Anak Aviwkila Diduga Alami Teror Gaib, Netizen Kaitkan dengan Bantuan ke Yai Mim

IDPOST.ID – Pasangan musisi Thana Ajeng Purishita dan Uki Diqie Sulaiman atau yang dikenal sebagai duo Aviwkila, kembali menjadi perhatian publik.

Kali ini, menyusul kabar yang menyebutkan bahwa anak pertama mereka, Nura, diduga mengalami teror dari makhluk gaib.

Fenomena mistis ini bermula dari unggahan yang dibagikan Aviwkila pada akun media sosial mereka. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa Nura tiba-tiba menangis sangat kencang pada pukul 23.30 WIB.

“Tadi malam 23.30 wib nura tiba-tiba nangis kencang banget. nangisnya cukup lama sekitar 5 menitan. digendong dibacain doa baru bisa diem,” tulis Aviwkila dalam unggahannya, seperti dikutip.

Setelah tenang dan ditanya mengenai apa yang dialami, jawaban Nura justru membuat khawatir. Sang anak mengaku melihat sesuatu yang menyeramkan.

“Pas ditanya mimpi apa nak? dia bilang ada ghost, cowo, badanya warna purple & blue da taringnya. tapi tidak bisa di pegang, cuma ngelihat saja,” lanjut penjelasan dalam unggahan itu.

Kejadian ini dengan cepat memantik respons warganet. Banyak yang menghubungkan peristiwa tersebut dengan aktivitas Aviwkila beberapa waktu lalu, di mana mereka membantu Yai Mim, seorang tokoh spiritual.

Sebelumnya, Aviwkila juga sempat membagikan cerita di TikTok mengenai pengalaman tidak biasa yang dialaminya. Ia menemukan sebuah paku di atas meja makan saat keluarganya sedang sarapan.

Klarifikasi Lengkap Yai Mim Soal Konflik dengan Sahara Saat Bersama Dedi Mulyadi

IDPOST.ID – Setelah lama berdiam diri, akhirnya eks dosen UIN Malang Yai Mim buka suara memberikan klarifikasi lengkap mengenai konflik yang melibatkannya dengan tetangganya, Nurul Sahara.

Dalam penjelasan mendetail melalui media sosial istrinya, Rosida Vignesvari, dan kanal YouTube Sumargo Denny, ia membeberkan kronologi sebenarnya dari awal hingga akhir.

Menurut penuturan Yai Mim, akar konflik sebenarnya bermula dari penggunaan tanah miliknya oleh Sahara untuk kepentingan bisnis.

“Saya tidak pernah melakukan blokade jalan, apalagi pencabulan seperti yang dituduhkan. RT, RW, dan warga hanya mendengar keterangan sepihak dari Sahara. Tidak pernah ada mediasi resmi,” tegasnya dengan nada prihatin.

Ia juga mengungkapkan detail insiden yang memicu tuduhan cabul. Peristiwa itu terjadi ketika istrinya sedang menunaikan ibadah haji.

“Saat itu Sahara membawa makanan ke rumah saya dan mengunci pintu. Saya menegur agar pintu dibuka, tapi tiba-tiba situasi berubah menjadi panas,” kenang Yai Mim.

“Dia langsung bilang, ‘woi Pak Kyai cabul!’ Saya kaget banget, apalagi saat itu saya hanya mengenakan celana pendek karena hendak mencuci. Dari bawah juga terdengar suara suami Nurul Sahara, Pak Sofyan, yang memanggil anaknya Sepim dengan suara keras,” lanjutnya menjelaskan detil kejadian yang disebut-sebut sebagai pemicu konflik tersebut.

Untuk menghindari situasi yang semakin tidak terkendali, Yai Mim memilih untuk menjauh dan melakukan aktivitas lain. Keputusan ini diambilnya demi mencegah eskalasi konflik yang bisa berakibat lebih buruk.

Saat ini, perseteruan antara Yai Mim dan Sahara telah masuk ke ranah hukum. Kedua belah pihak sama-sama telah melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian, menunggu proses hukum yang akan menentukan penyelesaian terbaik bagi kasus yang telah menjadi perhatian publik ini.

Dialog Hangat Yai Mim dan Dedi Mulyadi, Pasca Konflik dengan Sahara

IDPOST.ID – Di tengah kontroversi yang menyelimutinya, mantan dosen UIN Malang Imam Muslimin atau Yai Mim justru menunjukkan kedalaman ilmu yang memukau Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Pertemuan kedua tokoh ini mengungkap dimensi lain dari Yai Mim sebagai seorang pemikir yang concern terhadap kelestarian lingkungan.

Dalam dialog hangat yang terekam di akun Instagram Dedi Mulyadi, Rabu (1/10/2025), Yai Mim memaparkan tafsir kontemporer tentang konsep musyarokah yang ia kaitkan dengan harmonisasi kehidupan manusia dan alam.

Menurutnya, istilah musyrik yang sering dimaknai negatif sebenarnya memiliki dimensi lain yang justru positif.

“Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yg musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama,” jelas Yai Mim dengan penuh semangat.

Lebih lanjut, ia memperjelas filosofinya, “Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita obong-obong, kita jaga kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen, kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, Musyarokah menuju Allah.”

Dedi Mulyadi yang dikenal dengan gaya blusukannya langsung menyambut hangat penjelasan ini. Dalam caption yang menyertai video, ia menulis dengan nada rendah hati, “Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian.”

Pernyataan Dedi ini pun langsung mendapat respons positif dari warganet. Banyak yang mengapresiasi kemampuan Yai Mim dalam memberikan penafsiran yang segar terhadap konsep keagamaan, sekaligus mengaitkannya dengan isu lingkungan yang sedang aktual.

Genderang Sudah Ditabuh, Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Siap Lawan Sahara hingga Titik Darah Penghabisan

IDPOST.ID – Eks dosen UIN Malang Imam Muslimin atau yang dikenal publik sebagai Yai Mim bersikukuh tidak akan berdamai dengan Nurul Sahara, pemilik rental mobil Malang yang menjadi tetangganya.

Desen Filsafat Pascasarjana ini menyatakan siap melanjutkan pertarungan hukum hingga titik darah penghabisan.

Dalam pernyataan tegasnya, Yai Mim mengibaratkan konfliknya dengan Sahara seperti perang Majapahit yang tidak mengenal kata menyerah.

“Prinsip perang Majapahit yang dianut Indonesia. Kalau sudah genderang ditabuh, tidak boleh mundur apalagi ingin mediasi,” tegasnya dalam video yang beredar di TikTok.

Mediasi Gagal Dilaksanakan

Rencana mediasi yang dijadwalkan berlangsung Senin (29/9/2025) harus tertunda. Yai Mim yang sedang berada di Jakarta untuk menjadi bintang tamu podcast Denny Sumargo dikonfirmasi tidak dapat menghadiri proses mediasi tersebut.

Melalui unggahan Instagram story-nya, pria yang dipecat dari posisi dosen UIN Malang ini mengaku masih akan berada di Ibu Kota dalam beberapa waktu ke depan.

Saling Lapor dan Konsekuensi Hukum

Kedua pihak saat ini terlibat dalam laporan hukum yang saling bersilangan. Yai Mim dengan tegas menyatakan tidak akan mencabut laporannya terhadap Sahara, meskipun ada tawaran mediasi dari pihak ketiga.

“Kasus saya dengan Ibu Sahara, saya dilaporkan oleh Ibu Sahara. Ini artinya Ibu Sahara sudah menabuh genderang perang. Saya pun sudah menyiapkan pasukan,” ujar Yai Mim merujuk pada tim kuasa hukumnya yang dipimpin Agustian Siagian.

Siap Menghadapi Segala Konsekuensi

Yai Mim menyatakan kesiapannya menghadapi segala kemungkinan hasil dari proses hukum yang sedang berjalan. Ia bahkan menyatakan rela menjalani hukuman penjara jika memang terbukti bersalah.

“Kalau saya salah, saya siap dipenjara. Kalau menang ya harus diakui, lawannya yang masuk penjara,” tegasnya dengan nada percaya diri.

Perseteruan ini ternyata telah menimbulkan dampak yang lebih luas dari sekadar konflik antar tetangga. Yai Mim mengungkapkan bahwa tidak hanya dirinya dan istri yang terkena imbas, tetapi juga mantan istri, menantu, dan para santrinya.

“Secara pribadi, saya dan istri dengan Sahara tidak ada problem. Tapi dampak dari yang Ibu Sahara hasilkan, banyak pihak yang menjadi resah,” keluhnya.

Konflik dengan Eks Dosen UIN Malang Yai Mim, Warganet Minta UB Keluarkan Sahara dari Program S3

IDPOST.ID – Gelombang protes terhadap Nurul Sahara, mahasiswi S3 Universitas Brawijaya (UB), semakin meluas di platform TikTok.

Banyak netizen meminta UB untuk mengambil tindakan tegas dan mendesak untuk mengeluarkan Sahara mahasiswa S3 karena tidak beretika.

Diberbagai kolom komentar banyak yang mengecam perilaku Sahara dalam konfliknya dengan tetangga, Imam Muslimin (Yai Mim).

Para kreator konten membuat video edit dengan berbagai sudut pandang, mulai dari analisis etika hingga parodi.

“Mahasiswa S3 kok mentalnya kayak gini? UB harus tegas!” tulis seorang kreator TikTok dalam videonya yang telah mendapat 500 ribu like.

Selai itu, mereka membandingkan antara prestasi akademik dan integritas moral sebagai syarat kelulusan program doktoral.

“S3 bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tapi juga kematangan moral. Pantaskah seseorang yang terlibat konflik seperti ini menyandang gelar doktor?” tanya akun @edukasidaily.

Di sisi lain, dukungan untuk Yai Mim justru semakin menguat. Banyak video yang menunjukkan momen-momen Yai Mim tetap bersikap sabar meski terus diprovokasi.

Viral Video Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Pura-pura Stroke: Agar Sahara Cs Senang

IDPOST.ID – Konflik antara eks dosen UIN Malang Imam Muslimin alias Yai Mim dengan tetangganya, Nurul Sahara, kembali memicu perbincangan setelah beredar video yang menunjukkan aksi Yai Mim yang disebut-sebut “pura-pura stroke”.

Video yang pertama kali diunggah akun TikTok @sahara_vibesssss pada pertengahan September 2025 itu menunjukkan momen Yai Mim terbaring dan berguling-guling di lantai saat berinteraksi dengan aparat.

Dalam video tersebut, terdengar narasi yang menuduh Yai Mim berpura-pura mengalami stroke saat dimintai klarifikasi.

Adegan ini langsung memicu beragam reaksi warganet, mulai yang menyayangkan hingga yang menudingnya sebagai akting.

Buka Suara di Podcast Denny Sumargo

Menanggapi viralnya video tersebut, Yai Mim akhirnya angkat bicara dalam podcast Denny Sumargo. Potongan wawancara yang diunggah akun TikTok @funtasy.playground ini mengungkap penjelasan mengejutkan dari mantan dosen UIN Malang tersebut.

“Bukan stroke, tapi berpura-pura stroke,” tegas Yai Mim menjawab pertanyaan langsung Denny Sumargo.

Alasan di Balik Aksi “Pura-pura Stroke”

Yai Mim menjelaskan bahwa tindakannya tersebut merupakan strategi psikologis yang disengaja. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mengacaukan konsentrasi pihak yang dianggap mengancam dirinya.

“Jika Anda pernah membaca buku psikologi, ketika Anda diancam oleh seseorang, untuk memecah konsentrasi orang itu, maka kita melakukan sesuatu yang diinginkan oleh orang tersebut,” papar Yai Mim.

Konflik Nurul Sahara Mahasiswi S3 UB dan Yai Mim, Netizen: Pendidikan Tinggi, Etika Rendah

IDPOST.ID -Viralnya konflik antara mahasiswi doktoral Universitas Brawijaya (UB), Nurul Sahara, dengan dosen UIN Malang, Imam Muslimin (Yai Mim), memicu gelombang kritik pedas dari warganet.

Sorotan tajam kini mengarah pada pertanyaan pantaskah seorang kandidat doktor bersikap demikian?

Beredarnya video yang menunjukkan keluarga Nurul Sahara menggunakan kata-kata kasar dan nada tinggi terhadap Yai Mim menjadi pemicu kemarahan publik.

Komentar Pedas Warganet

Kolom komentar di berbagai platform media sosial dipenuhi tanggapan sinis. “Ini mahasiswa S3? Etikanya di mana? Yang namanya orang berpendidikan seharusnya bisa menyelesaikan masalah dengan cara elegan, bukan seperti preman,” tulis salah satu akun TikTok.

Akun lainnya menambahkan, “Sedih melihat orang sekolahan S3 tapi cara menyelesaikan masalah pakai teriakan dan kata-kata kasar. Apa yang dipelajari di kampus?”

Meski awalnya banyak yang mendukung Sahara sebagai pihak yang diduga menjadi korban, narasi publik mulai bergeser setelah video konflik langsung beredar.

“Awalnya saya dukung cewek ini, tapi setelah lihat caranya ngomong ke orang yang lebih tua, saya jadi berpikir ulang,” ujar seorang netizen di TikTok.

Beberapa akun bahkan membandingkan sikap Sahara dengan Yai Mim yang dalam video terlihat lebih menahan diri.

“Yang satu emosional, yang satu mencoba tetap tenang. Ini jelas siapa yang seharusnya jadi panutan,” tulis komentar yang mendapat banyak likes.

Jadwal Mediasi Yai Mim vs Sahara Diumumkan Camat Lowokwaru Malang, Netizen: Kok Bisa?

IDPOST.ID – Pemerintah Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, menjadwalkan mediasi untuk meredakan perseteruan antara eks dosen UIN Malang, Imam Muslimin (Yai Mim), dan tetangganya, Nurul Sahara.

Namun, jadwal yang dikeluarkan pihak camat justru memantik kontroversi baru setelah pasangan selebritas Aviwkila mengungkapkan kejanggalan.

Camat Lowokwaru, Rudi Cahyono, sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa mediasi akan dilaksanakan pada Senin (29/9/2025), pukul 15.00 WIB di Kantor Kelurahan Merjosari.

“Kita berupaya meredam perseteruan, supaya lingkungan ini jadi nyaman kembali,” ujarnya.

Namun, pernyataan resmi pemerintah ini langsung dipertanyakan. Melalui akun TikTok-nya @aviwkila.official pada Senin (30/9/2024), Aviwkila membongkar fakta bahwa pihak Yai Mim dan istrinya, Rose, masih berada di Jakarta dan belum menentukan tanggal kepulangan.

“Kok bisa ada statement sudah keluar tanggal mediasi, padahal beliaunya @MIM & ROSE masih di Jakarta dan belum menentukan tanggal😮‍💨” tulis Aviwkila dalam video yang langsung viral.

Pernyataan Aviwkila ini memantik reaksi keras warganet di kolom komentar. Banyak yang curiga dengan itikad dan transparansi proses mediasi yang digagas pemerintah.

Akun @SnackLys menyindir, “Parah sihhh ini pemerintah setempat 😇 tetep jalur hukum habis itu pindah rumah 😍” sementara @YuliaBUAYA mengungkapkan kekhawatiran, “takut nnti D mediasi trs uda adem sahara malah melakukan pmbnohon sama yaimin takutnya.”