Peristiwa

Kontroversi Panas Penampilan Nathalie Holscher di Kelab Malam Sidrap: Dinilai Tidak Sesuai Nilai Lokal

×

Kontroversi Panas Penampilan Nathalie Holscher di Kelab Malam Sidrap: Dinilai Tidak Sesuai Nilai Lokal

Sebarkan artikel ini
Kontroversi Panas Penampilan Nathalie Holscher di Kelab Malam Sidrap: Dinilai Tidak Sesuai Nilai Lokal

IDPOST.CO.ID – Penampilan Nathalie Holscher sebagai disc jockey (DJ) di sebuah kelab malam di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, memicu gelombang kritik tajam dari berbagai kalangan.

Aksi menerima saweran dalam jumlah fantastis hingga miliaran rupiah saat tampil dianggap jauh dari norma kesopanan dan budaya masyarakat setempat.

Video viral yang memperlihatkan Nathalie menerima tumpukan uang di atas panggung menjadi bukti nyata betapa tidak pantasnya perilaku tersebut dalam konteks sosial Sidrap yang dikenal menjunjung tinggi nilai kesederhanaan dan tata krama.

Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, secara tegas mengecam tindakan itu karena dinilai merusak citra daerah serta mengabaikan adat istiadat lokal.

Meski mendapat kecaman keras, Nathalie justru memilih bersikap defensif melalui klarifikasi di akun Instagram pribadinya

Ia beralasan bahwa kehadirannya semata-mata menjalankan tugas profesional sebagai DJ tanpa niat buruk apapun.

Pernyataan ini justru menimbulkan pertanyaan tentang sikap kurang peka terhadap budaya dan norma masyarakat setempat.

Nathalie juga menganggap saweran sebagai bentuk penghargaan dari penonton, padahal banyak pihak melihatnya sebagai simbol konsumsi berlebihan dan perilaku tidak terpuji yang seharusnya tidak ditampilkan secara terbuka apalagi di daerah dengan nilai-nilai tradisional kuat seperti Sidrap.

Lebih jauh lagi, mantan istri komedian Sule ini tampak enggan bertanggung jawab atas kontroversi yang muncul.

Ia mempertanyakan alasan namanya dijadikan sasaran protes terkait keberadaan kelab malam tersebut—padahal sebenarnya masalah utama adalah eksistensi tempat hiburan malam itu sendiri yang bertentangan dengan kearifan lokal.

Sikap seperti ini menunjukkan kurangnya empati serta pemahaman terhadap sensitivitas sosial masyarakat sekitar. Alih-alih meredakan ketegangan, pernyataan Nathalie justru memperkeruh suasana dan membuat publik semakin kecewa.

Kekecewaan juga dirasakan oleh warga Sidrap yang merasa nilai-nilai luhur mereka diinjak-injak oleh aksi hedonistik semacam itu.

Kejadian ini membuka kembali perdebatan tentang pengaruh budaya luar terhadap kehidupan tradisional Indonesia serta perlunya pengawasan lebih ketat terhadap aktivitas hiburan malam agar tidak merusak moral generasi muda.

Secara keseluruhan, insiden ini menjadi cermin betapa pentingnya menghormati adat istiadat lokal ketika seseorang tampil atau berkarya di suatu daerah agar tidak menimbulkan konflik sosial maupun kerugian reputasi bagi semua pihak terkait.