IDPOST.ID – Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, atau akrab disapa Mas Ibin, yang larut dalam pesona pentas pagelaran wayang kulit Ki Refan Atmaja Sugiarto, S.Sn dan Ki Luthfi Endar Prasetyo, S.Sn.
Pementasan wayang kulit ini adalah puncak dari rangkaian Upacara Adat Bersih Desa Bendogerit 2025, yang telah digelar sejak 22 Mei.
Mulai dari nyadran ke makam leluhur Mbah Imam Suwongso, kesenian jaranan, hingga istighotsah, seluruhnya bukan sekadar seremoni tahunan.
Lebih dari itu, acara ini menjadi ruang ekspresi kolektif, memadukan spiritualitas, kebudayaan, dan pembangunan sosial yang kental terasa.
Mas Ibin menegaskan, Bersih Desa bukan hanya tradisi, melainkan cermin rasa syukur dan harapan yang terpadu dalam satu nafas.
“Ini bukan sekadar ritual, tapi doa dan penghormatan atas warisan leluhur yang masih relevan hingga kini,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh aparatur kelurahan dan masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya lokal sebagai warisan untuk generasi mendatang.
“Membangun masa depan harus berakar pada penghargaan terhadap budaya kita sendiri,” tegasnya.
Menurut Mas Ibin, kegiatan ini juga memperkuat modal sosial sekaligus membuka potensi pariwisata budaya. Ia mengapresiasi semangat gotong royong warga Bendogerit yang ikut menyukseskan rangkaian acara.
“Ini simbol rasa syukur yang harus kita dukung bersama. Budaya bukan hanya identitas, tapi juga potensi wisata,” katanya tegas.
Lurah Bendogerit, Aruna Indriya Wijayanti, menambahkan, Bersih Desa 2025 merefleksikan semangat kolektif menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat
“Kami hadirkan berbagai unsur, dari religi hingga seni pertunjukan. Semua lapisan masyarakat terlibat. Ini bukan pesta, tapi proses merawat kebersamaan,” ungkap Aruna.
Program pemberdayaan ekonomi lokal juga mendapat perhatian, seperti bazaar UMKM yang digelar 24 dan 27 Mei.
“Kami ingin budaya dan ekonomi tumbuh beriringan. Ini pembangunan yang berpihak pada masyarakat,” tambahnya.
Malam puncak ditutup dengan tawa dan kegembiraan saat Cak Percil CS tampil diiringi musik Trio Semongko asal Sendangtirto.
Humor, gamelan, dan kebersamaan menyatu, membuktikan tradisi bisa hidup berdampingan dengan zaman.
Bersih Desa Bendogerit bukan sekadar agenda tahunan, melainkan simbol kuat keberlanjutan budaya dalam perkotaan.
Dengan dukungan Wali Kota dan pemerintahan kelurahan, acara ini menjadi jembatan erat antara budaya dan pembangunan.