UNWIKU Purwokerto Cetak Mahasiswa Berjiwa Entrepreneur Lewat Inkubator Bisnis

IDPOST.ID – Universitas Wijayakusuma (UNWIKU) Purwokerto tak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga berkomitmen menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini kepada mahasiswanya.

Hal ini diwujudkan melalui program inkubator bisnis dan ekspo kewirausahaan yang digelar dalam rangka penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026.

Kegiatan yang berlangsung di halaman rektorat kampus tersebut diikuti oleh ratusan mahasiswa baru dari berbagai fakultas. Mereka tidak hanya diberi teori, tetapi juga praktik langsung agar terbiasa menghadapi dinamika dunia usaha.

Rektor UNWIKU, Heru Cahyo, menyatakan bahwa program ini dirancang untuk mencetak lulusan yang tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga berani menciptakan lapangan kerja baru.

“Kami ingin mahasiswa UNWIKU tidak hanya menjadi pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan kerja. Melalui kegiatan inkubator bisnis dan ekspo kewirausahaan, kami menyiapkan mahasiswa agar memiliki keterampilan dan mental entrepreneur,” tegas Heru, Selasa (13/9).

Melalui inkubator bisnis, mahasiswa dibimbing untuk mengembangkan ide menjadi produk yang memiliki nilai jual. Mereka belajar mulai dari manajemen usaha, pemasaran digital, hingga pengelolaan keuangan. Pendampingan intensif diberikan agar setiap peserta mampu melahirkan inovasi bisnis yang siap bersaing.

Salah satu peserta, Yulian Kurniawan dari Fakultas Teknik, mengaku banyak mendapatkan pelajaran berharga. “Dengan mengikuti inkubasi bisnis di UNWIKU, saya belajar bagaimana mengelola bisnis dengan baik, mulai dari manajemen, pemasaran, hingga mengembangkan produk. Ini sangat bermanfaat untuk masa depan,” ujarnya.

Selain inkubasi, ekspo kewirausahaan menjadi ajang untuk memperkenalkan karya nyata mahasiswa kepada masyarakat luas. Beragam produk kreatif, kuliner, hingga layanan berbasis teknologi dipamerkan dalam kegiatan ini. Ekspo tidak hanya menjadi sarana pameran, tetapi juga uji pasar dan peluang menjalin kerja sama dengan investor maupun pelaku usaha.

Dalam kesempatan yang sama, universitas juga menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi. Program ini diharapkan mampu memberikan motivasi sekaligus memperluas akses pendidikan tinggi bagi generasi muda.

Dengan adanya ekspo kewirausahaan, pihak kampus berharap mahasiswa dapat mengembangkan soft skills di bidang kewirausahaan, sekaligus membentuk lulusan yang siap menghadapi tantangan global.

Melalui penerimaan mahasiswa baru dan program inkubasi bisnis ini, Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi muda yang unggul, berprestasi, dan berjiwa entrepreneur.

K-Cung Motor Tulungagung Bongkar Alasan Perceraian dengan Istri Pertama

IDPOST.ID – Pengusaha otomotif ternama asal Tulungagung, Suryono Hadi Pranoto, yang lebih dikenal sebagai K-Cung Motor, membongkar alasan di balik perceraiannya dengan sang istri pertama.

Ia menjelaskan ada dua faktor utama yang menharuskan ia cerai dari istri pertama yaitu faktor ekonomi dan ketidaksetujuan dari pihak mertua.

Selama ini, kehidupan rumah tangga pemilik K-Cung Motor Tulungagung ini kerap menjadi sorotan.

Pasalnya, usai cerai dengan istri pertama, kini melaui akun TikTok-nya ia sering membagikan kebersamaan dengan dua istri barunya.

Dari unggahan TikToknya pada 24 Mei 2024 membeberkan kisah pahit masa lalunya yang jarang diketahui publik.

“Bagi saya itu masa lalu yang seharusnya tidak dibahas, tapi agar menjawab penasaran semuanya, ya saya ceritakan,” ujar K-Cung, membuka percakapan.

Ia mengungkapkan, awal menjalani rumah tangga, mereka memulai dari nol. Berbagai usaha dilakukan untuk menopang ekonomi keluarga.

“Saya berusaha untuk keluarga yang terbaik. Sudah berusaha jualan cengkeh, jualan durian, jualan ikan keliling lingkungan, tapi belum berhasil juga,” kenang owner K-Cung Motor ini.

Puncak masalah terjadi ketika sang istri memutuskan untuk bekerja ke Taiwan. Uang yang dikirim istri pun ia gunakan untuk membuka usaha motor di tahun 2008, yang menjadi cikal bakal bisnisnya yang sekarang besar.

“Saya coba usaha motor dari yang terkecil. Setelah itu, istri saya dua tahun di sana saya suruh pulang, coba usaha ini saya kembangkan. Tapi, masa Allah, namanya usaha belum berhasil juga,” tutur Suryono Hadi Pranoto dengan nada kecewa.

Usaha yang tak kunjung membuahkan hasil membuat mereka terjerat hutang. “Uang saya habis, uang istri saya yang pertama juga habis. Kita tidak punya apa-apa karena kebanyakan hutang di bank-bank konvensional waktu itu,” paparnya.

Kondisi ini diperparah dengan campur tangan keluarga. “Yang kedua, faktor mertua saya tidak setuju atau kurang setuju sama saya,” tambah K-Cung.

Langkah sang istri yang kembali ke Taiwan untuk kedua kalinya menjadi akhir yang pahit. “Sampai di Taiwan, istri saya sudah tidak mau lagi sama saya,” ucapnya.

Ia bahkan menyusul ke Taiwan untuk berusaha memperbaiki hubungan dan mencari kerja, namun nasib berkata lain. “Saya nyusul ke Taiwan… tapi namanya sudah tidak jodoh, bagaimana? Sampai sana saya temui juga nggak mau, mertua saya juga sudah tidak mau lagi sama saya.”

Meski sempat berusaha rujuk dan mengaku masih ada rasa sayang, banyak kendala, terutama dari keluarga, akhirnya memutuskan mereka untuk berpisah untuk selamanya.

JMSI Sumenep Gandeng BPRS Bhakti Sumekar Dorong Generasi Muda Melek Keuangan

IDPOST.ID – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kabupaten Sumenep menggandeng BPRS Bhakti Sumekar Perseroda menggelar seminar literasi keuangan bagi puluhan pelajar.

Kegiatan yang mengusung tema Menumbuhkan Generasi Melek Finansial Sejak Dini itu digelar di Yayasan Ponpes Al-Ittihad, Desa Lembung Timur, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Sabtu (13/9/2025).

Seminar diikuti puluhan siswa SMP dan SMA sederajat yang berasal dari 17 lembaga pendidikan di Kecamatan Lenteng.

Sebagai langkah awal untuk membiasakan menabung, seluruh peserta juga mendapat buku tabungan secara gratis.

Ketua JMSI Sumenep, Supanji, menyampaikan, literasi keuangan bukan hanya sekadar mengenal uang.

Melainkan juga kemampuan untuk mengelola, merencanakan, dan menggunakan uang secara bijak.

“Di era digital saat ini, generasi muda akrab dengan teknologi, belanja online, hingga tren investasi. Namun tanpa literasi keuangan yang baik, kemudahan itu justru bisa berdampak negatif, seperti konsumtif, terjerat utang, atau salah memilih instrumen keuangan,” ungkap Panji, sapaan akrabnya.

Ia menegaskan, JMSI memiliki komitmen untuk mendukung gerakan literasi, termasuk literasi keuangan.

“Media bukan hanya penyampai berita, tetapi juga berkomitmen menjadi agen edukasi. Dengan kolaborasi antara media, lembaga pendidikan, dan perbankan, kita bisa membangun generasi yang melek informasi sekaligus cerdas finansial,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SMK Al-Ittihad H. Moh Dahnan mewakili Ketua Yayasan Ponpes Al-Ittihad menyampaikan rasa bangganya karena kegiatan tersebut dilaksanakan di lembaganya.

“Harapan kami, ilmu yang didapat tidak berhenti di sini, tetapi bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, pihaknya berbangga hati dengan kerja sama ini.

“Bagaimanapun teman-teman JMSI bukan orang baru. Mudah-mudahan ke depan ada keinginan besar untuk mendorong anak muda meraih masa depan yang cerah,” tandasnya.

Acara berlangsung interaktif dengan menghadirkan narasumber Kepala Devisi Funding BPRS Bhakti Sumekar Perseroda, Ida Sofiyati.

Para siswa terlihat antusias mengikuti materi dan berdiskusi, khususnya tentang kebiasaan menabung, cara mengatur uang saku, serta membedakan kebutuhan dan keinginan.

Kronologi Dua Pemuda Pencurian Kotak Amal Pemakaman Umum di Blitar

IDPOST.ID – Aksi nekad yang melakukan pencurian di tempat yang seharusnya disucikan terjadi di Kabupaten Blitar. Dua pemuda nekat merusak dan mencuri kotak amal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan.

Berikut kronologinya:

Kejadian berlangsung pada Kamis (11/9/2025) sekitar pukul 21.20 WIB. Dua terduga pelaku, SA (25) dan ST (19), mendatangi TPU tersebut dengan mengendarai satu unit sepeda motor Honda Kharisma tanpa plat nomor.

Menggunakan alat tang, mereka kemudian merusak gembok yang mengunci kotak amal. Dari dalam kotak, mereka berhasil mengambil uang tunai sejumlah Rp 60.000.

Aksi mereka tidak luput dari pengawasan warga. Didin Oktavianus (35), seorang saksi yang kebetulan berada di sekitar lokasi, menyaksikan perbuatan kedua pelaku.

Didin pun segera mengambil inisiatif untuk menelepon Ketua RT setempat, Usman Komaeni (38), untuk melaporkan kejadian tersebut.

Usman yang berperan sebagai pelapor kemudian langsung bergerak cepat. Ia mengerahkan sejumlah warga lainnya dan mendatangi TPU untuk mengepung lokasi.

Kedua pelaku pun berhasil diamankan oleh warga. Saat pengamanan, warga dibuat terkejut karena kedua pelaku membawa senjata tajam. Dua buah parang diselipkan di tubuh mereka, dan satu buah palu ditemukan di dalam jok motor mereka.

Menyadari adanya senjata tajam, warga kemudian menghubungi pihak kepolisian. Laporan resmi pun dibuat ke Polsek Lodoyo Barat. Anggota Polsek Lobar kemudian berkoordinasi dengan Pleton Siaga Polres Blitar untuk mendatangi TKP.

Kedua pelaku beserta seluruh barang bukti berhasil diamankan dan dibawa ke Mapolres Blitar untuk proses penyidikan yang lebih mendalam. Kasus ini kini ditangani oleh jajaran Polres Blitar.

Dua Pemuda Asal Blitar Nekat Bobol Kotak Amal di Pemakaman Umum

IDPOST.ID – Aksi nekat dua pemuda berinisial SA (25) dan ST (19) berakhir di tangan warga dan polisi. Keduanya diamankan usai kedapatan mencuri uang dari kotak amal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sumberjo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, pada Kamis (11/9/2025) malam sekitar pukul 21.20 WIB.

Berdasarkan laporan yang diterima idpost.id, aksi tersebut berawal ketika seorang saksi, Didin Oktavianus (35), melihat kejadian mencurigakan di area TPU.

Melihat aksi kedua pelaku yang merusak gembok kotak amal menggunakan tang, Didin segera menghubungi Ketua RT setempat, Usman Komaeni (38).

“Tidak lama kemudian datang pelapor bersama warga lainnya ke tempat kejadian perkara dan berhasil mengamankan kedua terlapor,” kata Kasubsi PIDM Sihumas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi.

Yang membuat aksi ini semakin berbahaya, saat diamankan, kedua pelaku diketahui membawa senjata tajam. Dari tubuh keduanya diamankan dua buah parang. Selain itu, dari dalam jok motor juga ditemukan satu buah palu.

Kedua pelaku yang berdomisili di Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, itu berhasil mengambil uang sebesar Rp 60.000 dari kotak amal tersebut. Uang tunai tersebut turut disita sebagai barang bukti.

Selain uang, barang bukti yang diamankan antara lain dua parang, satu tang, satu palu, satu unit sepeda motor Honda Kharisma tanpa plat nomor, dan satu gembok dalam kondisi rusak.

Setelah diamankan warga, kedua pelaku lalu dilaporkan ke Polsek Lodoyo Barat. Personel Polsek Lobar bersama Pleton Siaga Polres Blitar kemudian mendatangi TKP untuk mengamankan kedua terlapor beserta barang buktinya.

Kedua pelaku kemudian dibawa ke Mapolres Blitar untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Polisi masih menyelidiki motif dan kemungkinan keterlibatan pelaku dalam kasus lain.

Sindir Pejabat Sering Pamer Harta, Inul Daratista Pamer Foto Mirip Ibu Pejabat Habis Gajian

IDPOST.ID – Pedandut senior Inul Daratista tidak hanya energik, tetapi juga kerap vokal menyoroti berbagai masalah kebijakan publik dan pemerintah yang terjadi di Indonesia.

Belum lama ini, sorotannya tertuju pada para pejabat dan anggota dewan, terutama terkait polemik tunjangan yang menuai kontroversi.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Inul seolah menyindir para pejabat yang gemar memamerkan kekayaannya yang diduga berasal dari uang rakyat.

Ia mengunggah sebuah potret dirinya dengan gaya yang elegan dan caption yang sarcastic, menyebut penampilannya mirip “ibu pejabat yang habis terima gajian dan tunjangan”.

“foto gini kok aku mesam mesem sdri yoo… modelku koyok ibu pejabat yg habis terima gajian dan tunjangan🤣 ayu kinyis kinyis menik menik fresh seger.begini,” tulis Inul dalam keterangan fotonya.

Unggahan tersebut langsung dibanjiri ribuan komentar warganet hanya dalam hitungan jam.

Alih-alih menanggapi penampilannya, banyak netizen justru memuji sindiran halusnya dan memintanya untuk tidak ikut-ikutan menjadi anggota dewan.

“Cocok bgt bub , TPI please jangan nyaleg jdi artis aja udh baguss banget,” komentar seorang netizen. Netizen lain menambahkan, “Enak jadi pengusaha sma artis aja bun.dwitnya halal ga pke duit rakyat.”

Interaksi pun terjadi ketika seorang pengikutnya bertanya, “Mau coba jadi ibu pejabat nggak bu Inul?”. Sang pedangdut langsung menjawab singkat dan tegas di kolom komentar.

“Nggak sudi.” Jawaban ini semakin mengukuhkan penolakannya terhadap dunia politik dan membuat netizen semakin admir dengan prinsip yang dipegangnya teguh.

Inul Daratista Tegas Tolak Terjun ke Politik: Saya Tahu Kapasitas Saya

IDPOST.ID – Kabar dunia politik seolah tidak pernah sepi dari incaran para selebritas. Namun, pedangdut senior Inul Daratista justru mengambil sikap berbeda dan secara tegas menampik keinginan atau isu yang menyebut dirinya akan mengikuti jejak rekan-rekan artis lain yang terjun ke dunia politik praktis.

Melalui sebuah unggahan di media sosial yang kemudian viral, Inul Daratista menyatakan dengan sangat jelas bahwa dirinya tidak memiliki niatan sama sekali untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Penolakan ini bukan tanpa alasan yang matang. Istri dari Adam Suseno itu dengan rendah hati menilai dirinya tidak memiliki kapasitas dan kemampuan yang memadai untuk duduk di kursi dewan yang mulia.

“Saya nggak mau. Saya tahu kapasitas saya, saya tahu kemampuan saya, dan saya tahu lulusan sekolah saya tidak tinggi juga,” ujar Inul Daratista, seperti dilihat Tribunnews dari unggahan akun @hebohbangetid, Jumat (12/9).

Lebih lanjut, Inul menyuarakan kekhawatiran terdalamnya, yakni ketidakmampuannya dalam mengemban amanah sebagai wakil rakyat.

Bagi Inul, menjadi wakil rakyat adalah tugas yang sangat berat dan penuh tanggung jawab, bukan sekadar gelar atau jabatan untuk menaikkan gengsi.

“Menjaga untuk bisa menjadi wakil rakyat takutnya tidak amanah. Saya sadar kemampuan saya tidak ada di situ, kemampuan saya sebagai seorang penghibur, sebagai seorang bisnis, udah gitu aja,” pungkasnya dengan tegas tanpa meninggalkan senyum khasnya.

Pernyataan jujur dan penuh kesadaran diri dari Inul ini sontak menuai respons sangat positif dari warganet. Banyak netizen memuji sikapnya yang realistis dan tidak memaksakan kehendak untuk masuk ke dalam ranah yang bukan keahliannya.

Keputusan Inul untuk tetap fokus pada dunia hiburan dan bisnisnya yang sudah jelas dikuasainya dianggap sebagai contoh yang baik bagi publik figur lainnya.

Kritik Pedas Ketum BMI Farkhan Evendi: Indonesia Harus Berbenah, Jangan Ikuti Jejak Nepal

IDPOST.ID – Gelombang protes yang melanda Nepal dan Indonesia dalam pekan-pekan terakhir menjadi perhatian global. Farkhan Evendi, Ketua Umum Bintang Muda Indonesia, menyoroti bahwa kedua krisis ini memiliki akar masalah yang sama: kesenjangan struktural dan represi oleh aparat.

Dalam pernyataan tertulisnya kepada idpost.id, Jumat (12/9/2025), Evendi menegaskan bahwa protes di Nepal bukanlah sekadar kerusuhan spontan, mel mel melainkan sebuah “letupan kontradiksi struktural yang berlangsung panjang.”

“Gen Z memberontak melawan akumulasi kapital oleh elite yang korup, diperparah oleh pengangguran tinggi dan kemiskinan yang masih membelit,” ujar Evendi.

Menurutnya, larangan 26 platform media sosial oleh pemerintah Nepal hanyalah pemicu dari akumulasi kemarahan yang telah lama tertumpuk.

Evendi menyebutkan, dengan PDB per kapita hanya 1.300 dollar AS dan ketergantungan pada remitansi pekerja migran, sementara elite politik menguasai sumber daya melalui korupsi, Nepal menjadi contoh nyata dari kegagalan governance.

Respons Aparat dan Krisis Demokrasi

Terkait respons keamanan di kedua negara, Evendi menyatakan keprihatinan mendalam atas penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh aparat.

“Kekerasan aparat dengan pola sistematis adalah upaya negara melindungi kepentingan elite, bukan melindungi rakyat,” tegasnya.

Ia mengutip insiden penembakan dan penahanan massal di Nepal yang menewaskan puluhan orang, serta kematian Affan Kurniawan, driver ojek online yang ditabrak panser polisi di Indonesia.

Evendi juga mengkritik respons pemerintah Indonesia yang dinilai tidak memadai. Meski Presiden Prabowo Subianto telah memangkas tunjangan DPR dan berjanji menyelidiki kematian Affan, label “makar” yang disematkan pada demonstran justru memicu eskalasi lebih lanjut.

Fragmentasi Gerakan dan Perlunya Kepemimpinan Visioner

Meski menyoroti kekuatan solidaritas lintas kelompok dalam protes, Evendi mengingatkan agar momentum tidak terbuang sia-sia akibat fragmentasi.

“Gelombang protes ini, betapapun besar, akan kurang berdampak tanpa soliditas dan kepemimpinan organisasi yang jelas. Demonstrasi yang terfragmentasi rentan dieksploitasi oleh elite atau redam oleh kekerasan,” paparnya.

Evendi menekankan perlunya kepemimpinan visioner yang mampu menjaga momentum, mendorong dialog dengan pemerintah, dan memastikan tuntutan 17+8 tidak hanya menjadi seruan, tetapi terwujud dalam reformasi nyata.

Momen Berbenah bagi Indonesia

Menutup pernyataannya, Evendi menyerukan pentingnya refleksi kolektif bagi bangsa Indonesia.

“Tagar #IndonesiaGelap bukan sekadar slogan, melainkan gambaran demokrasi yang meredup di bawah korupsi, nepotisme, dan kekerasan aparat. Ini saatnya Indonesia berbenah,” serunya.

Ia mendorong seluruh elemen bangsa, terutama partai politik dan pejabat publik, untuk kembali pada tujuan utama melayani kepentingan rakyat, bukan sekadar memperebutkan kekuasaan.

“Hanya dengan keadilan yang terjaga, kesenjangan yang menyempit, dan hukum yang tegak tanpa pandang bulu, visi Indonesia Emas 2045 akan bisa terwujud,” pungkas Farkhan Evendi.