitar 15 meter dari tebing.

Diduga, korban terjatuh atau terseret arus hingga akhirnya ditemukan di pantai tersebut.

Saat ini, jenazah FAF telah dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk dilakukan visum dan autopsi.

Proses ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai penyebab kematian serta membantu pihak berwenang dalam mengidentifikasi korban secara definitive.

Hilang Sejak Sabtu, Pria Blitar Ditemukan Mengambang di Pantai Peh Pulo

IDPOST.ID – Setelah empat hari dinyatakan hilang, FAF (31), seorang pedagang asal Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di perairan Pantai Peh Pulo pada Rabu (27/8/2025) pagi. Korban sebelumnya dilaporkan hilang sejak Sabtu (23/8/2025) lalu.

Kronologi hilangnya FAF bermula pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Sejak saat itu, keluarga bersama warga, anggota Polsek Panggungrejo, dan Koramil Panggungrejo, serta BPBD Kabupaten Blitar, telah melakukan upaya pencarian.

Penyisiran dilakukan di sekitar lokasi hilangnya korban, mulai dari Dusun Rowo Gebang hingga Dusun Bentis, area spot memancing yang diduga menjadi lokasi terakhir FAF terlihat.

Namun, upaya pencarian selama beberapa hari tidak membuahkan hasil. Jejak korban tidak ditemukan di area perkebunan tebu Mbetis, yang berjarak sekitar 15 meter dari tebing area spot memancing.

Titik terang muncul pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. Waji (25), salah seorang saksi, menemukan sesosok mayat mengambang di Pantai Peh Pulo saat hendak berangkat memancing.

Lokasi penemuan mayat berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi hilangnya korban.

Penemuan ini segera dilaporkan ke Polsek Panggungrejo melalui Bhabinkamtibmas.

Tim gabungan dari Polsek Panggungrejo, Piket Inafis Polres Blitar, Polairud, TNI AL, dan BPBD Kabupaten Blitar langsung bergerak menuju lokasi untuk mengevakuasi mayat.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah FAF dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk proses visum dan autopsi guna memastikan penyebab kematiannya.

Mayat Pria Bertato Ditemukan Mengambang di Pantai Peh Pulo Blitar

IDPOST.ID – Sesosok mayat pria ditemukan mengambang di perairan Pantai Peh Pulo, Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, pada Rabu (27/8/2025) pagi.

Kondisi mayat yang sudah tidak utuh dan rusak akibat pembusukan menyulitkan proses identifikasi.

Penemuan mayat ini pertama kali diketahui oleh Waji (25), warga setempat, sekitar pukul 07.00 WIB saat hendak pergi memancing.

Waji yang terkejut melihat sesosok tubuh mengambang segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

Petugas dari Polsek Panggungrejo, bersama tim Inafis Polres Blitar, Polairud, TNI AL, dan BPBD Kabupaten Blitar, segera menuju lokasi untuk melakukan evakuasi. Proses evakuasi berjalan dramatis mengingat kondisi mayat yang sudah rusak parah.

“Mayat ditemukan dalam kondisi tidak utuh, sudah rusak akibat proses pembusukan,” ujar Kasihumas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi.

“Ada tato di bagian dada, tangan, dan kaki kiri, yang menjadi ciri khusus korban,” tambahnya.

Upaya identifikasi menggunakan alat MAMBHIS (Mobile Automated Multi-Biometric Identification System) tidak membuahkan hasil.

Kulit jari korban yang rusak parah menyebabkan sidik jari tidak dapat terdeteksi.

Namun, keberadaan tato di beberapa bagian tubuh korban diharapkan dapat membantu proses pengungkapan identitas.

Mayat kemudian dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk dilakukan visum dan autopsi guna mengetahui identitas pasti serta penyebab kematian korban.

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait penemuan mayat ini.

Kisah Perempuan Banyumas yang Diperas Oknum Polisi

IDPOST.ID – Kisah Dewi, warga Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, yang menjadi korban dugaan pemerasan oleh oknum polisi berinisial K dan makelar kasus berinisial D, kini berakhir dengan damai.

Mediasi yang difasilitasi oleh Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto pada Selasa (26/8/2025) berhasil mencapai titik terang, di mana kedua pelaku sepakat mengembalikan uang senilai Rp25 juta kepada Dewi.

Kronologi kasus ini bermula pada Senin (25/8/2025), ketika Dewi melaporkan dugaan pemerasan yang dialaminya.

Ia mengaku dimintai sejumlah uang oleh dua orang yang menjanjikan bantuan dalam menyelesaikan perkara hukum suaminya. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan mediasi.

Djoko Susanto, Kuasa Hukum Dewi, menyatakan bahwa dalam pertemuan mediasi, para terduga pelaku telah berjanji untuk mengembalikan seluruh uang yang diterima pada Jumat (29/8/2025).

“Dengan adanya komitmen ini, kami menganggap kasus ini telah selesai secara kekeluargaan dan tidak akan dilanjutkan ke ranah hukum,” jelas Djoko Susanto.

Penyelesaian damai ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kasus serupa, di mana mediasi dapat menjadi alternatif efektif untuk mencapai keadilan dan penyelesaian masalah tanpa harus melalui proses hukum yang panjang.