Konflik dengan Eks Dosen UIN Malang Yai Mim, Warganet Minta UB Keluarkan Sahara dari Program S3

IDPOST.ID – Gelombang protes terhadap Nurul Sahara, mahasiswi S3 Universitas Brawijaya (UB), semakin meluas di platform TikTok.

Banyak netizen meminta UB untuk mengambil tindakan tegas dan mendesak untuk mengeluarkan Sahara mahasiswa S3 karena tidak beretika.

Diberbagai kolom komentar banyak yang mengecam perilaku Sahara dalam konfliknya dengan tetangga, Imam Muslimin (Yai Mim).

Para kreator konten membuat video edit dengan berbagai sudut pandang, mulai dari analisis etika hingga parodi.

“Mahasiswa S3 kok mentalnya kayak gini? UB harus tegas!” tulis seorang kreator TikTok dalam videonya yang telah mendapat 500 ribu like.

Selai itu, mereka membandingkan antara prestasi akademik dan integritas moral sebagai syarat kelulusan program doktoral.

“S3 bukan hanya tentang kecerdasan intelektual, tapi juga kematangan moral. Pantaskah seseorang yang terlibat konflik seperti ini menyandang gelar doktor?” tanya akun @edukasidaily.

Di sisi lain, dukungan untuk Yai Mim justru semakin menguat. Banyak video yang menunjukkan momen-momen Yai Mim tetap bersikap sabar meski terus diprovokasi.

Podcast Eks Dosen UIN Malang Yai Mim dan Denny Sumargo Ditunggu Netizen, Kapan Tayang?

IDPOST.ID – Podcast antara mantan dosen UIN Malang, Yai Mim dengan Denny Sumargo kini menjadi salah satu topik yang paling ditunggu-tunggu netizen

Antusiasme netizen sudah mulai membanjiri kolom komentar di berbagai platform media sosial. Banyak yang menyatakan tidak sabar untuk mendengar percakapan langsung dari Yai Mim, yang selama ini jarang terdengar suaranya.

“Semoga segera diumumkan jadwalnya! Pengen dengar langsung cerita dari Yai Mim,” tulis seorang netizen.

Komentar serupa juga membanjiri unggahan terbaru Denny Sumargo dan Aviwkila, dengan permintaan agar podcast segera direalisasikan.

Podcast ini berawal dari viralnya video TikTok Aviwkila yang menyoroti konflik yang melibatkan Yai Mim. Denny Sumargo merespons dengan cepat dan, berkat peran Aviwkila sebagai penghubung, komunikasi antara Denny dan Yai Mim pun terjalin.

Melalui update di akun mereka, Aviwkila mengonfirmasi bahwa nomor kontak Yai Mim telah berhasil disampaikan kepada Denny Sumargo setelah mendapatkan izin dari yang bersangkutan.

“Kita udah telpon istrinya Yai Mim dan chat ke Yai Mim, dan izin untuk share nomor pribadi mereka ke Bang Densu. Mereka sudah mengizinkan. Dan nomor mereka sudah kita kirim ke Bang Densu,” jelas Aviwkila.

Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai tanggal berapa podcast tersebut di uploud, publik diminta untuk bersabar dan terus memantau perkembangan terbaru melalui akun media sosial resmi Denny Sumargo dan Aviwkila.

Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Diundang ke Podcast Denny Sumargo, Siap Bongkar Tabir Perseteruan dengan Sahara

IDPOST.ID – Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau Yai diundang Podcast Denny Sumargo atau Densu.

Usai viralnya perseteruan dengan Nurul Sahara dan diamnya pihak berwenang, Yai Mim akhirnya mendapatkan panggung untuk menyampaikan versinya secara lengkap.

Undangan ini dinilai sebagai momentum penting bagi Yai Mim untuk membuka semua tabir perseteruan yang telah merenggut jabatannya sebagai dosen dan membuatnya terusir dari rumah sendiri.

Channel YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo yang memiliki ratusan ribu subscriber dipastikan akan menyedot perhatian besar.

“Benar saya di undang podcast,” kata Yai Mim saat dihubungi idpost.id

Undangan Podcast justru datang di tengah semakin derasnya kritik kepada Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang dinilai lamban merespons kasus ini.

Warganet berharap podcast ini bisa menjadi alternatif penyelesaian ketika pemerintah setempat dianggap tutup mata.

“Kalau pemimpinnya tidak bertindak, ya media seperti Densu yang harus mengambil peran. Setidaknya masyarakat bisa mendengar langsung dari sumbernya,” komentar akun @Tejo di TikTok.

Sebelumnya Wakil Wali Kota Surabaya Cak Armuji yang dikenal karena kedekatannya dengan masyarakat melalui media sosial secara langsung menanggapi dan menawarkan bantuan hukum kepada pihak Yai Mim.

Sikap cepat tanggap ini menuai pujian warganet dari berbagai daerah, termasuk warga Malang yang kecewa dengan pemimpinnya sendiri.

“Pak serius lebih gercep tanggapan cak armuji nih😳,” tulis seorang warganet di akun TikTok Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang disukai oleh lebih dari 500 pengguna lainnya.

Sebaliknya, Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, justru terlihat menghindar. Akun TikTok resminya @pakmbois.malang tetap aktif memamerkan kegiatan rutin dan penghargaan, tetapi mengabaikan lebih dari 2.600 komentar warganet yang meminta perhatiannya terhadap kasus ini.

Kekecewaan warga Malang semakin menjadi-jadi ketika membandingkan ketanggapan kedua pemimpin tersebut. Banyak komponen masyarakat merasa bahwa pemimpin dari kota lain justru lebih peduli daripada pemimpin mereka sendiri.

“Kalah sama cak armuji😁😁,” tulis akun @misbah_hudin, yang mewakili kekecewaan ratusan warganet lainnya.

Akun @Literasi bahkan menulis komentar yang disukai 868 orang: “TOLONG JELASKAN FUNGSI SOSIAL MEDIA WALIKOTA JIKA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN ASPIRASI!”

Ketua Ormas MADAS Diduga Jadi Dalang di Balik Konflik Eks Dosen UIN Malang Yai Mim vs Sahara

IDPOST.ID – Misteri dan polemik di balik kasus Imam Muslimin atau Yai Mim eks dosen UIN Malang kini mengerucut pada satu sosok kunci yakni suami Nurul Sahara.

Identitas pria yang diduga kuat sebagai Ketua Ormas MADAS (Madura Asli) Karangploso ini menjadi pusat perhatian baru.

Publik mulai menyoroti peran dan pengaruh sang suami, yang diduga berada di balik narasi “playing victim” yang diusung istrinya di akun TikTok @Sahara_vibesssss.

Meski namanya beredar luas di kolom komentar media sosial, hingga detik ini belum ada pernyataan resmi baik dari sang suami maupun Ormas MADAS Karangploso untuk mengklarifikasi atau membantah informasi yang beredar.

Keterlibatan seorang pemimpin ormas dalam sengketa tetangga ini dinilai banyak pengamat semakin memanaskan situasi.

Warganet mempertanyakan, apakah konflik batas tanah dan jalan ini murni perselisihan warga atau ada unsur tekanan dan kuasa yang dimainkan.

Desakan Publik untuk Ungkap Fakta Sebenarnya

Tekanan justru kini beralih kepada suami Nurul Sahara. Warganet mendesak agar pria yang diduga sebagai Ketua Ormas tersebut tampil ke depan untuk memberikan penjelasan yang transparan.

“Jika benar beliau ketua ormas, seharusnya bisa menjadi penengah, bukan malah dibawa ke ranah media sosial yang merusak nama baik orang,” tulis salah satu komentar warganet.

Hingga berita ini diturunkan, sorotan publik terhadap figur suami Nurul Sahara semakin tajam. Masyarakat menunggu kejelasan status dan perannya, yang diyakini akan menjadi kunci dalam mengungkap kebenaran seluruh kasus ini.

Yai Mim Keturunan Sunan Ampel, Hafidz Qur’an dan Eks Dosen UIN Malang, Terusir Usai Wakafkan Tanah

IDPOST.ID – Nasib malang seorang bernama KH Muhammad Imam Muslimin, yang akrab disapa Yai Mim. Sang ulama, yang merupakan keturunan ke-6 dari Sunan Ampel dan Sunan Bonang, justru harus terusir dari rumahnya sendiri di kawasan Karangbesuki, Kota Malang.

Pengusiran ini terjadi setelah ia dengan ikhlas mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk dijadikan jalan umum.

Konflik yang awalnya hanya sengketa tapal batas, dalam sebuah video yang viral, terlihat ia menghadapi tekanan dari tetangganya, yang berujung pada keputusannya untuk meninggalkan tempat tinggalnya.

“Saya dan istri tidak ada sedikitpun keinginan menarik tanah yang sudah kami waqafkan untuk jalan umum. Silahkan semua orang boleh menggunakannya untuk lewat dengan nyaman tanpa gangguan,” tulis Yai Mim dalam klarifikasinya di Instagram, @mohammad_imam_muslimin.

Namun, niat baiknya itu berbalas pahit. Alih-alih dihargai, ia justru merasa diteror dan dipersulit, hingga akhirnya memilih mengungsi untuk menghindari konflik yang semakin memanas.

Netizen Geram: Mana Perlindungan untuk Ulama?

Melihat nasib yang menimpa Yai Mim, netizen ramai-ramai menyuarakan kemarahan dan dukungan mereka. Banyak yang tidak percaya bahwa seorang ulama dan dosen senior UIN Malang, yang masih memiliki darah biru Walisongo, diperlakukan sedemikian rupa.

“Sedih lihat kondisi Yai Mim. Niat baik berwakaf malah dibalas seperti ini. Semoga ada keadilan untuk beliau. 😔 #JusticeForYaiMim,” tulis akun @Ahmad_Santoso92.

“Ini harus diselesaikan secara hukum yang jelas. Jangan sampai yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. #SelesaikanSengketaYaiMim,” desak akun @Fajar_Justice.

Gara-gara Wakafkan Tanah untuk Jalan, Kini Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Harus Diusir dari Rumahnya?

IDPOST.ID – Nasib pahit harus dialami KH Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim. Ulama dan dosen senior UIN Malang yang kini justru diusir dari tempat tinggalnya sendiri, setelah dengan ikhlas mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk jalan umum.

Konflik yang awalnya hanya soal sengketa tapal batas, kini diklaim telah bereskalasi menjadi tekanan sistematis yang memaksa Yai Mim dan istri meninggalkan rumah mereka di kawasan Karangbesuki, Kota Malang.

Melalui akun Instagram pribadinya, @mohammad_imam_muslimin, Yai MIM meluruskan narasi yang beredar. Ia menegaskan bahwa dirinya dan istri sama sekali tidak berniat menarik kembali tanah yang telah mereka wakafkan untuk dijadikan jalan umum.

“Saya dan istri tidak ada sedikitpun keinginan menarik tanah yang sudah kami waqafkan untuk jalan umum. Silahkan semua orang boleh menggunakannya untuk lewat dengan nyaman tanpa gangguan, termasuk rental mobil @s.a.d_sejahtera_global,” tulis Yai MIM dalam postingannya tersebut.

Sontak unggahan tersebut memantik reaksi beragam dari netizen di media sosial:

@Ahmad_Santoso92: “Sedih lihat kondisi Yai Mim. Niat baik berwakaf malah dibalas seperti ini. Semoga ada keadilan untuk beliau. 😔 #JusticeForYaiMim”

@Surya_Wijaya: “Kalau memang tanah statusnya sudah wakaf untuk jalan umum, ya jangan dipakai untuk kepentingan pribadi. Ini jelas salah! Dukung Yai Mim!”

@Mbak_Lia87: “Sedih banget bacanya. Orang baik malah diteror. Kapan ya masyarakat kita bisa menghargai para ulama dengan baik? 🤲”

Eks Dosen UIN Malang, Yai MIM: Konflik Bukan Soal Jalan, Tapi Penyalahgunaan Wakaf

IDPOST.ID – Eks dosen UIN Malang Imam Muslimin atau Yai MIM akhirnya angkat bicara memberikan klarifikasi terkait akar konfliknya dengan tetangga, Sahara, yang telah viral dan berujung pada sanksi dari kampusnya.

Melalui akun Instagram pribadinya, @mohammad_imam_muslimin, Yai MIM meluruskan narasi yang beredar.

Ia menegaskan bahwa dirinya dan istri sama sekali tidak berniat menarik kembali tanah yang telah mereka wakafkan untuk dijadikan jalan umum.

“Saya dan istri tidak ada sedikitpun keinginan menarik tanah yang sudah kami waqafkan untuk jalan umum. Silahkan semua orang boleh menggunakannya untuk lewat dengan nyaman tanpa gangguan, termasuk rental mobil @s.a.d_sejahtera_global,” tulis Yai MIM dalam postingannya tersebut.

Namun, ia memberikan penekanan pada poin yang menjadi pokok perselisihan. Menurutnya, masalah muncul ketika jalan umum yang statusnya sudah waqaf itu dialihfungsikan untuk kepentingan komersial dan pribadi oleh tetangganya.

“Tapi jangan pakai jalan umum untuk parkir dan kandang wedus,” tegasnya dalam unggahan itu.

Klarifikasi ini memberikan perspektif baru yang selama ini tenggelam oleh narasi video perdebatan yang penuh emosi.

Yai MIM mencoba menjelaskan bahwa konflik bukanlah tentang pelarangan penggunaan jalan, melainkan tentang penyimpangan dari tujuan awal waqaf, yaitu untuk fasilitas umum (fasum) yang dapat dinikmati semua warga.

Dia merasa bahwa tindakan tetangganya yang menggunakan lahan waqaf untuk kepentingan usaha rental mobilnya, bahkan berencana membuat kandang kambing (“wedus”), telah melanggar prinsip dan nilai dari ikrar waqaf itu sendiri.

Hal inilah yang diduga memicu protes dari Yai MIM, yang sebagai pemberi waqaf merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga amanah tersebut.

Pasca klarifikasi ini, perhatian publik pun beralih kepada pihak tetangga, Sahara, untuk menanggapi tuduhan penyalahgunaan tanah wakaf tersebut.

Viral Klarifikasi Yai MIM Eks Dosen UIN Malang, Netizen: Salut, Tetap Sabar Meski Diframing Jelek

IDPOST.ID – Klarifikasi yang dibeberkan oleh Imam Muslimin atau Yai MIM eks dosen UIN Malang mengenai konflik dengan tetangganya ternyata berhasil mengubah opini publik.

Alih-alih mencela, warganet justru ramai-ramai memberikan dukungan kepada dosen nonaktif UIN Malang tersebut setelah memahami bahwa akar masalahnya adalah isu penyalahgunaan tanah wakaf.

Komentar-komentar mendukung membanjiri kolom unggahan Instagram Yai MIM. Banyak netizen yang menyoroti kesalahan fundamental dalam pemanfaatan lahan yang sudah berstatus wakaf.

“Oalah… ternyata tetangganya yg playing victim toh,” tulis akun @donnyoktora, yang mewakili perasaan banyak orang yang merasa telah tertipu oleh narasi awal dari video yang hanya menampilkan momen emosional.

Akun @just.lely juga berkomentar, “Tanah wakaf utk fasum malah mau d pke pribadi.. tetangga nya gmn ini 🥲🥲🥲.” Komentar ini menyentuh esensi masalah, yaitu penyimpangan dari tujuan wakaf untuk fasilitas umum menjadi kepentingan komersial pribadi.

Warganet lain, @ahmad_ks_mbo, memberikan solusi praktis: “Ukur ulang saja ke BPN. Tunjukan nanti Sertifikat dan Surat Wakafnya. Wakaf yg tidak digunakan sebagaimana ikrar wakaf maka batal.” Saran ini mengacu pada aturan hukum yang jelas tentang keabsahan wakaf.

Beberapa komponen lain menilai Yai MIM justru menjadi korban “framing” atau pembingkaian berita yang tidak utuh.

Akun @pak.firdaus menulis, “Dari awal aku udah komen tetangganya itu salah, tp karna yai MIM ada adegan jatuh² & orang² pada fokusnya kesitu bukan ke akar masalahnya.”