IDPOST.CO.ID – Ukraina gunakan kendaraan udara tak berawak (UAV) bermuatan bom untuk menyerang sebuah pabrik di wilayah Tatarstan, Rusia.
Wilayah tersebut berjarak lebih dari 1.200 km dari wilayah Ukraina yang tidak diduduki.
Serangan itu merupakan serangan terdalam militer Ukraina dalam konflik tersebut hingga saat ini.
Pabrik di kota Yelabuga diyakini sebagai tempat perakitan UAV Shahed yang diimpor ke Rusia dari Iran dan diserang sekitar pukul 05:45 waktu setempat pada tanggal 2 April 2024.
Video serangan yang diposting online oleh media Rusia menampilkan UAV berisi bom yang menukik dari pesawat ringan ke lokasi pabrik dan menyebabkan ledakan besar. Lokasi serangan telah diverifikasi oleh saluran media seperti Reuters.
Intelijen militer Ukraina melaporkan bahwa serangan tersebut “menyebabkan kerusakan signifikan pada fasilitas produksi,” meskipun klaim ini dibantah oleh pemimpin regional Tatarstan.
UAV yang digunakan tampaknya berbasis pada pesawat ultralight A-22 Foxbat dua kursi yang dibuat oleh perusahaan kedirgantaraan Ukraina, Aeroprakt. Pesawat ini memiliki jangkauan maksimum 1.100 km dan daya tahan 10 jam, yang memungkinkannya mencapai Yelabuga dari Ukraina dengan muatan bom.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana pesawat ringan dengan kecepatan rendah dapat melewati wilayah udara Rusia tanpa terdeteksi, terutama dalam konteks konflik yang sedang berlangsung.
Ukraina telah menggunakan UAV bermuatan bom untuk menyerang infrastruktur Rusia selama beberapa bulan, mencapai beberapa target. Pada Januari, sebuah terminal gas diserang di St Petersburg, sekitar 900 km dari perbatasan Ukraina.
UAV Ukraina dilengkapi dengan kemampuan mengikuti medan yang ditingkatkan dengan kecerdasan buatan, memungkinkannya mencapai target tanpa bantuan stasiun bumi dan dapat menghindari pertahanan udara Rusia.
Serangan seperti ini memaksa Rusia untuk menyebarkan pertahanan udara mereka ke wilayah yang lebih luas, meskipun kerusakan yang disebabkan seringkali tidak signifikan.