Retno menambahkan, bahwa program tersebut untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dengan memastikan ketersediaan air irigasi bagi lahan sawah, terutama pada musim kemarau.
“Saat ini wilayah sekitar lokasi sering mengalami kekeringan. Dengan adanya sumur dalam ini tetap terjaga meskipun musim kemarau,” katanya.
Ketua kelompok tani Wajar Nugroho, (45) mengatakan, bahwa bangunan seperti toilet tersebut merupakan bangunan untuk menyimpan selang air dan disamping bangunan itu ada sebuah sumur dalam.
“Sumur dalam itu ada dua sumur dan ada satu rumah pompa. Satu sumur dalam dapat mengairi 10 sampai 15 hektar area persawahan,” katanya.
Wajar mengutarakan, warga yang mengupload di medsos hingga viral tersebut tidak mengetahui kalau ada dua sumur dalam ditempat terpisah.
“Bantuan sebesar Rp 112,8 juta tersebut berwujud uang dan dikerjakan oleh kelompok tani. Uang sejumlah itu buat dua sumur dalam dan satu rumah pompa panel listrik,” ujar dia.