Arogan, Kepala Bapenda Blitar Ucapkan Kata Tak Pantas ke Wartawan Soal Isu Kenaikan PBB 300 persen

IDPOST.ID – Kontroversi kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Blitar memanas setelah Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Asmaning Ayu terbukti melontarkan kata-kata tidak pantas dan bernada ancaman kepada salah seorang wartawan dalam konferensi pers, Sabtu (16/8/2025).

Dalam forum yang seharusnya menjadi ruang klarifikasi, Asmaning justru menggunakan bahasa Jawa yang bernada merendahkan dan mengancam:

“Tekono sing gae berita kuwi, tak slentik kowe suwi-suwi…”
“Ojo gae judul bombastis, dirimu tak slentik ngko…”
“Nggunggahne ojo ngono, tak bandem we ngko…”

Frasa “tak slentik” (ancaman menyentil) dan “tak bandem” (ancaman melempar) dalam budaya Jawa dianggap sebagai salah stu bentuk intimidasi.

Warga Buktikan Kenaikan PBB 300 Persen

Pernyataan keras Asmaning muncul sebagai respons pemberitaan kenaikan PBB hingga 300 persen. Padahal, wartawan telah memverifikasi bukti tagihan PBB.

Sebelumnya, seorang warga Kelurahan Tawangsari mengeluh atas kenaikan PBB dari biasanya Rp10.000-Rp13.000, yang melonjak menjadi Rp55.723.

“Ini tidak wajar! Tiba-tiba naik ratusan persen, kami seperti dikerjai diam-diam,” protesnya.

Ia menuntut sosialisasi jelas sebelum kebijakan diterapkan, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

“Jangan sampai pajak jadi beban tambahan yang datang mendadak,” tegasnya.

Kontingen SMP 8 Blitar Raih Juara Umum 2 di KEJURNAS SH Terate UIN Cup ke Tiga

IDPOST.ID – Kontingen SMP Negeri 8 Blitar menorehkan prestasi gemilang dalam KEJURNAS SH Terate UIN Cup ke-3 yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Tulungagung, pada 4-8 Agustus 2025.

Sebanyak 25 atlet yang dikirim berhasil membawa pulang 7 emas, 10 perak, dan 8 perunggu, sekaligus meraih predikat Juara Umum 2 kategori Pra Remaja.

Wildan Akbar official atlet mengatakan, persiapan dilakukan secara intensif selama dua bulan dengan latihan lima kali seminggu. Fokusnya adalah memperdalam teknik, meningkatkan fisik, dan mempertajam mental, terutama bagi atlet putri.

“Kami sering mengadakan sesi sparing, termasuk melatih atlet putri melawan putra untuk membangun mental bertanding. Atlet perempuan butuh pendekatan lebih karena tantangan psikologis di lapangan,” jelasnya.

Wildan berharap prestasi ini menjadi batu loncatan untuk kompetisi berikutnya seperti Kejurprov dan POPDA.

“Kami akan tingkatkan lagi fisik, teknik, dan mental agar atlet bisa mewakili Kota Blitar di event nasional,” tambah pelatih.

Kejuaraan yang diikuti 300 peserta se-Indonesia ini menjadi bukti konsistensi SMPN 8 Blitar dalam mencetak atlet bela diri berkaliber nasional.

Berikut perolehan medali kontingen SMPN 8 Blitar:

Emas:

  • Zaki (B Pra Remaja)
  • Mario (F Pra Remaja)
  • Badar (D Remaja)
  • Mufid (F Remaja)
  • Amel (G Pra Remaja)
  • Nikyta (H Pra Remaja)

Perak:

  • Hasan (D Pra Remaja)
  • Fatir (I Pra Remaja)
  • Azzam (S. Tunggal)
  • Danis (B Pra Remaja)
  • Zasty (C Pra Remaja)
  • Keyla (E Pra Remaja)
  • Tifany (H Pra Remaja)
  • Naya (F Dewasa)
  • Zafina (S. Tunggal)

Perunggu:

  • Abel (B pra remaja)
  • Reva (C pra remaja)
  • Dara (D pra remaja)
  • Annisa (E pra remaja)
  • Nada (F pra remaja)
  • Putry (G pra remaja)
  • Greyhana (E dewasa)
  • Brilliant (S.Tunggal)

Geger di Blitar! Pajak Bumi dan Bangunan Warga Melonjak Hingga 300 Persen

BLITARHARIINI.COM – Warga Kabupaten Blitar dibuat kalang kabut oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tiba-tiba tanpa diawali sosialisasi. Banyak yang baru tahu saat tagihan datang, dengan kenaikan mencapai 300% di beberapa wilayah.

Salah satunya arga Tawangsari ang ggaku shock saat melihat nominal tagihan PBB tahun ini. Seperti dialami Slamet, warga Kelurahan Tawangsari yang biasanya membayar Rp10.000-Rp13.000 kini harus merogoh kocek Rp55.723.

“Tiba-tiba melonjak gila-gilaan. Kalau naik 10-20% masih bisa dimaklumi, tapi ini sampai 300% lebih. Rasanya seperti ditipu,” ujarnya dengan nada kesal.

Banyak warga menuding pemerintah daerah melakukan kenaikan secara diam-diam. “Tidak ada pemberitahuan, tidak ada penjelasan. Tiba-tiba saja tagihan datang dengan jumlah yang tidak masuk akal,” protes salah seorang warga.

Mereka menuntut transparansi dan kejelasan mekanisme kenaikan pajak, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih sulit pasca pandemi.

Roni Arif Satriawan, Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan Pajak Daerah, menjelaskan bahwa kenaikan hanya terjadi di desa-desa yang memperbarui data melalui SISMIOP atau update NJOP.

“Ada 3 desa pemutakhiran SISMIOP, 13 desa update NJOP, dan 12 desa pendataan bangunan,” ujarnya.

Roni menjelaskan, lonjakan PBB terjadi karena adanya pemutakhiran data di sistem SISMIOP. Pembaruan ini menyebabkan NJOP melambung, sehingga berdampak pada kenaikan PBB di wilayah tertentu.

“Total kenaikan PBB dari 2024 ke 2025 hanya 1,4 persen secara keseluruhan. Tapi di beberapa desa, karena ada pembaruan data, kenaikannya signifikan,” ungkapnya.

Warga Blitar Kaget, Pajak Bumi dan Bangunan Tiba-Tiba Naik Drastis!

IDPOST.ID – Warga Kabupaten Blitar digegerkan oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang terjadi secara tiba-tiba.

Banyak yang mengeluh karena tagihan mereka melonjak hingga 300 persen tanpa pemberitahuan sebelumnya, sementara pemerintah daerah menyatakan bahwa kenaikan ini hanya bersifat sebagian (parsial).

Sejumlah warga mengaku kaget saat menerima tagihan PBB yang jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Salah seorang warga Kelurahan Tawangsari mengungkapkan, biasanya ia hanya membayar Rp10.000–Rp13.000, namun tahun ini tagihannya melonjak menjadi Rp55.723.

“Ini benar-benar tidak masuk akal. Tiba-tiba naik berkali-kali lipat tanpa ada penjelasan. Rasanya seperti dikerjai diam-diam,” ujarnya kesal.

Warga lainnya juga mengeluhkan tidak adanya sosialisasi dari pemerintah setempat sebelum kenaikan ini diberlakukan. Mereka menuntut transparansi, terutama di tengah kesulitan ekonomi yang masih dirasakan masyarakat.

“Kalau memang mau naik, beri tahu dulu. Jangan sampai rakyat kaget dengan beban baru yang datang mendadak,” protes seorang warga.

Sementara, Roni Arif Satriawan dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Blitar menjelaskan bahwa kenaikan PBB terjadi karena pemutakhiran data melalui sistem SISMIOP dan penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di beberapa wilayah.

“Secara keseluruhan, kenaikan PBB di Blitar hanya sekitar 1,4%. Kenaikan yang signifikan hanya terjadi di beberapa lokasi tertentu,” jelasnya.

Warga Blitar berharap pemerintah segera memberikan penjelasan resmi dan solusi konkret, termasuk pengajuan keberatan bagi yang merasa tagihannya tidak wajar.

“Kami butuh kepastian. Jangan sampai ini jadi beban baru yang memberatkan,” tandas seorang warga.

Sementara itu, DPRD Kabupaten Blitar diharapkan turun tangan untuk mengawal kebijakan ini dan memastikan tidak ada warga yang dirugikan.

Pajak Bumi dan Bangunan di Blitar Melonjak 300 Persen, Warga: Kami Dikerjai Diam-diam!

IDPOST.ID – Warga Kabupaten Blitar heboh akibat kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mencapai 300% secara tiba-tiba.

Banyak yang merasa dikerjai diam-diam karena tidak ada sosialisasi sebelumnya, sementara pemerintah daerah mengklaim kenaikan ini hanya bersifat parsial.

Seorang warga Kelurahan Tawangsari mengeluh, dari biasanya Rp10.000-Rp13.000, tagihannya melonjak jadi Rp55.723.

“Ini tidak wajar! Tiba-tiba naik ratusan persen, kami seperti dikerjai diam-diam,” protesnya.

Ia menuntut sosialisasi jelas sebelum kebijakan diterapkan, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

“Jangan sampai pajak jadi beban tambahan yang datang mendadak,” tegasnya.

Sementara Roni Arif Satriawan dari Bapenda Blitar menjelaskan, kenaikan terjadi karena pemutakhiran data melalui SISMIOP dan pembaruan NJOP di beberapa desa.

“Total kenaikan PBB se-Kabupaten Blitar hanya 1,4%. Kenaikan ini bersifat parsial dan tidak merata,” klaimnya.

Pajak Bumi dan Bangunan di Blitar Tiba-tiba Naik, Warga Merasa Dikerjai Diam-diam

IDPOST.ID – Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Blitar memicu protes warga. Beberapa mengaku tagihan mereka naik hingga 300 persen tanpa sosialisasi, sementara pemerintah daerah menyatakan kenaikan hanya bersifat parsial.

“Biasanya bayar Rp10.000-Rp13.000, tiba-tiba jadi Rp55.000. Ini tidak wajar,” ujar seorang warga Kelurahan Tawangsari.

Selain itu ia menilai kenaikan pajak secara tiba-tiba membuat dirinya kaget.

“Di sini, kami seperti dikerjai diam-diam,” tambahnya.

Ia menuntut ada sosialisasi yang jelas sebelum kebijakan diterapkan, terutama di tengah kesulitan ekonomi.

“Jangan sampai pajak jadi beban tambahan yang tiba-tiba,” desaknya.

Roni Arif Satriawan dari Bapenda Blitar menjelaskan, kenaikan terjadi karena pemutakhiran data melalui SISMIOP dan update NJOP di sejumlah desa.

“Total kenaikan hanya 1,4 persen secara keseluruhan,” klaimnya.

Bapenda juga menyatakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2025 hanya bersifat parsial dan tidak merata.

“Kenaikanya hanya parsial,” ujarnya.

Wali Kota Blitar Mas Ibin dan Forkopimda Saksikan Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo

IDPOST.ID – Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menghadiri penyiaran langsung Pidato Kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (15/8/2025). Acara diselenggarakan di Graha Paripurna DPRD Kota Blitar.

Dalam pidato kenegaraan pertamanya, Presiden Prabowo menekankan tiga fokus utama pembangunan nasional: pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan optimalisasi sumber daya alam. Presiden menegaskan komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan yang berpihak pada rakyat.

Usai menyimak pidato, Wali Kota yang akrab disapa Mas Ibin menyatakan akan mengimplementasikan arahan presiden di tingkat daerah. “Pembangunan di Blitar harus benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat dan melibatkan partisipasi aktif warga,” ujarnya.

Menurut Mas Ibin, pesan presiden sejalan dengan visi pembangunan Kota Blitar yang mengedepankan pendekatan bottom-up. Ia menekankan pentingnya memastikan manfaat pembangunan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Ketua DPRD Kota Blitar Syahrul Alim menyatakan kebijakan presiden selaras dengan program prioritas daerah. “Program Rastrada yang kami jalankan sejalan dengan fokus presiden pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelas Syahrul.

Dengan luas wilayah yang relatif kecil, Syahrul meyakini Blitar memiliki peluang untuk menjadi contoh implementasi kebijakan nasional di tingkat lokal. “Kami optimis dapat berkontribusi pada pencapaian target nasional,” tambahnya.

Pemkot Blitar Tetapkan Prioritas Anggaran 2025 Fokus pada Kesehatan, Pendidikan, dan Infrastruktur

IDPOST.IDPemerintah Kota (Pemkot) Blitar bersama DPRD setempat menetapkan perubahan Kerangka Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2025 dalam rapat paripurna di Graha Paripurna DPRD Kota Blitar, Jumat (15/8/2025).

Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin menegaskan, perubahan anggaran ini dilakukan dengan prinsip efisiensi dan efektivitas untuk memfokuskan pembiayaan pada sektor-sektor strategis.

“Kami memprioritaskan alokasi anggaran untuk kesehatan, pendidikan, infrastruktur, penurunan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Ini kami lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara signifikan dan berkelanjutan,” ujar Syauqul yang akrab disapa Mas Ibin.

Mas Ibin menjelaskan, Pemkot Blitar berkomitmen melakukan optimalisasi anggaran guna memastikan efektivitas program pembangunan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat pelayanan publik sekaligus mendukung pencapaian target pembangunan daerah.

“Visi pembangunan Kota Blitar memang besar dan ingin dicapai cepat, namun dengan keterbatasan anggaran harus ada sinergi antara eksekutif dan legislatif. Kami akan terus berupaya mengoptimalkan sumber anggaran dengan tetap memprioritaskan plafon yang ada,” tegasnya.

Sementara itu, Badan Anggaran DPRD Kota Blitar memberikan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan kinerja keuangan daerah.

Pertama, Pemkot diminta menjaga konsistensi dalam ketepatan waktu dan kesesuaian tahapan penyusunan APBD sesuai Perpres Nomor 54 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. Kedua, perlu peningkatan efektivitas serapan belanja daerah dan perbaikan manajemen kas untuk optimalisasi APBD 2025.

“Kami mengapresiasi masukan dari DPRD. Rekomendasi ini akan kami tindaklanjuti untuk memastikan pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik,” ujar Mas Ibin.

Pemkot Blitar menegaskan komitmennya untuk mengalokasikan anggaran secara proporsional pada sektor-sektor yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

“Selain kesehatan dan pendidikan, kami juga fokus pada pembangunan infrastruktur pendukung ekonomi dan program penciptaan lapangan kerja baru. Ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif,” pungkas Mas Ibin.