PT Faco Global Jombang Diduga Langgar Tata Ruang, Berdiri di Kawasan Pemukiman Warga

IDPOST.CO.ID – PT Faco Global Engineering Plant Jombang yang berlokasi di Dusun Talun Lor, Desa Madiopuro, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, kini menjadi sorotan tajam masyarakat dan pengamat tata ruang.

Perusahaan yang bergerak di bidang perakitan travo listrik ini diduga kuat mendirikan pabriknya di lahan pemukiman penduduk, yang seharusnya tidak diperuntukkan bagi aktivitas industri berat.

Kepala Desa Madiopuro, Suwito Hadi, mengakui keberadaan PT Faco Global di wilayahnya, tepatnya di belakang Balai Desa Madiopuro, yang notabene adalah kawasan padat penduduk dan berdekatan dengan fasilitas umum seperti taman kanak-kanak.

Ironisnya, meskipun lokasi pabrik berada di zona kuning (pemukiman), Pemerintah Desa Madiopuro tidak mempermasalahkan hal ini dengan alasan perusahaan tersebut tidak menimbulkan limbah.

“Mohon maaf kalo PT FACO berdiri dikampung akan tetapi tidak ada pencemaran limbah ke masyarakat,” jawabnya, Minggu (01/6/2025) malam.

Sementara Sunar (50) warga Kecamatan Sumobito mengatakan bahwa PT Faco Global di Sumobito Jombang merupakan cabang dari Jawa Barat, memproduksi travo listrik.

“Plant Jombang ini yang disini (Madiopuro, red) membuat travo kapasitas besar,” katanya. melalui aplikasi WhatsApp. Minggu (01/6/2025) malam.

Dirinya menceritakan bahwa selain di Desa Madiopuro, PT Faco Global sempat menyewa gudang di Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Namun sekarang sudah tidak lagi.

“Dulu juga sewa gudang untuk perakitan di perbatasan Carangrejo dan Madiopuro, ituloh gapura perbatasan ada gudang bekas mengelola limbah aluminium,” cerita Sunar.

Alasan pindah tidak menyewa di Desa Carangrejo, kembali ke Plant Madiopuro diterangkan Sunar, diduga diprotes warga karena mengeluarkan suara berisik disaat produksi.

“Saya dengar warga Dusun Carangpuspo ikut Desa Carangrejo, protes mungkin karena dekat dengan rumah warga ada suara berisik, nah itu yang disewa tidak mau mengeluarkan kompensasi pada warga, PT Faco tidak mau rugi, merasa sudah menyewa tempat kompensasi tanggung jawab pemilik gedung, pada akhirnya tidak lagi disewa,” terangnya.

Mengenai ijin lokasi pada Pemerintahan Daerah (Pemkab) lantaran diduga berdiri di lahan pemukiman padat penduduk, dirinya tidak bisa menjawab.

“Aduh itu saya tidak tau, masalah ijin dan aturan,” Jawab Sunar.

Dilain tempat, Kepala Desa Madiopuro, Suwito Hadi ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa PT Faco Global berdomisili di wilayah Madiopuro.

“Benar di belakang Balaidesa,” tegasnya melalui aplikasi WhatsApp.

Seperti diketahui PT Faco Global tidak hanya di Desa Madiopuro, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang melainkan dibeberapa Propinsi, yang bergerak di bidang perakitan pabrikan saah satunya travo untuk suplai ke PLN dan Perusahaan besar.

Hingga berita ini ditayangkan Tim masih berusaha melakukan konfirmasi pada PT Faco Global Plant Jombang dan Pemkab Jombang soal perizinan yang diduga berdiri di lahan pemukiman padat penduduk.(TIM/RED).

Bau Asap dari Pabrik Karet di Desa Segodorejo Jombang Bikin Resah Warga, Pemerintah Diminta Tindak

IDPOST.CO.ID – Pabrik pengelolaan karet daur ulang UD Amanah Berkah Karet berlokasi di Dusun Banjarejo, Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Pabrik ini berdiri megah di tengah sawah dengan koordinat 7.523005″112.334808″E, dan memiliki pintu gerbang berwarna oranye yang mencolok. Namun, pabrik ini tidak memiliki terobong asap yang menjulang, sebuah hal yang cukup menarik perhatian.

Muncul kabar bahwa pabrik tersebut pernah mengelola karet di gudang milik H Dhuka, yang berlokasi di Dusun Losari, Desa Kedungpapar, Kecamatan Sumobito. Namun, H Dhuka dengan tegas membantah hal tersebut.

“Tidak pernah mengelola di tempat saya, ya kenal karena tetangga satu kampung,” ujar H Dhuka saat dikonfirmasi pada Minggu (1/6/2025).

Kabar ini menimbulkan kebingungan di kalangan warga setempat, karena ada anggapan bahwa pabrik milik H Khilmi tersebut pernah beroperasi di gudang milik H Dhuka.

Warga sekitar pabrik mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari pembakaran karet, terutama pada malam hingga pagi hari serta saat hujan turun. Bau tersebut menyebar hingga radius sekitar 3 kilometer, sampai masuk ke dalam rumah warga.

Hal ini menimbulkan keresahan di masyarakat, mengingat pabrik tersebut berdiri berdekatan dengan makam dan dikelilingi sawah yang menjadi sumber penghidupan warga.

Hingga berita ini ditayangkan, Tim Redaksi masih berupaya melakukan konfirmasi langsung kepada pemilik UD Amanah Berkah Karet yang berdomisili di Desa Segodorejo, untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut terkait pengelolaan pabrik dan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Waduh! PT Faco Global Plant Jombang Diduga Berdiri Dilahan Padat Penduduk

IDPOST.CO.ID – Perusahaan perakitan travo dan mesin pabrik PT Faco Global di Dusun Talun Lor, Desa Madiopuro, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, diduga berdiri di lahan pemukiman penduduk penduduk.

Pantauan Tim di lapangan, perusahaan tersebut berada di belakang Balaidesa Madiopuro dan Taman Kanak – Kanak juga bersebrangan dengan pemukiman warga.

Sunar (50) warga Kecamatan Sumobito mengatakan bahwa PT Faco Global di Sumobito Jombang merupakan cabang dari Jawa Barat, memproduksi travo listrik.

“Plant Jombang ini yang disini (Madiopuro, red) membuat travo kapasitas besar,” katanya. Minggu (01/6/2025).

Dirinya menceritakan bahwa selain di Desa Madiopuro, PT Faco Global sempat menyewa gudang di Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Namun sekarang sudah tidak lagi.

“Dulu juga sewa gudang untuk perakitan travo di perbatasan Carangrejo dan Madiopuro, ituloh gapura perbatasan ada gudang bekas mengelola limbah aluminium,” cerita Sunar.

Alasan pindah tidak menyewa di Desa Carangrejo, kembali ke Plant Madiopuro diterangkan Sunar, diduga diprotes warga karena mengeluarkan suara berisik disaat produksi.

“Saya dengar warga Dusun Carangpuspo ikut Desa Carangrejo, protes mungkin karena dekat dengan rumah warga ada suara berisik, nah itu yang disewa tidak mau mengeluarkan kompensasi pada warga, PT Faco tidak mau rugi, merasa sudah menyewa tempat kompensasi tanggung jawab pemilik gedung, pada akhirnya tidak lagi disewa,” terangnya.

Mengenai izin lokasi pada Pemerintahan Daerah (Pemkab) lantaran diduga berdiri di lahan pemukiman padat penduduk, dirinya tidak bisa menjawab.

“Aduh itu saya tidak tau, masalah izin dan aturan,” Jawab Sunar.

Dilain tempat, Kepala Desa Madiopuro, Suwito Hadi ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa PT Faco Global berdomisili di wilayah Madiopuro.

“Benar di belakang Balaidesa,” tegasnya melalui aplikasi WhatsApp.

Seperti diketahui PT Faco Global tidak hanya di Desa Madiopuro, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang melainkan dibeberapa propinsi, yang bergerak dibidang perakitan pabrikan saah satunya travo untuk suplai ke PLN dan Perusahaan besar.

Hingga berita ini ditayangkan Tim masih berusaha melakukan konfirmasi pada PT Faco Global Plant Jombang dan Pemkab Jombang soal perizinan yang diduga berdiri di lahan pemukiman padat penduduk.(TIM/RED).

Limbah B3 di Kesamben Jombang Diduga Ilegal, Ini Penjelasan Kades Pojokrejo

IDPOST.CO.ID – Praktek pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Dusun Delik dan Dusun Pulosari Desa Pojokrejo juga Dusun Cangkringmalang Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, Jawa Timur diduga ilegal yang dinilai sangat menggangu kesehatan warga

Kepala Desa Pojokrejo Nursan merupakan Kades sangat aktif dalam menangani sampah di kampung hingga rela berenang ke sungai untuk membersikan sampah yang menggangu pengairan pada petani, menegaskan bahwa adanya pengelolaan LB3 didesa ya belum melakukan tindakan.

“Dari desa belum ada, monggo (silahkan,red) kalau konfirmasi langsung mawon (saja,red) ke yang masak limbah” jawabnya singkat melalui aplikasi WhatsApp, Sabtu (30/5/2025) malam.

Diberitakan sebelumnya, pengelola LB3:di Desa Pojokrejo ada 2 lokasi dilahan padat penduduk dan di Desa Carangrejo ada 1 lokasi Dusun Cangkringmalang Desa Carangrejo Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang dilahan pertanian.

Pengelolaan LB3 dari limbah plastik berlapis aluminium dengan proses pemisahan antara aluminium dengan plastik dibakar dengan kapasitas besar kemudian dilakukan pengecoran aluminium tersebut untuk dijadikan batangan aluminium. (TIM/RED).

Alun-alun Kota Blitar Jadi Saksi Hidup Grebeg Pancasila penuh Tradisi dan Makna

IDPOST.ID – Pada Sabtu pagi, 1 Juni 2024, Alun-Alun Kota Blitar berubah jadi lautan kebanggaan dan semangat nasionalisme.

Tradisi tahunan grebeg Pancasila kembali digelar dengan nuansa budaya yang kental sekaligus sarat makna spiritual.

Momen yang paling dinanti warga yakni rebutan Gunungan Lima di kompleks makam Bung Karno, jadi magnet tersendiri yang mengundang ribuan warga dari berbagai kalangan.

Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila berlangsung khidmat dan meriah, diikuti jajaran pemerintah, pelajar hingga komunitas budaya dengan pakaian adat Djadoel Puspadahana.

Lima Gunungan berisi hasil bumi diarak dengan iringan musik tradisional, melambangkan lima sila Pancasila yang hidup dan menyatu dalam budaya masyarakat Blitar.

Setiba di makam Bung Karno, Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin (Mas Ibin), secara simbolik menyerahkan Gunungan Lima.

Menurut Mas Ibin, tradisi ini bukan sekadar seremoni, tapi wujud penghormatan sekaligus pengingat bahwa Pancasila sejatinya adalah nilai yang hidup dalam setiap perilaku masyarakat.

“Momentum ini mengajarkan kita bahwa Pancasila bukanlah sekadar teks formal, tapi jiwa yang harus diamalkan bersama lewat kebudayaan dan gotong royong,” tegas Mas Ibin di sela prosesi.

Usai itu, masyarakat berkumpul di halaman Perpustakaan Nasional Bung Karno untuk mengikuti Kenduri Pancasila.

Suasana hangat dan akrab terjalin antara tokoh budaya, pejabat, hingga warga biasa yang duduk lesehan bersama menikmati hidangan tradisional sebagai simbol kekeluargaan dan persatuan.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Edy Wasono, perayaan ini memang lebih dari seremoni.

Ia menekankan bahwa grebeg Pancasila menjadi media edukasi kebangsaan yang mengajak warga untuk aktif berpartisipasi dan meresapi nilai-nilai bangsa lewat aktivitas nyata.

Puncak acara adalah doa bersama dan rebutan hasil bumi dari Gunungan Lima. Warga dengan penuh sukacita berusaha mendapatkan bagian berkah, bukan karena materi, melainkan makna spiritual dan simbol rasa syukur terhadap warisan Bung Karno dan nilai Pancasila.

Siti Rukayah, seorang warga, mengaku bahwa momen ini selalu dinantikan sebagai bentuk kebahagiaan dan keberkahan yang tak ternilai.

“Bawa pulang sedikit dari gunungan itu sudah jadi rezeki dan doa untuk keluarga,” ujarnya dengan penuh haru.

Upacara 1 Juni 2025: Wali Kota Blitar Mas Ibin Tegaskan Pancasila Sebagai Kompas Masa Depan

IDPOST.ID – Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 di Alun-Alun Kota Blitar, Mas Ibin kembali menunjukkan komitmennya.

Memimpin upacara dengan penuh khidmat, ia mengajak seluruh peserta untuk menghidupkan nilai-nilai Pancasila bukan hanya dalam acara seremonial, tapi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip sambutan Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Mas Ibin mengingatkan bahwa Pancasila bukan hanya warisan sejarah, melainkan pedoman yang mengarah ke masa depan bangsa yang lebih kuat dan bersatu dalam keberagaman.

“Pancasila adalah kompas yang akan menuntun kita melewati tantangan zaman digital dan perubahan global,” ujarnya penuh semangat.

Dalam konteks lokal, Mas Ibin menyatakan, nilai Pancasila diwujudkan lewat pelayanan publik yang transparan, pendidikan karakter, serta dukungan bagi UMKM dan koperasi di Kota Blitar. ASN menjadi contoh utama dalam mengamalkan nilai-nilai luhur ini.

Dengan sentuhan budaya lokal yang kental dan partisipasi lintas usia, Kota Blitar ingin menegaskan posisinya sebagai pusat ideologi Pancasila yang hidup dan relevan untuk semua generasi.

Bung Karno Pasti Bangga, Mas Ibin Tegaskan Nilai Pancasila Hidup di Blitar

IDPOST.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin atau Mas Ibin mengapresiasi kehadiran warga yang berani melawan hujan demi meneguhkan ulang cita-cita luhur bangsa.

“Kalau Bung Karno tahu malam ini, beliau pasti bangga melihat warga Blitar yang hadir bukan hanya secara fisik, tapi juga jiwa,” ujar Mas Ibin penuh haru, Sabtu malam, 31 Mei 2025

Ia kembali mengingatkan pentingnya lima sila Pancasila yang disampaikan Bung Karno saat sidang BPUPKI, yang kini menjadi panduan hidup berbangsa.

Acara dimulai dengan penyerahan simbol-simbol Pancasila seperti patung burung Garuda dan teks Pancasila.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Edy Wasono, menyebut Kirab Pancasila sebagai kelanjutan tradisi “Bedhol Pusaka,” yang sarat makna.

“Pawai Lentera bukan hanya atraksi, tapi simbol penerangan nilai Pancasila di tengah masyarakat,” kata Edy.

Sekitar 80 kelompok dari sekolah dan OPD membawa lentera warna-warni berhias ornamen kebangsaan, menambah semarak acara.

Grebeg Pancasila mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya,” sesuai semangat zaman menjaga nilai kebangsaan di era globalisasi.

Mas Ibin menegaskan, Blitar tak hanya dikenal sebagai makam Bung Karno, tapi juga sebagai penjaga warisan ideologi bangsa melalui tradisi dan perayaan rakyat.

Ribuan warga memadati rute kirab yang melewati jalan-jalan iconic Blitar: Jl. Sultan Agung, Jl. Panglima Sudirman, Jl. A. Yani, hingga Jl. Merdeka. Musik tradisional mengiringi sorak sorai penonton.

UMKM lokal memanfaatkan momentum untuk memamerkan produk kreatif bercirikan nasionalisme, mulai makanan tradisional hingga kerajinan tangan.

Kirab dan Pawai Lentera ini menjadi pembuka dari rangkaian lima acara utama Grebeg Pancasila: Renungan Pancasila, Upacara Harlah, Kirab Gunungan Lima, dan Kenduri Pancasila. Semua mengandung pesan moral dan semangat kebangsaan yang kuat dari tanah Bung Karno.

Malam itu, lentera-lentera yang menerangi Kota Blitar bukan hanya cahaya biasa, tapi simbol nyata betapa ideologi Pancasila hidup dan dijaga bersama.

Pengusaha di Jombang Kebal Hukum? Warga Mengeluh, Limbah Beracun Dibakar Terang-terangan

IDPOST.CO.ID – Lagi-lagi pengusaha aluminium berbahan plastik berlapis aluminium dengan proses dibakar di Desa Bakalan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, yakni SWJ masih melakukan kegiatan di pemukiman padat penduduk.

Tidak tanggung-tanggung, lebih ironis selain di pemukiman padat penduduk berjarak sekitar 200 meter dari Masjid Al Furqon Desa Bakalan.

Menurut S (56) inisial, salah satu warga setempat mengatakan bahwa pengusaha aluminium dengan bahan baku aluminium berlapis plastik atau kertas bekas bungkus makanan, penyedap rasa dan rokok sudah berdiri lama sebelum dibangun Masjid Al Furqon.

“Sudah lama itu, sebelum ada Koperasi (IKM,red) dan masjid baru, tadinya masjid ditengah terus ada lahan dibangun swadaya oleh warga,” katanya. Sabtu (31/5/2025).

Dilain tempat, Andri (45) asal Jombang menerangkan bahwa dirinya pernah singgah sholat dan ikuti acara di Masjid Bakalan. Melihat pembakaran api menjulang ke atas dengan asap tebal kehitaman dari dalam gedung.

“Ya pernah lihat, awalnya kaget saya kira ada kebakaran. Begitu diceritakan teman -teman kalau itu sedang membakar grenjeng (aluminium foil,red) baru saya ngerti,” terangnya.

Masih penjelasan Andri, kalau pembakaran dalam jumlah banyak, pastinya ada pencemaran udara dan lingkungan.

“Pasti ada dampak, saya pernah lewat bila hujan bau menyengat juga kok,” jelasnya.

Seperti diketahui, dampak pembakaran kandungan plastik adalah terjadi efek rumah kaca sendiri adalah suatu fenomena alam di mana gas-gas tertentu di atmosfer menahan panas matahari, sehingga membuat suhu permukaan bumi lebih hangat atau panas yang mana itu tidak seharusnya terjadi.

Hingga berita ini ditayangkan Tim masih berusaha melakukan konfirmasi pada SWJ asal Desa Bakalan, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang selaku pengusaha aluminium berbahan plastik berlapis aluminium. (Tim/Red).