Boyolali,Idpost.Id – Puluhan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Boyolali mengikuti kegiatan Training of Trainer (TOT) Modul Menengah Softskill. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pendidik agar mampu membekali siswa dengan keterampilan nonteknis yang relevan dengan dunia kerja.
Selama beberapa hari pelatihan, para guru mendapat materi tentang integrasi softskill dalam proses belajar mengajar, mulai dari kemampuan komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, hingga etos kerja.
Pemateri dari Childfund, Budi Setia, menjelaskan pembekalan pertama yang diberikan adalah public speaking. “Langkah awal dalam diklat ini yaitu public speaking. Sebab, ini sangat penting bagi seorang guru. Mereka harus menguasai terlebih dahulu keterampilan berbicara di depan publik agar siswa tidak bosan saat pembelajaran,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).
Budi menambahkan, modul menengah terdiri atas 10 materi yang dibagi dalam empat hari pertemuan. “Materi pertama tentang potensi diri yang akan diukur melalui tes psikologi. Selanjutnya ada materi tentang kepercayaan diri, literasi teknologi, hingga mentablok,” jelasnya.
Hingga saat ini, Childfund telah bekerja sama dengan 15 SMK di Indonesia dalam pengembangan softskill. Tujuannya agar karakter siswa semakin berkembang dan mampu beradaptasi dengan tantangan zaman. “Kita ingin mengarahkan generasi muda agar lebih produktif, tidak hanya terjebak pada hal-hal instan,” tambah Budi.
Salah seorang guru dari SMKN 1 Sawit Boyolali, Sukardi, menyambut baik pelatihan ini. Menurutnya, TOT softskill sangat membantu guru dalam membekali siswa. “Ini angkatan kedua. Pada modul dasar, sasaran kami kelas 10, sedangkan modul menengah ditujukan untuk kelas 11. Hasilnya sangat membantu keberhasilan siswa,” tuturnya.
Sukardi menambahkan, materi literasi keuangan juga menjadi hal penting dalam pelatihan ini. “Pengelolaan keuangan setelah lulus sekolah sangat krusial. Nantinya siswa bisa lebih siap ketika harus bekerja, berwirausaha, atau menempuh jalur lain setelah tamat,” tandasnya.
