Budayawan Sumenep Apresiasi MEC, Sebut Strategi Kebudayaan yang Edukatif dan Milenial

IDPOST.ID – Budayawan Sumenep, Ibnu Hajar, memberikan apresiasi mendalam terhadap penyelenggaraan Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025.

Menurutnya, karnaval tahunan yang digelar di Kabupaten Sumenep ini bukan sekadar pertunjukan kemeriahan, tetapi telah menjadi ruang edukasi dan strategi kebudayaan yang efektif.

Dalam keterangannya, Ibnu Hajar menegaskan bahwa MEC memiliki kekhasan yang membedakannya dengan karnaval lain di Jawa Timur.

“Saya melihat MEC bukan hanya sekadar pesta budaya. Di balik tampilan yang hedonis, ada pesan filosofi mendalam yang mengajarkan kita pada perenungan, pelestarian, dan penyelamatan nilai-nilai budaya warisan nenek moyang,” ujar Ibnu Hajar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa panitia berhasil meramu substansi kebudayaan dengan cara yang mendidik. Mulai dari penggunaan bahan-bahan lokal seperti tarebung (tempurung kelapa) dan rakara (janur) dalam kostum, hingga pengolahan tema-tema budaya yang berkembang dari tahun ke tahun.

“MEC justru menunjukkan bahwa budaya bisa dikemas dengan cara modern tanpa kehilangan makna aslinya. Ada ciri khas personal yang membedakan MEC dengan karnaval di kota lain. Inilah identitas Sumenep yang harus terus dijaga,” tegasnya.

Ibnu Hajar menilai MEC telah hadir sebagai strategi kebudayaan yang tepat untuk memperkenalkan simbol, nilai, dan filosofi kebudayaan kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Karnaval Budaya Terbesar di Madura, MEC 2025 Sukses Guncang Sumenep

IDPOST.ID – Ribuan penonton memadati area depan Labang Mesem Keraton Sumenep, Sabtu (20/9/2025), untuk menyaksikan langsung kemeriahan Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025.

Karnaval budaya terbesar di Madura ini sukses menyedot perhatian masyarakat dari berbagai kalangan usia.

Mengusung tema “Topeng”, ajang tahunan ini menampilkan 103 peserta yang terbagi dalam berbagai kategori, yakni pelajar, umum, hingga grand show.

Peserta datang dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, seperti Sumenep, Pamekasan, Sampang, Surabaya, Malang, Jember, Bondowoso, Lamongan, dan Banyuwangi.

Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS) M. Hariri menyatakan bahwa MEC memiliki peran penting dalam melestarikan tradisi dan budaya Madura.

“Kami berharap melalui acara ini, generasi muda Madura semakin mengenal dan mencintai warisan budaya leluhur mereka,” kata Hariri.

Tidak hanya sebagai ajang pelestarian budaya, MEC juga menjadi momentum untuk mempromosikan kekayaan budaya Madura kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.