Sejarah dan Arsitektur Megah Candi Penataran di Blitar

IDPOST.CO.ID – Candi Penataran adalah kompleks candi Hindu terbesar dan paling penting di Jawa Timur, yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Candi ini berdiri megah di lereng bawah Gunung Kelud, sekitar 450 meter di atas permukaan laut, dengan suhu yang sejuk dan nyaman. Lokasinya sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Blitar, mudah dijangkau dengan jalan yang baik.

Candi Penataran dibangun sejak abad ke-12 dan terus mengalami pengembangan hingga abad ke-15, mencakup masa kejayaan Kerajaan Kediri dan Majapahit.

Candi ini dikenal juga dengan nama “Palah” yang berarti tempat suci atau pusat, menandakan statusnya sebagai candi negara atau candi pusat kerajaan.

Fungsi dan Makna Candi Penataran

Candi Penataran didirikan sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Selain itu, candi ini juga berfungsi sebagai tempat upacara keagamaan dan pusat spiritual kerajaan.

Keberadaan candi ini erat kaitannya dengan Gunung Kelud yang merupakan gunung berapi aktif dan berbahaya. Masyarakat dan raja pada masa itu membangun candi ini sebagai bentuk penghormatan dan permohonan perlindungan kepada Dewa Gunung, agar bencana letusan gunung dapat dihindari.

Relief-relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan kisah-kisah epik Hindu seperti Ramayana dan Krishnayana (kisah hidup Dewa Krishna). Relief ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai media pendidikan dan penyebaran nilai-nilai moral, kepahlawanan, dan cinta kasih.

Struktur dan Arsitektur

Kompleks Candi Penataran terdiri dari beberapa kelompok bangunan yang tersebar di area yang cukup luas, dikelilingi oleh tembok suci.

Bangunan utama candi terletak di bagian paling belakang dan memiliki tiga teras dengan ketinggian total sekitar 7,10 meter.

Di setiap sisi tangga teras pertama terdapat patung Dwarapala (penjaga pintu) yang berwajah menyeramkan, dikenal oleh masyarakat lokal sebagai “Mbah Bodo”.

Salah satu bangunan penting di kompleks ini adalah Candi Naga, yang dihiasi dengan ukiran naga yang melilit tubuh candi, serta medali-medali relief berbentuk lingkaran yang menggambarkan flora dan fauna.

Arsitektur Candi Penataran memiliki kemiripan dengan pura-pura di Bali, yang menunjukkan kesinambungan budaya Hindu di Indonesia.

Di belakang candi utama terdapat kolam suci kecil yang digunakan untuk ritual pembersihan dan upacara keagamaan.

Sejarah Penemuan dan Penelitian

Candi Penataran pertama kali ditemukan dan didokumentasikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1815, saat ia menjabat sebagai gubernur Inggris di Jawa.

Raffles bersama Dr. Horsfield mengunjungi candi ini dan menulis catatan penting dalam bukunya “History of Java”.

Setelah itu, banyak peneliti dan arkeolog seperti J. Crawfurd, Van Meeteren Brouwer, Junghun, dan Jonathan Rigg melakukan inventarisasi dan penelitian lebih lanjut.

Menurut prasasti yang ditemukan di kompleks candi, pembangunan candi ini dimulai pada tahun 1197 Saka (sekitar 1275 Masehi) pada masa pemerintahan Raja Srengga dari Kerajaan Kediri.

Candi ini kemudian terus dikembangkan hingga masa Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Raja Jayanegara (1309-1328).

Peran dalam Sejarah Kerajaan Majapahit

Candi Penataran memiliki peran penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Candi ini pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Raja Rajasa (pendiri Kerajaan Singasari) dan Raja Kertarajasa Jayawardhana (pendiri Majapahit).

Selain itu, candi ini juga dipercaya sebagai lokasi pengucapan “Sumpah Palapa” oleh Gajah Mada, patih legendaris Majapahit yang berjanji untuk menyatukan Nusantara.

Nilai Budaya dan Pariwisata

Hingga kini, Candi Penataran menjadi salah satu situs warisan budaya yang sangat berharga di Indonesia.

Relief-reliefnya yang kaya akan cerita dan nilai edukatif menjadikan candi ini sebagai sumber pembelajaran sejarah dan budaya Hindu di Jawa Timur.

Candi ini juga menjadi destinasi wisata sejarah dan religi yang menarik banyak pengunjung, baik lokal maupun mancanegara.

Ketum BMI Farkhan Evendi: Sultan Hamengkubuwono II Layak Jadi Pahlawan Nasional

IDPOST.CO.ID – Ketua Umum Bintang Muda Indonesia, Farkhan Evendi, menyatakan dukungan penuh terhadap pengajuan Sultan Hamengkubuwono II sebagai Pahlawan Nasional. Ia menyoroti perjuangan sang Sultan dalam melawan kolonialisme serta pentingnya pengembalian aset sejarah bangsa yang dirampas.

Farkhan Evendi menegaskan bahwa perjuangan Sultan Hamengkubuwono II melawan penjajahan Belanda dan Inggris merupakan contoh nyata semangat nasionalisme yang patut dijadikan teladan.

Farkhan menyampaikan bahwa pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk HB II telah diinisiasi oleh masyarakat dan keluarga keraton.

“Konsistensi Sultan Hamengkubuwono II dalam menentang penjajahan Belanda dan Inggris menunjukkan dedikasi besar untuk kemerdekaan bangsa,” katanya Minggu, 4 Mei 2025.

Ia menambahkan bahwa HB II bahkan rela turun dari tahta dua kali, pertama oleh Daendels pada 1810 dan kemudian oleh Raffles pada 1811, demi mempertahankan kedaulatan Kesultanan Yogyakarta.

“Meski sudah lanjut usia, beliau tetap aktif mendukung Perang Jawa (1825-1830) bersama Pangeran Diponegoro. Bahkan Belanda sempat mengangkatnya kembali sebagai Sultan pada 1826-1828 untuk meredam pemberontakan, yang menunjukkan betapa besar pengaruhnya,” jelas Farkhan.

Selain itu, Farkhan juga menekankan pentingnya pengembalian aset-aset bersejarah milik HB II yang diambil oleh Inggris, terutama koleksi benda-benda yang kini disimpan di British Museum dan Royal Collection Trust di London.

“Mengembalikan benda-benda tersebut adalah bagian dari upaya memulihkan martabat dan sejarah bangsa,” tegasnya.

Sebagai Ketua Umum BMI, yang akrab disapa Cak Farkhan atau Gus Farkhan, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda dan tokoh agama, untuk bersama-sama mendukung pengusulan HB II sebagai Pahlawan Nasional. BMI berkomitmen menggalang dukungan agar proses ini dapat segera terealisasi.

“Ini adalah bentuk penghormatan kita terhadap sejarah bangsa. Dengan dukungan semua pihak, saya yakin Sultan Hamengkubuwono II akan segera diakui sebagai Pahlawan Nasional,” tutupnya.

BKPM dan Transformasi Investasi Berkelanjutan untuk Penguatan Ekonomi Lokal

IDPOST.CO.ID – Kementerian Investasi dan Hilirisasi bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan komitmen kuat untuk memastikan setiap investasi yang masuk ke Indonesia tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga memperkuat industri dalam negeri secara berkelanjutan.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan di Jakarta pada Kamis lalu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menekankan bahwa pemerintah berupaya memberikan dukungan maksimal kepada para investor yang telah berkontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi nasional agar usaha mereka terus berkembang dan berkelanjutan.

“Pemerintah hadir untuk memastikan investasi yang sudah ada mendapatkan fasilitas dan dukungan yang tepat agar dapat tumbuh dengan baik. Kami sangat menghargai investor yang memberikan dampak positif, terutama di wilayah operasional mereka,” ujar Todotua.

Lebih jauh, Todotua menjelaskan bahwa strategi pemerintah tidak hanya berfokus pada menarik investasi baru, tetapi juga memperkuat investor yang sudah beroperasi dengan memberikan kemudahan dan dukungan, terutama yang berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan penguatan industri lokal.

Tugas BKPM dalam Mendukung Investasi

BKPM memiliki peran sentral sebagai lembaga yang mengoordinasikan dan memfasilitasi penanaman modal di Indonesia. Tugas utama BKPM meliputi:

  • Menyusun kebijakan dan strategi untuk menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri.
  • Memberikan pelayanan perizinan investasi secara terpadu dan cepat melalui sistem Online Single Submission (OSS).
  • Memfasilitasi dan memberikan kemudahan bagi investor dalam proses perizinan dan pelaksanaan investasi.
  • Melakukan promosi investasi untuk meningkatkan minat investor terhadap sektor-sektor strategis di Indonesia.
  • Mengawasi dan memonitor realisasi investasi agar sesuai dengan komitmen yang telah disepakati.
  • Mendorong pengembangan industri lokal melalui kolaborasi dengan investor dan pelaku usaha.
  • Menjadi penghubung antara pemerintah pusat, daerah, dan investor untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Salah satu contoh nyata adalah kolaborasi antara PT Lenovo Indonesia dan PT Sat Nusapersada yang berhasil memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk-produk terbaru mereka, seperti Lenovo K14 Gen 3 dan ThinkCentre Neo 50a Gen 5.

“Kami sangat mengapresiasi sinergi antara PT Sat Nusapersada dan Lenovo Indonesia dalam memproduksi produk-produk baru ini di tanah air sekaligus memenuhi regulasi TKDN. Harapan kami, kerja sama ini dapat semakin menguatkan daya saing industri lokal,” tambah Todotua.

Sebagai perusahaan teknologi multinasional yang beroperasi di lebih dari 60 negara dan memasarkan produknya ke sekitar 180 negara, PT Lenovo Indonesia memproduksi dan menjual berbagai perangkat elektronik, mulai dari PC/Notebook, perangkat smart home, hingga produk data center.

Sejak 2019, Lenovo Indonesia telah menjalin kemitraan strategis dengan PT Sat Nusapersada (Tbk) dalam pengembangan produk-produknya, yang menjadi bukti nyata komitmen investasi berkelanjutan dan penguatan industri dalam negeri.

Mas Ibin Ajak Masyarakat Bersinergi Wujudkan Kota Blitar Sehat di Jalan Sehat RSU Aminah

IDPOST.CO.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menghadiri kegiatan Jalan Sehat dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Aminah, yang digelar di Lapangan Voli RW 07, Kelurahan Kepanjenkidul, Minggu (4/5/2025).

Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan masyarakat, tenaga medis, serta jajaran pemerintahan daerah.

Kegiatan Jalan Sehat ini menjadi salah satu rangkaian perayaan HUT RSU Aminah yang bertujuan mempererat tali silaturahmi antara rumah sakit dengan masyarakat sekaligus mengkampanyekan gaya hidup sehat.

Rute jalan sehat yang menempuh jarak sekitar 3 kilometer ini melewati sejumlah titik strategis di Kota Blitar, memberikan kesempatan bagi peserta untuk menikmati suasana kota sambil berolahraga.

Dalam sambutannya, Wali Kota Blitar yang akrab disapa Mas Ibin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada RSU Aminah serta Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Muhammadiyah atas dedikasi mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Blitar.

Di usia ke-19 tahun, Mas Ibin berharap RSU Aminah terus tumbuh dan berkembang sebagai institusi pelayanan kesehatan yang mengedepankan prinsip “Excellent and Exceptional Healthcare” melalui komitmen terhadap mutu layanan yang berkualitas.

“RSU Aminah telah menjadi bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan di Kota Blitar. Melalui peringatan HUT ke-19 ini, saya berharap semangat pelayanan dan inovasi terus ditingkatkan demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Mas Ibin.

Lebih lanjut, Mas Ibin mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan untuk terus bersinergi mewujudkan Kota Blitar yang sehat, sejahtera, aman, dan bahagia.

Ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan fondasi utama pembangunan daerah yang berkelanjutan menuju Kota Blitar sebagai kota masa depan.

Selain jalan sehat, rangkaian acara HUT RSU Aminah juga mencakup pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, serta berbagai kegiatan edukasi kesehatan yang melibatkan tenaga medis dan komunitas lokal.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat yang antusias mengikuti jalan sehat dan program-program kesehatan yang diselenggarakan.

Kehadiran Wali Kota Blitar dalam acara ini semakin menguatkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan fasilitas kesehatan dan peningkatan kualitas layanan di RSU Aminah.

Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap kesehatan, peringatan HUT ke-19 RSU Aminah menjadi momentum penting untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat dan akses layanan kesehatan yang berkualitas.

Kolaborasi LPSK dan KOPI Blitar dalam Workshop SOP Penanganan Kasus PMI

IDPOST.CO.ID – Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Blitar baru-baru ini mengadakan Workshop Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Penanganan Kasus Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam memberikan pendampingan kepada PMI yang menghadapi masalah hukum dan ketenagakerjaan.

Workshop ini dirancang untuk memastikan bahwa SOP yang telah dibuat pada tahun sebelumnya dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, sehingga proses pendampingan kasus menjadi lebih terstruktur dan profesional.

Selama ini, pendampingan yang dilakukan KOPI sering mengalami kendala, terutama terkait pemahaman administratif, koordinasi, serta prosedur hukum baik dalam ranah litigasi maupun non-litigasi.

Ridwan Wahyudi, Manager Program Infest Yogyakarta, menekankan pentingnya workshop ini agar SOP tidak hanya menjadi dokumen formal, melainkan benar-benar diimplementasikan dalam praktik di lapangan.

Acara ini dihadiri oleh fasilitator dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Yogyakarta serta seorang dosen dari UIN Sayyid Rahmatullah Tulungagung.

Peserta tidak hanya mendapatkan sosialisasi mengenai isi SOP, tetapi juga berdiskusi tentang strategi advokasi litigasi dan non-litigasi serta perlindungan bagi saksi dan korban.

Dalam sesi tersebut, Abdul Hakam Sholahuddin, dosen UIN Sayyid Rahmatullah Tulungagung, menjelaskan bahwa advokasi bagi pekerja migran dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu litigasi dan non-litigasi.

Advokasi litigasi meliputi langkah-langkah seperti menghubungi pengacara dan LSM lokal, mengajukan laporan ke polisi, menyiapkan saksi, bukti, surat kuasa, serta koordinasi dengan KJRI.

Sementara itu, advokasi non-litigasi dapat dilakukan melalui mediasi, advokasi publik, dan konsultasi.

Di kesempatan lain, Novita Prima Dewi, Kepala LPSK Yogyakarta, menjelaskan bahwa tugas utama LPSK adalah memberikan perlindungan kepada saksi dan korban selama proses peradilan pidana serta memfasilitasi hak pemulihan bagi korban kejahatan.

Melalui workshop ini, KOPI Blitar dan Ponorogo berharap para pengurus dan anggota dapat lebih percaya diri dan profesional dalam menangani kasus PMI, serta memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, instansi terkait, lembaga hukum, dan para korban.

Wali Kota Blitar Mas Ibin Tegaskan Peran Strategis Muslimat di Masyarakat

IDPOST.CO.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan oleh Muslimat NU Kota Blitar pada Sabtu, 3 Mei 2025, di Ranting Muslimat NU Kelurahan Kepanjenlor.

Acara ini berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan kebersamaan, dihadiri oleh pengurus Muslimat NU dari berbagai tingkatan serta ratusan jamaah perempuan dari seluruh Kota Blitar.

Dalam kesempatan tersebut, selain mengikuti pengajian Sabtu Kliwon yang rutin digelar untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan keimanan, Wali Kota Syauqul Muhibbin juga memberikan sambutan yang menegaskan pentingnya peran Muslimat NU dalam memperkokoh nilai-nilai keagamaan dan sosial di masyarakat.

Ia mengapresiasi dedikasi Muslimat NU dalam menggelar kegiatan keagamaan sekaligus menyalurkan bantuan sosial kepada warga kurang mampu dan lansia di sekitar wilayah tersebut.

“Peran organisasi perempuan seperti Muslimat NU sangat strategis dalam membangun solidaritas sosial dan memperkuat keimanan umat. Saya berharap semangat kebersamaan dan kepedulian ini terus tumbuh dan menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Kota Blitar,” ujar Wali Kota.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen spiritual yang mempererat tali persaudaraan, tetapi juga wujud nyata kepedulian sosial melalui penyerahan paket sembako dan santunan kepada warga yang membutuhkan.

Kehadiran Wali Kota Blitar dalam acara ini semakin menguatkan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung dan memberdayakan organisasi masyarakat dalam membangun kesejahteraan bersama.

Kisah Haru di Balik Kunjungan Wali Kota Blitar Mas Ibin: Menyulam Asa di Tengah Derita

IDPOST.CO.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, kunjungi dua warganya yang sedang mengalami sakit ditengah-tegah kesibukanya.

Kedua warga tersebut yakni Siti Masfufah dan Kadeni, yang berdomisili di Jalan Ahmad Dahlan, Kelurahan Tanggung, pada Sabtu (03/05/2025).

Kehadiran Mas Ibbin sapaan hangat sang Wali Kota bukan sekadar kunjungan biasa. Ia datang sebagai pelita di tengah gelapnya kesulitan, menyapa dengan senyum tulus dan kata-kata yang mengalir dari hati.

“Pagi ini, kami datang bukan hanya untuk melihat, tapi untuk merasakan dan berbagi beban yang mereka pikul,” ucapnya dengan suara yang penuh kehangatan.

Informasi tentang mereka yang membutuhkan sentuhan kasih ini tak datang begitu saja. Dari bisik-bisik warga di media sosial hingga laporan penuh kepedulian dari para relawan, semuanya menjadi jembatan yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat yang terluka. Sebuah jaringan harapan yang tak terlihat namun sangat nyata.

Di sela kunjungan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Blitar, Sad Sasmintarti, turut hadir membawa bantuan berupa sembako dan paket dari BAZNAS.

“Ini bukan sekadar bantuan materi, tapi simbol bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan ini,” katanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Di balik pintu rumah yang sederhana, terukir senyum haru dari Siti Masfufah dan Kadeni. Bantuan itu bukan hanya meringankan beban fisik, tapi juga menghangatkan jiwa yang lelah.

Sebuah pengingat bahwa di tengah kerasnya hidup, masih ada tangan-tangan yang siap merangkul dan hati yang tak pernah lelah peduli.

Kunjungan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan janji yang ditepati oleh Pemerintah Kota Blitar untuk selalu hadir di saat warganya paling membutuhkan.

Sebuah komitmen yang mengalir dalam setiap langkah, menguatkan ikatan antara pemimpin dan rakyatnya, menyalakan kembali api semangat dalam hati yang sedang redup.

Dalam setiap tatap mata dan genggaman tangan, tersimpan harapan besar bahwa tidak ada satu pun warga yang terlupakan. Karena di Kota Blitar, kepedulian bukan sekadar kata, melainkan nyawa yang mengalir dalam setiap tindakan.

Blitar Jadi Satu-satunya Kota di Jatim dengan 15 Kali Opini WTP

IDPOST.CO.ID – Pemerintah Kota Blitar menjadi satu-satunya daerah di Jawa Timur yang berhasil mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur selama 15 tahun berturut-turut.

Hal ini tercatat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2024, yang secara resmi diserahkan oleh Kepala BPK RI Perwakilan Jatim, Yuan Candra Djaisin, kepada Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin (Mas Ibin), di kantor BPK Jatim di Sidoarjo pada Jumat, 2 Mei 2025.

Penyerahan tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Blitar dr. Syahrul Alim, Sekretaris Daerah Kota Blitar Priyo Suhartono, Kepala BPKAD Widodo Saptono Johanes, serta Inspektur Daerah Ratih Dewi Indarti.

Wali Kota Blitar, Mas Ibin, menyampaikan apresiasi kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah bekerja keras dalam penyusunan LKPD Tahun 2024. Ia berharap pencapaian WTP ke-15 ini dapat semakin memperkuat pembangunan di Kota Blitar menuju visi “Kota Blitar yang Baru, Kota Maju, dan Kota Masa Depan.

Dengan keberhasilan ini, Pemkot Blitar menjadi daerah dengan raihan WTP terbanyak dan satu-satunya yang mencapai 15 kali berturut-turut di Jawa Timur.

Posisi berikutnya ditempati Banyuwangi dengan 13 kali, serta Kabupaten Jombang, Probolinggo, dan Sidoarjo yang masing-masing meraih 12 kali.

Perlu dicatat, WTP ke-15 yang diraih Blitar ini tanpa catatan, berbeda dengan beberapa daerah lain yang memperoleh WTP namun disertai catatan.

Opini WTP ini menandakan bahwa laporan keuangan Pemkot Blitar disusun secara wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), serta bebas dari kesalahan material. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi yang baik antara Pemkot dan DPRD dalam perencanaan, pelaporan, serta pengawasan keuangan daerah.

Beberapa faktor kunci dalam meraih opini WTP antara lain perencanaan dan penganggaran yang efektif dan efisien, pelaporan keuangan yang tepat waktu dan sesuai aturan, serta berfungsinya aparat pengawas internal pemerintah (APIP) dengan baik.

Mas Ibin juga mengingatkan agar seluruh OPD terus menjaga kinerja dan disiplin dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran. Jika ada kendala, diharapkan segera berkoordinasi dengan Inspektorat dan BPKAD.