Peristiwa

Universitas Boyolali Dampingi Petani Muda Tunggal Rabuk di Desa Kragilan

×

Universitas Boyolali Dampingi Petani Muda Tunggal Rabuk di Desa Kragilan

Sebarkan artikel ini
Universitas Boyolali Dampingi Petani Muda Tunggal Rabuk di Desa Kragilan

IDPOST.ID – Universitas Boyolali melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2025 yang menyasar komunitas petani muda Tunggal Rabuk di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

Program ini diinisiasi oleh tim dosen Universitas Boyolali penerima hibah PKM dari Kemendikbudristek, yakni Topan Setiawan, Fanny Hendro Aryo Putro, dan Etty Sri Hertini. Kegiatan difokuskan pada tiga bidang pendampingan: penguatan kapasitas produksi dan tata kelola usaha, teknik digital marketing, serta pengelolaan website komunitas.

“Kami ingin petani muda di desa tidak hanya kuat di produksi, tapi juga melek digital agar lebih siap bersaing,” ujar Topan Setiawan mewakili tim dosen.

Dalam sesi penguatan kapasitas produksi dan tata kelola usaha, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Boyolali Ir. Sigit Muryanto, MP, menekankan pentingnya efisiensi produksi, pengelolaan bahan baku, dan strategi manajemen usaha agar komunitas bisa berkembang mandiri dan berkelanjutan.

Materi teknik digital marketing disampaikan oleh Dra. Wahyuning Chumaeson, yang memaparkan strategi pemasaran berbasis media sosial, pengelolaan konten kreatif, serta pemanfaatan platform digital untuk memperluas jaringan pasar.

Sementara itu, Muhammad Abdul Aziz memandu pelatihan pengelolaan website meliputi desain, manajemen konten, dan optimalisasi situs sebagai sarana promosi.

Selain melibatkan dosen, program ini juga mengikutsertakan lima mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Teknik Informatika Universitas Boyolali yang terjun langsung mendampingi praktik digital marketing dan pengelolaan teknologi.

Melalui program PKM ini, komunitas Tunggal Rabuk menerima hibah berupa mesin pembuat kompos, mesin penjahit karung, dan website komunitas.

Fasilitas tersebut diharapkan menunjang proses produksi, efisiensi distribusi, serta memperluas akses pasar hasil pertanian organik.

Perwakilan Paguyuban Tunggal Rabuk, Wisnu Tri Guritno, mengapresiasi pendampingan dari Universitas Boyolali.

“Selama ini kami hanya fokus pada produksi, tapi lewat pendampingan ini kami jadi tahu cara mengelola usaha dan memasarkan produk secara digital. Ini sangat membantu kami untuk maju,” ujarnya.

Ratno, anggota komunitas lainnya, menambahkan bahwa bantuan hibah sangat bermanfaat.

“Mesin pembuat kompos dan mesin jahit karung membuat pekerjaan lebih cepat dan rapi. Sementara website membuka peluang agar produk kami dikenal lebih luas, bahkan sampai luar Boyolali,” ungkapnya.

Universitas Boyolali menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pemberdayaan masyarakat desa, khususnya komunitas petani muda, agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memperkuat ekonomi lokal berbasis pertanian berkelanjutan.