Warganet Serbu Akun TikTok Wali Kota Malang, Desak Tangani Kasus Yai Mim vs Sahara

IDPOST.ID – Akun TikTok resmi Walikota Malang Wahyu Hidayat (@pakmbois.malang) diserbu ratusan komentar warganet yang mendesak pemimpin kota itu turun tangan menangani kasus KH Muhammad Imam Muslimin (Yai Mim). Dosen UIN Malang itu didesak keluar dari rumahnya sendiri di kawasan Karangbesuki.

Desakan ini muncul di kolom komentar unggahan Walikota tentang penghargaan Indonesia Halal Award yang diterima Kota Malang. Warganet mempertanyakan kesigapan pemimpin kota menyikapi kasus yang telah viral nasional tersebut.

“Udah seviral itu masalah yai mim, walikota malang masih tutup mata kah?” tulis akun @nam!!! yang mendapat ratusan like dan respons setuju dari netizen lainnya.

Komentar serupa datang dari @Rahul amin: “Minimal tidak tutup mata pak, penghargaan apik bantu rakyatnya sulit.” Sementara @Butterfly🦋 menyindir, “Bapak walikota tah? Aku kira di malang gk ada walikota nya.”

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemkot Malang mengenai desakan warganet tersebut. Kasus yang awalnya sengketa tetangga ini kini berkembang menjadi ujian bagi responsivitas pemerintah daerah.

Yang menarik, unggahan tentang penghargaan pada 25 September 2025 itu justru menjadi magnet kritik. @salmikids menyindir: “Pemimpin butuh rakyat saat pemilu doang 😂😂”

Kritik paling tajam datang dari @Literasi: “TOLONG JELASKAN FUNGSI SOSIAL MEDIA WALIKOTA JIKA TIDAK UNTUK MENDENGARKAN ASPIRASI!”

Fenomena ini menunjukkan gap antara narasi resmi pemerintah dengan masalah riil yang dihadapi warga. Seperti dikomentari @exyourss_: “Samen gak mboiss blas pakk, ono sing lagii rame ga ditoleh blass.”

Viral Konflik Yai Mim vs Sahara di Malang, Netizen Ungkap 8 Fakta yang Bikin Publik Berpaling

IDPOST.ID – Konflik antara KH Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim, dosen senior UIN Malang, dengan tetangganya, Sahara, terus menjadi sorotan.

Kini, seorang netizen dengan akun TikTok @zramlni_ membagikan delapan fakta yang disebutkan dapat mengungkap duduk persoalan sebenarnya.

Fakta-fakta tersebut dibagikan dalam kolom komentar unggahan IDPOST tentang nasib Yai Mim yang harus meninggalkan rumahnya sendiri di kawasan Karangbesuki, Kota Malang, usai mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk jalan umum.

Berikut 8 fakta yang diungkap netizen berdasarkan penelusuran @zramlni_:

1. Asal Usul Kepemilikan Tanah

    Yai Mim membeli tanah di Kavling Depag III, Malang, pada 2008 dan mulai membangun rumah pada 2022. Sebagian tanah diwakafkannya secara lisan untuk jalan umum. Sahara dan suaminya hanya mengontrak rumah di sebelahnya.

    2. Awal Mula Konflik

    Awalnya hubungan baik. Masalah muncul ketika mobil-mobil rental Sahara diparkir semrawut hingga mengganggu. Saat dibicarakan ke Sahara dan Ketua RT, justru Sahara memancing emosi Yai Mim, merekamnya, dan mengedit video seolah menjadi korban untuk diunggah di TikTok.

    3. Dukungan Netizen Berbalik

    Awalnya netizen mendukung Sahara. Setelah fakta terungkap, netizen menyerbu akun TikTok Sahara dengan komentar pedas. Yai Mim justru sudah terlanjut dihujat dan dilaporkan ke kampusnya agar diberhentikan sebagai dosen.

    Yai Mim Keturunan Sunan Ampel, Hafidz Qur’an dan Eks Dosen UIN Malang, Terusir Usai Wakafkan Tanah

    IDPOST.ID – Nasib malang seorang bernama KH Muhammad Imam Muslimin, yang akrab disapa Yai Mim. Sang ulama, yang merupakan keturunan ke-6 dari Sunan Ampel dan Sunan Bonang, justru harus terusir dari rumahnya sendiri di kawasan Karangbesuki, Kota Malang.

    Pengusiran ini terjadi setelah ia dengan ikhlas mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk dijadikan jalan umum.

    Konflik yang awalnya hanya sengketa tapal batas, dalam sebuah video yang viral, terlihat ia menghadapi tekanan dari tetangganya, yang berujung pada keputusannya untuk meninggalkan tempat tinggalnya.

    “Saya dan istri tidak ada sedikitpun keinginan menarik tanah yang sudah kami waqafkan untuk jalan umum. Silahkan semua orang boleh menggunakannya untuk lewat dengan nyaman tanpa gangguan,” tulis Yai Mim dalam klarifikasinya di Instagram, @mohammad_imam_muslimin.

    Namun, niat baiknya itu berbalas pahit. Alih-alih dihargai, ia justru merasa diteror dan dipersulit, hingga akhirnya memilih mengungsi untuk menghindari konflik yang semakin memanas.

    Netizen Geram: Mana Perlindungan untuk Ulama?

    Melihat nasib yang menimpa Yai Mim, netizen ramai-ramai menyuarakan kemarahan dan dukungan mereka. Banyak yang tidak percaya bahwa seorang ulama dan dosen senior UIN Malang, yang masih memiliki darah biru Walisongo, diperlakukan sedemikian rupa.

    “Sedih lihat kondisi Yai Mim. Niat baik berwakaf malah dibalas seperti ini. Semoga ada keadilan untuk beliau. 😔 #JusticeForYaiMim,” tulis akun @Ahmad_Santoso92.

    “Ini harus diselesaikan secara hukum yang jelas. Jangan sampai yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. #SelesaikanSengketaYaiMim,” desak akun @Fajar_Justice.

    Gara-gara Wakafkan Tanah untuk Jalan, Kini Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Harus Diusir dari Rumahnya?

    IDPOST.ID – Nasib pahit harus dialami KH Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim. Ulama dan dosen senior UIN Malang yang kini justru diusir dari tempat tinggalnya sendiri, setelah dengan ikhlas mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk jalan umum.

    Konflik yang awalnya hanya soal sengketa tapal batas, kini diklaim telah bereskalasi menjadi tekanan sistematis yang memaksa Yai Mim dan istri meninggalkan rumah mereka di kawasan Karangbesuki, Kota Malang.

    Melalui akun Instagram pribadinya, @mohammad_imam_muslimin, Yai MIM meluruskan narasi yang beredar. Ia menegaskan bahwa dirinya dan istri sama sekali tidak berniat menarik kembali tanah yang telah mereka wakafkan untuk dijadikan jalan umum.

    “Saya dan istri tidak ada sedikitpun keinginan menarik tanah yang sudah kami waqafkan untuk jalan umum. Silahkan semua orang boleh menggunakannya untuk lewat dengan nyaman tanpa gangguan, termasuk rental mobil @s.a.d_sejahtera_global,” tulis Yai MIM dalam postingannya tersebut.

    Sontak unggahan tersebut memantik reaksi beragam dari netizen di media sosial:

    @Ahmad_Santoso92: “Sedih lihat kondisi Yai Mim. Niat baik berwakaf malah dibalas seperti ini. Semoga ada keadilan untuk beliau. 😔 #JusticeForYaiMim”

    @Surya_Wijaya: “Kalau memang tanah statusnya sudah wakaf untuk jalan umum, ya jangan dipakai untuk kepentingan pribadi. Ini jelas salah! Dukung Yai Mim!”

    @Mbak_Lia87: “Sedih banget bacanya. Orang baik malah diteror. Kapan ya masyarakat kita bisa menghargai para ulama dengan baik? 🤲”

    Eks Dosen UIN Malang, Yai MIM: Konflik Bukan Soal Jalan, Tapi Penyalahgunaan Wakaf

    IDPOST.ID – Eks dosen UIN Malang Imam Muslimin atau Yai MIM akhirnya angkat bicara memberikan klarifikasi terkait akar konfliknya dengan tetangga, Sahara, yang telah viral dan berujung pada sanksi dari kampusnya.

    Melalui akun Instagram pribadinya, @mohammad_imam_muslimin, Yai MIM meluruskan narasi yang beredar.

    Ia menegaskan bahwa dirinya dan istri sama sekali tidak berniat menarik kembali tanah yang telah mereka wakafkan untuk dijadikan jalan umum.

    “Saya dan istri tidak ada sedikitpun keinginan menarik tanah yang sudah kami waqafkan untuk jalan umum. Silahkan semua orang boleh menggunakannya untuk lewat dengan nyaman tanpa gangguan, termasuk rental mobil @s.a.d_sejahtera_global,” tulis Yai MIM dalam postingannya tersebut.

    Namun, ia memberikan penekanan pada poin yang menjadi pokok perselisihan. Menurutnya, masalah muncul ketika jalan umum yang statusnya sudah waqaf itu dialihfungsikan untuk kepentingan komersial dan pribadi oleh tetangganya.

    “Tapi jangan pakai jalan umum untuk parkir dan kandang wedus,” tegasnya dalam unggahan itu.

    Klarifikasi ini memberikan perspektif baru yang selama ini tenggelam oleh narasi video perdebatan yang penuh emosi.

    Yai MIM mencoba menjelaskan bahwa konflik bukanlah tentang pelarangan penggunaan jalan, melainkan tentang penyimpangan dari tujuan awal waqaf, yaitu untuk fasilitas umum (fasum) yang dapat dinikmati semua warga.

    Dia merasa bahwa tindakan tetangganya yang menggunakan lahan waqaf untuk kepentingan usaha rental mobilnya, bahkan berencana membuat kandang kambing (“wedus”), telah melanggar prinsip dan nilai dari ikrar waqaf itu sendiri.

    Hal inilah yang diduga memicu protes dari Yai MIM, yang sebagai pemberi waqaf merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga amanah tersebut.

    Pasca klarifikasi ini, perhatian publik pun beralih kepada pihak tetangga, Sahara, untuk menanggapi tuduhan penyalahgunaan tanah wakaf tersebut.

    Profil Yai MIM, Eks Dosen UIN Malang yang Diusir dari Rumahnya Sendiri Ternyata Keturunan Sunan Ampel

    IDPOST.ID – Siapa sebenarnya KH Muhammad Imam Muslimin atau Yai MIM, ulama yang menjadi sorotan setelah diusir dari rumahnya sendiri pasca viral dengan dengan tetangganya yaitu Sahara?

    Ternyata, pria kelahiran Blitar, 11 Maret 1966 ini adalah figur multidimensi yang kiprahnya tidak main-main di dunia pendidikan dan keagamaan.

    Yai MIM merupakan dosen senior di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Tidak hanya aktif di kampus, dia juga dikenal sebagai pengasuh dua pondok pesantren, yaitu PP. Anshofa yang didirikannya pada 2007 dan PP. Bayt Al Qur’an Nurus Shafa (BaiQu NUsa) yang berdiri tahun 2021. Dedikasinya dalam mencetak generasi Qur’ani tidak diragukan lagi.

    Darah ulama memang mengalir deras dalam dirinya. Yai MIM menyatakan diri sebagai keturunan ke-6 dari dua Wali Songo terkemuka, Sunan Ampel dan Sunan Bonang.

    Jejak keilmuannya dibangun sejak dini. Pendidikan formalnya dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Qodiriyah dan berlanjut ke Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bakung serta MA Al Kamal Kunir Wonodadi.

    Di usia remaja, ia telah tekun mendalami ilmu agama di Pesantren Terpadu Al Kamal di bawah asuhan ulama besar KH. A. Tohir Wiajaya. Di pesantren inilah ia mendalami Fiqh, Bahasa Arab, Tafsir, dan Tasawuf.

    Perjalanan akademis formalnya berlanjut ke IAIN Sunan Ampel jurusan Bahasa Arab hingga meraih gelar doktor dari UIN Malang pada 2012.