PN Purwokerto Vonis 10 Tahun Penjara untuk Pelaku Pelecehan Seksual ABK di Banyumas

IDPOST.IDPengadilan Negeri (PN) Purwokerto menjatuhkan vonis pidana 10 tahun penjara terhadap terpidana berinisial S dalam kasus persetubuhan dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Wangon, Banyumas, Jawa Tengah. Putusan dibacakan majelis hakim pada 18 Juni 2025.

Selain hukuman penjara, terpidana juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp 1 miliar. Jika denda tak terlunasi, sanksi tambahan berupa kurungan pengganti selama 6 bulan akan diterapkan.

Kuasa hukum keluarga korban (berinisial NPSN), Djoko Susanto, SH, mengonfirmasi penerimaan salinan putusan tersebut pada Selasa, 24 Juni 2025.

Ia menyampaikan apresiasi keluarga terhadap putusan PN Purwokerto.

“Keluarga korban menyampaikan penghargaan atas putusan yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Purwokerto,” tegas Djoko Susanto.

Dalam pertimbangan putusannya, majelis hakim menyatakan terpidana S—yang juga dikenal dengan alias K dan KBM terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana.

Terpidana dinyatakan dengan sengaja menggunakan tipu daya untuk membujuk korban melakukan persetubuhan.

Djoko Susanto juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama seluruh pihak penegak hukum.

“Sebagai kuasa hukum, kami mengucapkan terima kasih atas kinerja semua pihak, baik kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan, yang telah menangani proses hukum kasus ini,” pungkasnya.

Kasus yang menimpa korban NPSN ini terjadi pada tahun 2024. Untuk memperjuangkan keadilan, keluarga korban kemudian meminta pendampingan dan perlindungan hukum kepada Peradi SAI Purwokerto.

Monumen TGP Blitar: Jejak Sejarah yang Nyaris Terlupakan di Sudut Jalan Legendaris

IDPOST.ID – Kalau ditanya tentang Jalan TGP (Tentara Genie Pelajar), warga Blitar pasti mengangguk akrab. Jalan protokol yang ramai ini menjadi urat nadi perekonomian dan lalu lintas kota.

Tapi coba tanyakan, “Di mana letak Monumen TGP?” Banyak yang akan mengernyitkan dahi atau bahkan menggeleng. Padahal, monumen kecil penuh makna ini bersembunyi tepat di pojokan tikungan jalan yang terkenal itu – sebuah saksi bisu perjuangan heroik para pelajar Blitar.

Misteri di Sudut Tikungan: Mengapa Monumen Ini “Hilang”?

Monumen TGP memang tak mudah terlihat. Ia bukan bangunan megah, melainkan tugu sederhana yang “nyempil” di sudut pertigaan Jalan TGP (arah selatan, menuju Jalan Sudanco Supriyadi).

Posisinya yang terhimpit oleh aktivitas jalan raya yang sibuk dan mungkin kurangnya penanda yang mencolok, membuatnya mudah terlewat.

Banyak pengendara lalu-lalang setiap hari tanpa pernah menyadari keberadaan peninggalan bersejarah tepat di sisi mereka. Ini adalah ironi: jalan yang diabadikan untuk mengenang pejuang, justru “menelantarkan” monumen yang menceritakan kisah mereka.

Tentara Genie Pelajar Brig. 17: Pelajar yang Berani Angkat Senjata

Monumen ini bukan sekadar tugu biasa. Ia menandai lokasi eks Markas Komando Tentara Genie Pelajar (TGP) Brigade 17. Siapa mereka?

  • Pelajar Pejuang: TGP adalah kesatuan tempur unik dalam sejarah perjuangan kemerdekaan RI. Anggotanya adalah para pelajar sekolah teknik (seperti STM) yang memiliki keahlian khusus di bidang teknik, khususnya genie (zeni/perlengkapan dan perbentengan).
  • Peran Krusial: Di tengah keterbatasan senjata, keahlian teknis mereka menjadi senjata ampuh. Mereka bertanggung jawab atas:
    • Pembuatan & Perbaikan Jembatan: Vital untuk pergerakan pasukan dan logistik.
    • Perbentengan & Parit Pertahanan: Membangun pertahanan strategis melawan Belanda.
    • Ranjau dan Penghadangan: Menggagalkan pergerakan musuh dengan taktik cerdas.
    • Perbaikan Peralatan Perang: Mempertahankan fungsi senjata dan kendaraan tempur seadanya.
  • Brigade 17 di Blitar: Brigade 17 TGP beroperasi aktif di wilayah Blitar dan sekitarnya, terutama selama periode Agresi Militer Belanda II (1948-1949). Markas mereka di lokasi monumen ini menjadi pusat komando, perencanaan, dan pelatihan bagi para pelajar pejuang ini.

Mengintip Monumen TGP: Kesederhanaan yang Sarat Makna

Monumen TGP Blitar memang bersahaja, namun desainnya menyimpan simbolisme:

  1. Bentuk Tugu: Biasanya berupa tugu persegi atau pilar yang kokoh, melambangkan keteguhan dan semangat juang para anggota TGP.
  2. Lambang TGP: Seringkali terdapat pahatan atau relief lambang Tentara Genie Pelajar – biasanya menggambarkan peralatan teknik (palu, linggis, jangka) yang disilangkan dengan senjata (bambu runcing atau senapan), atau buku (simbol pelajar) di atasnya. Ini menegaskan identitas ganda mereka: pelajar dan pejuang.
  3. Prasasti: Inilah jantung monumen. Terukir jelas tulisan semacam:
    > “Di tempat ini berdiri Markas Komando Tentara Genie Pelajar Brigade 17. Turut berjuang mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.”
    Prasasti singkat ini adalah pengakuan abadi atas pengorbanan mereka.
  4. Lokasi Strategis: Posisinya di sudut tikungan yang dahulu merupakan titik penting, menegaskan bahwa markas ini memang berada di garis depan perjuangan mempertahankan Blitar.

Mengapa Monumen TGP Penting untuk Dikenang?

  1. Mengembalikan Memori Kolektif: Monumen ini mengingatkan kita bahwa perjuangan kemerdekaan bukan hanya dilakukan oleh tentara reguler, tapi juga oleh elemen masyarakat seperti pelajar yang rela meninggalkan bangku sekolah untuk bertempur.
  2. Menghargai Keahlian Teknis dalam Perang: Perjuangan TGP menunjukkan bahwa perang bukan hanya soal tembak-menembak, tapi juga kecerdasan, keterampilan teknis, dan logistik – aspek yang sering terlupakan dalam narasi sejarah.
  3. Melokalkan Sejarah Nasional: Monumen ini adalah bukti nyata peran aktif Blitar dan pemudanya dalam kancah perjuangan nasional. Ia menghubungkan jalan legendaris “TGP” dengan sejarah konkret di balik namanya.
  4. Edukasi Generasi Muda: Ia menjadi media pembelajaran langsung tentang nilai-nilai patriotism, keberanian, pengorbanan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk membela tanah air.

Mengunjungi Monumen TGP: Menyentuh Sejarah yang Terlupakan

  • Lokasi: Pojokan selatan tikungan Jalan TGP (tepatnya di pertigaan Jalan TGP dengan Jalan Sudanco Supriyadi), Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Berada di tepi jalan raya.
  • Aktivitas:
    • Baca Prasasti: Renungkan makna kata-kata di prasasti. Bayangkan semangat para pelajar saat itu.
    • Ambil Foto Dokumentasi: Abadikan monumen sebagai bagian dari sejarah Blitar.
    • Renungkan Kontras: Amati hiruk pikuk Jalan TGP modern dan bayangkan suasana markas komando TGP puluhan tahun silam di tempat yang sama.
    • Sebarkan Kesadaran: Bagi cerita dan foto monumen ini. Bantu “menemukan kembali” monumen yang terlupakan ini.

Penutup: Dari “Tidak Tau” Menjadi “Tahu dan Bangga”

Monumen TGP Blitar mungkin kecil dan nyaris tak terlihat, namun nilai sejarah yang diembannya sangatlah besar. Ia adalah monumen untuk para pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang dengan ilmu dan ketrampilan mereka. Kini, saat Jalan TGP terus berdenyut dengan kehidupan modern, sudah saatnya monumen kecil di sudutnya itu mendapatkan perhatian yang layak.

Mengungkap Alasan Bung Karno Dimakamkan di Blitar, Faktor Keamanan hingga Wasiat Keluarga Jadi Pertimbangan

IDPOST.ID – Makam Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno, di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, selalu ramai dikunjungi peziarah.

Namun, mengapa Bung Karno justru dimakamkan di Blitar, bukan di ibu kota Jakarta atau Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata?

Berikut penelusuran tim redaksi berdasarkan fakta sejarah dan keterangan ahli.

1. Alasan Keamanan Politik Era Orde Baru

Sumber militer dan sejarawan menyebutkan, pemakaman Bung Karno di Blitar tidak lepas dari situasi politik tahun 1970, ketika rezim Orde Baru berupaya mengurangi pengaruh mantan presiden pertama Indonesia tersebut.

  • Pemakaman Terbatas: Jenazah Bung Karno hanya diizinkan disemayamkan di Blitar, kota kelahirannya, dengan upacara sederhana.
  • Minimalkan Mobilisasi Massa: Pemerintah khawatir pemakaman di Jakarta akan memicu kerumunan pendukung fanatik Soekarno.
  • Dokumen Rahasia: Arsip Nasional RI (2010) mengungkap surat dari Kopkamtib yang merekomendasikan Blitar sebagai lokasi “paling aman”.

“Ini jelas upaya de-Soekarnoisasi; memindahkan makamnya jauh dari pusat kekuasaan,” tegas Prof. Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI.

2. Wasiat Keluarga dan Kedekatan Emosional

Meski faktor politik dominan, keluarga besar Soekarno mengonfirmasi adanya keinginan almarhum untuk dimakamkan dekat ibunda tercinta, Ida Ayu Nyoman Rai.

  • Permintaan Fatmawati: Dalam buku “Fatmawati Soekarno: Catatan Kecil Bersama Bung Karno” (2013), istri pertama Soekarno menyatakan bahwa Blitar adalah pilihan keluarga.
  • Rumah Masa Kecil: Kompleks makam berdampingan dengan Istana Gebang, rumah masa kecil Bung Karno yang penuh kenangan.

“Bung Karno selalu rindu pada ibunya. Blitar adalah homecoming terakhirnya,” ujar Guntur Soekarnoputra, putra sulung Soekarno.

3. Blitar sebagai ‘Kota Patria’

Pemerintah Kabupaten Blitar secara resmi menetapkan kota ini sebagai Kota Patria (Kota Pahlawan) melalui Perda No. 5/1986, dengan pertimbangan:

  • Lahirnya Sang Proklamator: Soekarno lahir di Jl. Pandean IV, Blitar, pada 6 Juni 1901 (meski beberapa sumber menyebut Surabaya).
  • Situs Penting Nasional: Makam Bung Karno menjadi simbol perjuangan dan destinasi ziarah sejarah.

4. Kontroversi dan Fakta yang Jarang Diketahui

  • Usulan Makam di Bogor: Dokumen Kedutaan Besar Mesir (1970) menyebut rencana awal pemakaman di Istana Bogor, tetapi ditolak pemerintah.
  • Tidak Diakui sebagai Pahlawan Nasional Saat Itu: Soekarno baru ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator pada 1986, 16 tahun setelah wafatnya.

Blitar Kini: Dari Kota Pengasingan Menuju Destinasi Ziarah Nasional

Data Dinas Pariwisata Blitar (2024) mencatat, makam Bung Karno dikunjungi rata-rata 1,2 juta wisatawan/tahun, dengan puncak kunjungan pada 1 Juni (Hari Lahir Pancasila) dan 21 Juni (Hari Wafat Soekarno).

“Makam ini bukan sekadar situs sejarah, tapi living monument yang mengajarkan nilai-nilai perjuangan,”* kata Mas Ibin, Wali Kota Blitar.

Pemakaman Bung Karno di Blitar adalah hasil dari pertimbangan kompleks: keamanan politik, keinginan keluarga, dan ikatan emosional. Terlepas dari kontroversi, Blitar telah berhasil mentransformasi makam ini menjadi simbol persatuan bangsa.

Sumber: Arsip Nasional RI

Pemkot Blitar Gelar Pelatihan Kilat Tangani Aduan Warga, Sekda: Sinergi Dinas Kunci Utama!

IDPOST.ID – Pemerintah Kota Blitar tak main-main tingkatkan respons pengaduan warga. Diskominfotik gelar pelatihan kilat SP4N LAPOR! bagi puluhan pengelola aduan se-Kota Blitar, Selasa (24/6/2025).

Plh. Sekda Widodo Saptono Johannes buka acara dengan pesan tegas untuk tidak bekerja sendiri-sendiri.

“Jangan kerja sendiri-sendiri! Sinergi dinas terkait wajib digeber biar aduan warga nggak numpuk dan salah tangani,” katanya.

Pelatihan di Ruang ISC Diskominfotik ini hadirkan jagoan pengaduan dari Kota Malang juara 2 nasional 2024.

Langkah Blitar belajar dari kota tetangga ini diakui Kepala Diskominfotik Mujianto sebagai strategi percepat perbaikan layanan.

“Kita ambil ilmunya biar nggak ketinggalan. Yang paling vital: kecepatan respons dan bukti tindak lanjut harus bener, nggak asal tutup aduan,” ucapnya.

Peserta dilatih jurus jitu mulai dari trik komunikasi saat warga emosi, cek kelengkapan dokumen, hingga eskalasi ke pimpinan jika aduan kompleks.

“Dokumentasi itu nyawa pertanggungjawaban kita ke publik,” sambung Mujianto.

Pelatihan ini jadi sinyal kuat Pemerintah Kota Blitar serius wujudkan pelayanan publik yang cepat, akurat, dan nggak bikin warga kesel!

Munas I Bintang Muda Indonesia Demokrat Digelar di Jakarta, Fokus Konsolidasi Kader Muda

IDPOST.ID – Musyawarah Nasional I (Munas I) Bintang Muda Indonesia (BMI) Demokrat resmi akan digelar pada Sabtu, 12 Juli 2025, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi Nomor 41, Menteng, Jakarta Pusat.

Acara yang semula direncanakan berlangsung di Bandung ini dipindahkan ke Jakarta guna memperkuat konsolidasi nasional kader muda Partai Demokrat.

Munas I BMI Jadi Momentum Penting Perkuat Kaderisasi

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) BMI, H. Farkhan Evendi, menegaskan bahwa Munas I merupakan tonggak sejarah bagi organisasi sayap Partai Demokrat ini.

“Munas I bukan sekadar formalitas, melainkan momentum strategis untuk menyolidkan barisan kader BMI di seluruh Indonesia dalam mendukung kemajuan Partai Demokrat,” ujar Farkhan dalam rilis resminya, Selasa (24/6).

Panitia telah mengundang seluruh Ketua DPC dan DPD BMI Demokrat sebagai pemilik suara. Konfirmasi kehadiran dapat dilakukan melalui Sekretaris Panitia, Banar Sulthoni, di nomor 088705141414.

Agenda Padat: Dari Diskusi Strategis hingga Sidang Pleno

Munas I BMI akan dimulai pukul 08.00 WIB dengan rangkaian acara meliputi:

  • Registrasi peserta
  • Pembukaan (tarian sambutan, lagu Indonesia Raya, Mars Partai Demokrat, dan Mars BMI)
  • Sambutan dari Ketua Umum BMI H. Farkhan Evendi, Sekjen DPP Partai Demokrat Dr. Ir. H.E. Herman Khaeron, M.Si, serta Wakil Ketua MPR RI Dr. Edhie Baskoro Yudhoyono.

Sesi Lokakarya (13.00-15.00 WIB) akan menghadirkan diskusi panel dengan tema strategis:

  1. H. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T (Menteri Ekonomi Kreatif) – Peran Pemuda dalam Ekonomi Kreatif Berkelanjutan
  2. M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, M.A (Menteri Transmigrasi) – Pemuda dan Pembangunan Daerah Transmigrasi
  3. H. Ossy Dermawan, B.Sc., M.Sc (Wakil Menteri ATR/BPN) – Percepatan Reforma Agraria untuk Generasi Muda

Setelah lokakarya, acara dilanjutkan dengan Sidang Pleno I-IV hingga pukul 17.00 WIB. Malam penutupan (19.00 WIB) akan diisi hiburan, sambutan Ketua Umum BMI terpilih, serta arahan dari Ketua Umum Partai Demokrat, Dr. H. Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., MPA., MA.

Pra-Munas di Bandung Jadi Pemanasan

Sebagai pemanasan, pada 31 Mei 2025, BMI telah menggelar Pra-Munas I di Kantor DPRD Jawa Barat, Bandung, yang dihadiri ratusan kader BMI Jabar.

Farkhan Evendi memuji konsolidasi kader Jawa Barat dan menegaskan bahwa Munas I akan menjadi fondasi kuat bagi masa depan organisasi.

Perkuat Peran Pemuda dalam Pembangunan Nasional

Munas I BMI diharapkan tak hanya mempererat solidaritas kader, tetapi juga merumuskan strategi penguatan peran pemuda dalam pembangunan nasional.

Dengan menghadirkan pembicara kompeten, acara ini menegaskan komitmen BMI mendukung visi Partai Demokrat untuk Indonesia yang lebih maju dan berkeadilan.

PSHT Blitar Sepakat Patuhi Aturan Pengamanan Ketat untuk Acara Satu Suro

IDPOST.ID – Jelang Satu Suro dan Suran Agung 2025, Polres Blitar menggelar rapat koordinasi pengamanan di Mapolres Blitar, Senin (23/6/2025).

Rapat dipimpin langsung oleh Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman dan dihadiri seluruh unsur Forkopimda, Ketua IPSI Kabupaten Blitar, Ketua Ranting Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) se-Kabupaten Blitar.

Dalam rapat tersebut, Kapolres menekankan pentingnya sinergi antar instansi untuk menciptakan keamanan dan ketertiban selama perhelatan budaya yang rutin digelar setiap tahun ini.

“Kami ingin memastikan seluruh rangkaian acara berjalan lancar, aman, dan penuh khidmat,” ujar AKBP Arif

Rapat koordinasi ini bertujuan untuk menyatukan langkah dan strategi dalam rangka pengamanan seluruh rangkaian kegiatan Satu Suro dan Suran Agung agar berjalan tertib, aman, serta penuh khidmat.

Dalam arahannya, Kapolres Blitar menekankan pentingnya sinergitas antar lembaga dan elemen masyarakat guna mencegah potensi gangguan keamanan.

“Kita harus memastikan bahwa kegiatan ini berjalan dengan lancar, tanpa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Maka dari itu, koordinasi dan komunikasi antar pihak menjadi kunci utama,” tegas AKBP Arif Fazlurrahman.

Dalam kesempatan tersebut Ketua PSHT Cabang Blitar, Kangmas Ibnu Sudibyo membacakan Maklumat Perjanjian Pengesahan Warga Baru PSHT Aturan Keberangkatan dan Kepulangan:Wajib mematuhi ketentuan waktu, rute, dan menggunakan kendaraan roda empat atau enam (bus/mobil bak tertutup) yang dikawal polisi.

Dilarang menggunakan kendaraan roda dua (konvoi) dan membawa benda-benda terlarang seperti tongkat, sajam, atau kembang api.

Tanggung Jawab Pengurus dan Panitia:Pengurus, panitia, dan pamter bertanggung jawab menjaga ketertiban, menindak pelanggaran, dan bekerja sama dengan petugas keamanan.

Etika dan Larangan:Wajib menghormati pengguna jalan lain, menjaga ucapan/sikap, tidak memprovokasi atau menyebarkan berita bohong, serta dilarang menjual/mengkonsumsi miras dan narkoba.

Peserta Pengesahan:Kegiatan pengesahan hanya boleh dihadiri oleh calon warga yang akan disahkan dan pengurus PSHT yang termasuk dalam kepanitiaan.

Pelanggaran akan ditindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan.membacakan maklumat dari PSHT yang berisi imbauan kepada seluruh warga PSHT di wilayah Kabupaten Blitar untuk menjaga ketertiban, tidak melakukan konvoi kendaraan, menghindari tindakan provokatif, serta mendukung aparat keamanan dalam menciptakan suasana yang damai selama kegiatan berlangsung.

Mafia Pungli Jabatan Desa Terbongkar! 3 Kades di Sidoarjo Diciduk, Uang Suap Rp1,1 M Disita

IDPOST.ID – Satreskrim Polresta Sidoarjo membongkar praktik mafia seleksi perangkat desa yang diduga melibatkan tiga kepala desa di Kecamatan Tulangan.

Dari penggerebekan, polisi menyita uang tunai Rp185 juta dalam plastik kresek dan total bukti mencapai Rp1,1 miliar dari rekening tersangka.

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Christian Tobing, mengungkapkan para tersangka—MAS (40, Kades Sudimoro), S (54, Kades Medalem), dan SY (55, mantan Kades Banjarsari)—diduga menjual jabatan perangkat desa dengan tarif Rp120-170 juta per orang.

“SY berperan sebagai otak, mengatur pembagian uang suap. Rp100 juta dari setiap peserta dibagi: Rp10 juta untuk masing-masing kades, Rp50 juta ke pihak lain (SSP), dan Rp40 juta masuk ke SY,” papar Tobing

Kasus ini terungkap setelah laporan masyarakat (Dumas) tentang kecurangan seleksi. Tim Tipidkor kemudian menyergap MAS dan S di kawasan Tebel, Gedangan.

Saat digeledah, polisi menemukan Rp185 juta dalam plastik kresek di dalam mobil mereka.

Ketiga tersangka telah dijebloskan ke sel tahanan dengan pasal Pasal 12 huruf a, b, dan 12B UU Tipikor juncto Pasal 55 KUHP, yang mengancam hukuman 20 tahun penjara plus denda Rp1 miliar.

“Kami terus mendalami keterlibatan pihak lain, termasuk kemungkinan ada oknum di tingkat provinsi,” tegas Tobing.

Panas! Eks Dirut BUMDesma Jatilawang Banyumas Siap Bawa Peminjam Rp4,7 M ke Pengadilan

IDPOST.ID – Polemik BUMDesma Jati Makmur Lkd di Jatilawang, Banyumas, kian memanas. Venti Kristiani, mantan Direktur Operasional BUMDesma yang dicopot melalui Musyawarah Antar Desa Khusus (MADSus), kini mengambil langkah hukum.

Melalui kuasa hukumnya, Djoko Susanto, SH, Venti melayangkan somasi tegas kepada para penerima dana bergulir masyarakat senilai Rp4,7 miliar yang hingga kini belum melunasi kewajibannya.

Djoko Susanto menyatakan, somasi ini merupakan langkah terakhir sebelum gugatan hukum resmi diajukan ke Pengadilan Negeri Purwokerto.

“Peringatan ini berlaku bagi siapa saja yang telah menggunakan dana, terutama Ketua Kelompok penerima. Mereka punya waktu 3×24 jam untuk menyelesaikan kewajibannya. Jika tidak, proses hukum akan kami lanjutkan tanpa kompromi,” tegas Djoko Susanto di Purwokerto, Senin (23/6/2025).

Menurut Djoko, somasi ini dilayarkan karena Venti Kristiani sebagai bekas Direktur tetap dianggap bertanggung jawab atas pengelolaan dana bergulir tersebut.

“Klien saya (Venti) akan dimintai pertanggungjawaban, sementara dana itu sebenarnya dinikmati oleh pihak lain. Kami tak mau dia jadi kambing hitam,” ungkapnya.

Jika dalam waktu 72 jam para peminjam tak kunjung melunasi, kuasa hukum Venti siap membawa perkara ini ke jalur pengadilan.

Langkah ini dinilai sebagai upaya terakhir untuk menertibkan pengelolaan dana desa yang kerap menjadi sorotan.

“Ini bukan sekadar urusan piutang, tapi juga akuntabilitas pengelolaan dana masyarakat. Jika perlu, kami akan beberkan semua fakta di pengadilan,” tandas Djoko.

Kasus ini menjadi sorotan warga setempat, mengingat dana bergulir seharusnya menjadi stimulus perekonomian desa.

Jika tak diselesaikan segera, bukan hanya masalah hukum yang mengancam, melainkan juga kepercayaan masyarakat terhadap BUMDesma.