Walikota Malang Klarifikasi Yai Mim vs Sahara Pakai Kacamata Hitam, Netizen: Tak Beretika!

IDOST.ID – Niat turun tangan Walikota Malang, Wahyu Hidayat, dalam kasus Kyai Mim vs Sahara tidak berhasil memulihkan kepercayaan publik.

Sebaliknya, langkah tersebut justru memantik tuduhan pencitraan dan “drama politik” yang dianggap tidak tulus.

Banyak warganet yang mencurigai kehadiran walikota yang mendadak ini lebih dilatarbelakangi oleh kepanikan melihat sorotan beralih ke Denny Sumargo, daripada keinginan genuin untuk menegakkan keadilan.

Kredibilitas Walikota semakin dipertanyakan dengan penampilannya yang dinilai tidak serius.

Seorang netizen, @Taurus boy, mengkritik, “udah gitu penyampain ga beradab pakai kacamata hitam seolah² buat klarifikasi buat gaya²an doang”.

Kritik terhadap atribut kacamata hitam ini menjadi simbol ketidakpercayaan publik terhadap niat di balik pernyataannya.

Publik melihatnya sebagai upaya untuk terlihat “keren” alih-alih menunjukkan empati yang tulus terhadap korban.

Komentar lain seperti, “cuma mau cari simpati warga aja🙄🙄 kemaren kemana aja pak walikota” dari akun @anii, semakin menguatkan narasi pencitraan.

Netizen Serukan Aksi Boikot Rental Milik Sahara di Malang

IDPOST.ID – Aksi boikot terhadap bisnis rental mobil milik Sahara, pihak yang terlibat konflik dengan Yai Mim, kian meluas dan menguat di kalangan netizen.

Aksi boikot yang digaungkan oleh sejumlah akun TikTok dan Instagram ini muncul sebagai bentuk solidaritas terhadap Yai Mim, mantan dosen UIN Malang yang diduga mengalami perlakuan tidak menyenangkan.

Banyak netizen yang dengan tegas menyerukan untuk tidak menyewa kendaraan di tempat rental milik Sahara.

“Saya akan sebarkan ini ke semua grup. Jangan sampai ambil kendaraan di Sahara, ayo semangat!” tulis salah seorang netizen dalam komentarnya.

Kekecewaan dan Amarah Netizen

Komentar-komentar yang bermunculan menunjukkan tingkat kekecewaan yang tinggi terhadap pihak Sahara. Banyak netizen yang merasa tidak nyaman dengan cara penyelesaian konflik yang dilakukan, yang dianggap tidak proporsional terhadap seorang sesepuh seperti Yai Mim.

“Gara-gara Sahara saya belajar sejarah lagi tentang TRAGEDI SAMPIT,” tulis netizen lain, menyiratkan kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih besar.

Seruan untuk mengawal kasus ini hingga tuntas juga terus bergulir. “Kawal terus guys,” “Kawal kasusnya sampai Sahara pakai baju orange,” adalah beberapa komentar yang mewarnai kolom komentar, menunjukkan tekad netizen untuk terus memantau perkembangan kasus ini.

Netizen Siap Gelar Syukuran Jika Sahara si Pemilik Rental Malang Dipenjara

IDPOST.ID – Konflik antara pemilik akun TikTok @sahara_vibesssss (Sahara) dengan seorang Kyai dosen UIN Malang Yai Mim terus menjadi soroton publik.

Yang mengejutkan, warganet ramai-ramai akan menyiapkan “syukuran virtual” andai kata Sahara benar-benar mendekam di penjara.

Euforia ini membanjiri kolom komentar di berbagai video terkait kasus tersebut. Ungkapan “SAHARA DIPENJARA, NETIZEN SYUKURAAAAAN 😍😍😍” yang ditulis oleh seorang pengguna bernama tiodarmawan, misalnya, telah mendapat ribuan like dan menjadi semacam seruan bersama bagi sebagian netizen.

“Syukuran ini bentuk apresiasi kami kepada pak Kyai Mim dan bu Rosyida yang sudah bersabar menghadapi segala fitnah. Kalau memang hukum di negeri ini berpihak pada kebenaran, kami yakin itu akan terjadi,” tulis seorang netizen yang mengaku sebagai warga Malang.

Banyak netizen yang merasa bahwa tindakan Sahara di media sosial dinilai telah melampaui batas. Mereka menuding Sahara sebagai provokator yang memutar balikkan fakta, melakukan penghasutan, dan pencemaran nama baik secara masif.

“Kami capek lihat dramanya. Dari awal masalahnya sederhana, sewa mobil tapi enggak punya tempat parkir yang layak, akhirnya ganggu hak orang lain. Tapi malah dibalik seolah-olah dia yang korban,” komentar akun driver_maps yang juga banyak disukai.

Selain itu, isu bahwa tanah yang dipersengketakan adalah tanah wakaf yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum, semakin memantik amarah publik.

Bagi mereka, kasus ini bukan lagi tentang siapa yang menang, tetapi tentang menegaskan bahwa “kebenaran harus ditegakkan”.

“Ditunggu mbak sahara… pake rompi orange nya,” tulis akun the crocodile, disusul oleh komentar-komentar lain yang bernada serupa.

Warganet Serbu Akun TikTok Wali Kota Malang, Desak Tangani Kasus Yai Mim vs Sahara

IDPOST.ID – Akun TikTok resmi Walikota Malang Wahyu Hidayat (@pakmbois.malang) diserbu ratusan komentar warganet yang mendesak pemimpin kota itu turun tangan menangani kasus KH Muhammad Imam Muslimin (Yai Mim). Dosen UIN Malang itu didesak keluar dari rumahnya sendiri di kawasan Karangbesuki.

Desakan ini muncul di kolom komentar unggahan Walikota tentang penghargaan Indonesia Halal Award yang diterima Kota Malang. Warganet mempertanyakan kesigapan pemimpin kota menyikapi kasus yang telah viral nasional tersebut.

“Udah seviral itu masalah yai mim, walikota malang masih tutup mata kah?” tulis akun @nam!!! yang mendapat ratusan like dan respons setuju dari netizen lainnya.

Komentar serupa datang dari @Rahul amin: “Minimal tidak tutup mata pak, penghargaan apik bantu rakyatnya sulit.” Sementara @Butterfly🦋 menyindir, “Bapak walikota tah? Aku kira di malang gk ada walikota nya.”

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemkot Malang mengenai desakan warganet tersebut. Kasus yang awalnya sengketa tetangga ini kini berkembang menjadi ujian bagi responsivitas pemerintah daerah.

Yang menarik, unggahan tentang penghargaan pada 25 September 2025 itu justru menjadi magnet kritik. @salmikids menyindir: “Pemimpin butuh rakyat saat pemilu doang 😂😂”

Kritik paling tajam datang dari @Literasi: “TOLONG JELASKAN FUNGSI SOSIAL MEDIA WALIKOTA JIKA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN ASPIRASI!”

Fenomena ini menunjukkan gap antara narasi resmi pemerintah dengan masalah riil yang dihadapi warga. Seperti dikomentari @exyourss_: “Samen gak mboiss blas pakk, ono sing lagii rame ga ditoleh blass.”

Viral Konflik Yai Mim vs Sahara di Malang, Netizen Ungkap 8 Fakta yang Bikin Publik Berpaling

IDPOST.ID – Konflik antara KH Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim, dosen senior UIN Malang, dengan tetangganya, Sahara, terus menjadi sorotan.

Kini, seorang netizen dengan akun TikTok @zramlni_ membagikan delapan fakta yang disebutkan dapat mengungkap duduk persoalan sebenarnya.

Fakta-fakta tersebut dibagikan dalam kolom komentar unggahan IDPOST tentang nasib Yai Mim yang harus meninggalkan rumahnya sendiri di kawasan Karangbesuki, Kota Malang, usai mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk jalan umum.

Berikut 8 fakta yang diungkap netizen berdasarkan penelusuran @zramlni_:

1. Asal Usul Kepemilikan Tanah

    Yai Mim membeli tanah di Kavling Depag III, Malang, pada 2008 dan mulai membangun rumah pada 2022. Sebagian tanah diwakafkannya secara lisan untuk jalan umum. Sahara dan suaminya hanya mengontrak rumah di sebelahnya.

    2. Awal Mula Konflik

    Awalnya hubungan baik. Masalah muncul ketika mobil-mobil rental Sahara diparkir semrawut hingga mengganggu. Saat dibicarakan ke Sahara dan Ketua RT, justru Sahara memancing emosi Yai Mim, merekamnya, dan mengedit video seolah menjadi korban untuk diunggah di TikTok.

    3. Dukungan Netizen Berbalik

    Awalnya netizen mendukung Sahara. Setelah fakta terungkap, netizen menyerbu akun TikTok Sahara dengan komentar pedas. Yai Mim justru sudah terlanjut dihujat dan dilaporkan ke kampusnya agar diberhentikan sebagai dosen.